NovelToon NovelToon
Jejak Metamorfosa

Jejak Metamorfosa

Status: sedang berlangsung
Genre:Menyembunyikan Identitas / Trauma masa lalu / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:153
Nilai: 5
Nama Author: Garni Bee

Di balik nama Alysa Kirana Putri, tersembunyi tiga kepribadian yang mencerminkan luka dan pencariannya akan kebebasan. Siapakah "Putri," anak ceria yang selalu tersenyum, namun menyembunyikan ribuan cerita tak terucapkan? Apa yang disembunyikan "Kirana," sosok pemberontak yang melawan bukan untuk menang, tetapi untuk bertahan dari tekanan? Dan bagaimana "Alysa," jiwa yang diam, berjalan dalam bayang-bayang dan bisu menghadapi dunia yang tak pernah memberinya ruang?

Ketika tuntutan orang tua, perundungan, dan trauma menguasai hidupnya, Alysa menghadapi teka-teki terbesar: apakah ia mampu keluar dari kepompong harapan dan luka menjadi kupu-kupu yang bebas? Atau akankah ia tetap terjebak dalam tekanan yang terus menjeratnya? Semua jawabannya tersembunyi dalam jejak langkah hidupnya, di antara tiga kepribadian yang saling bertaut namun tak pernah menyatu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Garni Bee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bukti yang tak lengkap

Aku tidak tahu dari mana keberanian itu muncul. Mungkin karena aku sudah terlalu lelah. Mungkin juga karena aku mulai sadar, kalau aku tidak melakukan apa-apa, aku akan terus dihancurkan tanpa ada yang peduli. 

Aku mempersiapkan semuanya dengan hati-hati. Aku menyembunyikan ponsel itu di dalam saku rok, memastikan suaranya mati agar tidak ketahuan. Aku tidak tahu apakah rencanaku akan berhasil atau tidak, tapi aku harus mencobanya. 

...

*Flashback on- Rekaman Suara 

"Alysa, lo itu nyebelin banget tau gak?" suara Rindi terdengar jelas, diikuti dengan tawa kecil dari Rindu. 

"Iya, kayak gak ngerti situasi. Mau sok baik tapi malah nyusahin," Rindu menimpali dengan nada sinis. 

Aku duduk di bangku ku, menunduk diam. Tanganku gemetar di bawah meja, meremas rok seragamku.

Aku menggigit bibir. Aku ingin membalas, ingin mengatakan sesuatu, tapi.. aku tidak bisa.

Aku tahu kalau aku menjawab, mereka hanya akan makin menjadi. 

Rekaman terus berjalan. Mereka terus mencaciku dengan kata-kata tajam, seakan aku bukan manusia, seakan aku hanya sesuatu yang mereka benci tanpa alasan yang jelas. 

Dan yang paling aneh? Wilona diam. Dia ada di sana, aku tahu itu. Tapi dia tidak berbicara. Dia hanya mendengarkan, membiarkan si kembar melakukan semuanya. 

Aku tahu dia pintar. Dia selalu tahu cara membuat dirinya bersih dari segala hal yang terjadi. 

*Flashback off - Bukti Ditunjukkan

...

Aku berdiri di depan kelas, jantungku berdetak kencang. Aku menggenggam ponsel erat-erat, mencoba menahan gugup. 

"Ini buktinya," kataku, menekan tombol play. 

Ruangan itu hening, hanya ada suara rekaman yang menggema di antara kami. 

Satu per satu, ekspresi teman-teman kelas mulai berubah. Ada yang terkejut, ada yang melirik si kembar dengan tatapan tidak percaya. 

"Gila, selama ini mereka sejahat itu?" bisik seseorang. 

"Alysa gak bohong ternyata..." 

Si kembar tampak pucat. Rindi membuka mulutnya, ingin membela diri, tapi tidak ada yang percaya. 

"Bukan gitu... itu—itu gak seperti yang kalian pikir—" 

"Gak usah ngeles," potong seseorang dengan nada tegas. 

Akhirnya, setelah sekian lama, orang-orang mulai percaya padaku lagi. 

...

Setelah kejadian itu, semua orang mulai menjauhi si kembar. Mereka kehilangan teman, kehilangan pengaruh yang mereka punya. 

"Wilona, Alysa, mending kalian berdua mulai sekarang jangan bareng si kembar lagi deh, kasian kalian nya tertekan." kata salah satu teman kami.

"Mending kalian sama Suci aja, dia sendiri terus tuh kasian, ya walau kita akui dia orangnya ekstrovert sih, tapi seenggaknya dia sekarang ada temen barengan. Kalian berdua mau kan?" 

Suci? 

Aku menoleh ke arahnya. Seperti apa yang teman lain bilang tentang nya—ceria.

"Aku sih oke-oke aja," katanya Wilona santai. "Aku nganggep semua orang teman, kok!" 

"Kalau kamu gimana, Alysa?" Tanya teman yang lain.

Aku merasa akan ada rintangan baru setelah ini, tapi aku tak ada pilihan lain. Bagaimana pun aku ingin mempunyai seorang teman.

"Eumm..aku ngikut gimana baik nya aja deh,"

Rindi dan Rindu terlihat kesal.

Tapi aku tidak peduli. 

Akhirnya, aku bisa bernapas sedikit lebih lega. 

Tapi... kenapa aku masih merasa ada yang salah? 

Aku melirik ke arah Wilona. Dia tersenyum tipis, seolah menikmati semua ini. 

Aku sadar. 

Dia masih di sini. 

Dan permainannya belum selesai. 

...

Setelah kejadian itu, suasana di sekolah mulai sedikit berubah. Si kembar, Rindi dan Rindu, yang dulu sering menyebarkan ketakutan dan kebencian, kini harus menghadapi kenyataan bahwa mereka ditinggalkan oleh teman-teman mereka. Mereka dipaksa menerima kenyataan bahwa permainan mereka tidak lagi berjalan lancar.

Namun, aku masih merasa ada sesuatu yang mengganjal. Meskipun si kembar sudah dijauhi, Wilona masih tetap berada di sampingku. Senyumnya, tatapan matanya yang seakan selalu tahu segalanya—semuanya terasa sangat manipulatif. Dia seakan tidak terpengaruh dengan apa yang terjadi, masih berpura-pura baik di depan orang lain.

Di sekolah, semuanya tampak normal. Aku kembali ke kelas dengan sedikit ketenangan, meskipun perasaan cemas masih menggelayuti diriku. Aku tahu Wilona sedang mengamati setiap gerak-gerikku, menunggu waktunya untuk menjatuhkan aku lagi.

Saat itu, aku duduk di bangku kelas dengan tangan gemetar, membuka buku untuk memulai pelajaran. Aku bisa merasakan pandangan Wilona yang tajam dari sudut matanya, tetapi aku berusaha mengabaikannya. Aku memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Bagaimana kalau dia memanfaatkan kelemahanku lagi?

Aku menggigit bibir, mencoba menenangkan diri. Aku tidak bisa terus hidup dalam ketakutan seperti ini.

...

Hari itu, setelah pelajaran selesai, aku duduk sebentar di kelas. Siswa lainnya bergegas keluar menuju kantin atau pulang, tapi aku memilih untuk tetap di tempat. Aku merasa perlu waktu untuk memikirkan semuanya. Semua yang telah terjadi, semua yang aku rasakan.

Wilona tiba-tiba muncul di depan mejaku. Wajahnya tampak biasa saja, bahkan tersenyum seperti tak ada yang terjadi. "Alysa," suaranya lembut, "Kamu lagi mikirin apa? Gak mau ikut ke kantin?"

Aku menatapnya, mencoba membaca ekspresi wajahnya. Dia tahu, pasti, kalau aku sudah mulai mencurigainya. "Enggak, Wilona. Aku cuma... butuh waktu sendiri."

Wilona tertawa kecil, seolah tidak ada yang salah. "Ya, aku paham kok," katanya dengan nada yang terlalu manis untuk terasa tulus. "Tapi kalau ada masalah, jangan ragu buat ngomong sama aku, ya? Aku kan teman kamu."

Aku merasa ada yang tidak beres, tapi aku hanya mengangguk kecil. Aku tidak bisa menunjukkan ketakutanku padanya. Aku tidak mau dia tahu betapa besar pengaruhnya terhadap diriku, karena kalau dia tau aku takut dengannya maka ia akan semakin bahagia bahwa tujuan nya telah berhasil.

...

Aku tidak langsung pulang ke rumah. Papah selalu menjemputku, tapi aku merasa perlu sedikit waktu untuk menenangkan diri. Aku berjalan keluar dari gerbang sekolah dan duduk di bangku taman, berusaha menenangkan pikiran yang mulai berlarian.

Aku mendengar langkah kaki di belakangku. Aku menoleh, dan di sana, berdiri Ardi. Dengan senyum dan langkah yang ragu, perlahan ia mendekati ku. Entah kali ini mau apalagi dia.

"Alysa," katanya pelan, "Aku tahu kamu mulai merasa gak nyaman sama aku. Tapi aku mau temenan sama kamu, boleh?"

Deg

Suaranya terdengar begitu tulus, "Kenapa kamu terus ngikutin aku? Bahkan aku gak kenal kamu,"

Ardi tersenyum, tidak menjawab. Lalu ia memberikan satu permen lolipop lagi padaku.

Aku tidak terlalu suka jika ada laki-laki yang mendekati ku, maka dari itu aku selalu bersikap dingin pada siapa pun, "Maaf, maksud kamu apa ya selalu kasih aku permen kayak gini? Aku enggak bisa terima."

"Permen itu buat bantu kamu setiap kamu takut," jawabnya.

"Makasih, tapi aku gak butuh." Ucapku, lalu aku langsung pergi.

1
Black Jack
wah, jalan ceritanya bikin gue deg-degan 😱
Mulyani: wahh makasih dukungan nya, jangan ragu buat kasih masukan atau sarannya ya..
total 1 replies
Kakashi Hatake
Aku selalu menantikan update dari cerita ini. Jangan sampai berhenti menulis, thor!
Mulyani: Waaaah makasih dukungan nya! Ikutin terus update nya ya..Jangan lupa juga masukan nya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!