Nura sangat membenci Viona seorang gadis sholehah, cantik dan berprestasi di sekolahnya. Di hari ulang tahunnya, Nura merencanakan sesuatu yang jahat kepada Viona.
Dan akhirnya karena perbuatan Nura, Viona menyerahkan kesuciannya kepada pemuda asing.
Viona terpaksa menikah dengan pemuda lumpuh. Setelah hamil, Viona memutuskan lari meninggalkan suaminya dan mencari ayah dari anaknya.
Berhasilkah Viona menemukan ayah dari anaknya?
Ikut ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 Ayah Anakku Ternyata Suamiku
Hari menjelang subuh. Viona seperti biasa membangunkan Alvaro untuk sholat subuh. Alvaro dan Raka sholat subuh berjamaah di masjid bersama bapak-bapak kampung rumah terapung.
Setelah sholat subuh berjamaah, pak ustaz menyampaikan amanah dari bu Rani kepada para jamaah masjid. Bu Rani mengundang warga rumah terapung untuk sarapan bersama di rumahnya.
Viona terlihat membantu para ibu menyiapkan sarapan. Sarapan yang dibuat bersama-sama ibu rumah terapung yaitu nasi kuning.
Bu Rani merasa bersyukur karena Viona telah selamat dari maut. Oleh karena itu, bu Rani mengadakan selamatan untuk Viona dan calon bayinya agar sehat selalu dan selamat sampai lahiran.
Viona merasa terharu. Viona mengucapkan ribuan terima kasih kepada bu Rani dan ibu-ibu kampung rumah terapung atas kebaikan mereka. Viona bisa sehat kembali karena mereka.
Sebagai ucapan terima kasih kepada warga rumah terapung, Alvaro memerintahkan karyawannya mengantarkan sembako ke rumah bu Rani. Alvaro, Raka, dua orang karyawannya dan dibantu oleh warga membagikan sembako dan amplop secara merata.
"Bu Rani, Pak Ustaz dan semuanya. Dari lubuk hati saya yang paling dalam, terima kasih banyak tak terhingga kepada Anda semua. Anda semua telah menyelamatkan istri saya. Saya sangat berhutang budi kepada Anda semua. Terima kasih, terima kasih," Alvaro mengatupkan kedua tangannya.
Viona hanya bisa meneteskan air mata tanpa sanggup mengucapkan kata-kata sembari mengatupkan kedua tangannya juga berterima kasih kepada semua. Mereka semua berpamitan. Alvaro, Viona dan Raka meninggalkan kampung rumah terapung.
Raka membawa Alvaro dan Viona ke rumah peristirahatan. Sesampainya di sana Alvaro melakukan panggilan video kepada mama Warda. Kebetulan di sana juga ada Carlo dan juga Talita.
"Viona, Mama kangen," Warda menatap haru Viona dari video panggilan.
"Bagaimana keadaanmu Nak?" tanya Carlo.
"Masih sedikit lemas Pa," jawab Viona.
"Istirahat yang cukup, kami di sini menanti kepulangan kalian," kata Talita.
Panggilan video berakhir.
"Vionaaaa," tiba-tiba Yumna dan Bima muncul dan langsung memeluk Viona yang duduk di sofa.
"Yumna, Kak Bima, kok kalian bisa ada di sini?" Viona membalas pelukan mereka.
"Kami mencarimu Viona, bagaimana keadaanmu?" Yumna memperhatikan Viona yang masih terlihat pucat.
"Sudah berapa lama aku gak sadarkan diri ya? Boleh aku minta makan?" Viona menatap Alvaro, Yumna dan Bima.
"Boleh," jawab mereka barengan.
Viona menyebutkan beberapa macam makanan. Alvaro mengambil ponselnya dan memesan online. Sembari menunggu pesanan datang Viona perlahan menceritakan saat dia dan Arya mengalami kecelakaan.
Alvaro cemburu saat tahu, Arya melindungi Viona dari benda-benda berbahaya di dalam sungai. Alvaro juga cemburu saat mendengar Arya mengungkapkan perasaannya kepada Viona saat itu.
"Viona, kalau boleh tau, apa yang membuatmu lari dari Alvaro?" tanya Bima.
"Kata Kak Arya, Papa Carlo marah karena aku mengandung anak haram. Kak Alva koma gara-gara aku hamil dengan orang lain. Kak Arya juga bilang, Papa Carlo dan Mama Talita malu punya menantu sepertiku. Mereka akan mengurungku," jawab Viona.
"Astaghfirullah, semua yang dia katakan bohong!" Alvaro kemudian duduk di samping Viona.
Alvaro menatap Bima dan Yumna yang duduk di seberangnya. Alvaro kemudian duduk bersimpuh di lantai. Alvaro memegang jemari Viona. Viona yang tidak terbiasa dengan tingkah Alvaro mulai merasa tidak nyaman.
Alvaro mengusap lembut jemari Viona dan mulai menceritakan kejadian beberapa bulan yang lalu.
Saat itu, Alvaro sedang meeting dengan klien yang berasal dari luar negeri. Alvaro dan kliennya merayakan kontrak kerja sama mereka dengan mengadakan makan malam di restoran yang ada di hotel tempat Alvaro menginap.
Alvaro menemani kliennya minum alkohol. Dalam keadaan setengah sadar, Alvaro kembali ke kamarnya dan menemukan seorang gadis tergeletak di lantai kamarnya.
Alvaro mengangkat gadis itu ke tempat tidur. Dan ternyata gadis itu diberi obat perangsang. Gadis itu sangat agresif menarik Alvaro dan memaksanya untuk melakukan sesuatu yang tidak seharusnya dilakukan.
Alvaro akhirnya tersadar dan sangat menyesali perbuatannya. Alvaro diam-diam memotret KTP gadis itu dan menaruh kartu debit di dalam tas ranselnya.
Yumna dan Viona saling berpandangan. Kisah Alvaro sama persis seperti kejadian yang dialami Viona. Viona yang penasaran menatap ke arah Alvaro yang sedari tadi tidak berani menatap mata Viona.
Malam itu Alvaro pulang ke rumah menemui kedua orang tuanya untuk melamar gadis itu. Tapi Alvaro tidak berani mengakui perbuatannya di depan kedua orang tuanya. Alvaro memutuskan untuk datang sendiri ke rumah gadis itu. Tapi sayang, Alvaro mengalami kecelakaan.
"Apa Kak Alva ingat ciri-ciri gadis itu?" tanya Viona.
"Malam itu dia menggunakan pakaian dress panjang motif bunga-bunga berwarna hitam. Jilbab yang dipakai berwarna putih."
Alvaro menahan kegugupan. Alvaro sudah mempersiapkan diri untuk hari ini. Dengan tangan yang gemetar, Alvaro mengambil ponselnya dan membuka galeri ponselnya.
"Ini KTP gadis itu," Alvaro melepaskan pegangannya.
Viona mengambil ponsel Alvaro. Yumna yang jiwa keponya meronta bangkit dari tempat duduknya berdiri di belakang Viona. Matanya juga melihat ke galeri ponsel Alvaro.
Mata Viona dan Yumna membuka lebar. Tatkala mereka melihat KTP itu milik Viona Aisyah.
"Jadi? Malam itu, Kak Alvaro dan Viona ...." Yumna menatap Viona, Alvaro dan Bima.
Bima menatap ke arah Viona yang sangat sangat terkejut mendengar cerita Alvaro.
"Viona, maafkan aku yang selama ini tidak berani jujur padamu. Aku ingin bertanggung jawab padamu," Alvaro berlutut.
"Jadi alasan Kak Alvaro menikah denganku hanya ingin bertanggung jawab?" Viona menatap Alvaro.
"Selain bertanggung jawab, ada sesuatu di dalam sini yang tidak bisa diungkapkan dengan untaian kata-kata. Yang jelas seiring waktu, aku jatuh cinta padamu," jawab Alvaro sembari menunjuk ke dadanya.
Viona sedikit menjauh dari Alvaro. Bima kemudian memberikan penjelasan kepada Viona. Saat itu Alvaro dan Viona dalam keadaan tidak sadar dan di luar kuasa mereka.
"Viona, di hari ulang tahun Nura, apa kamu minum minuman yang diberikan Nura?" Bima mencoba membuka memori Viona.
"Iya Kak, dia bilang minuman istimewa."
"Apa kemudian yang terjadi?"
"Aku merasa pusing dan ngantuk," jawab Viona.
"Semua ini karena perbuatan Nura. Seandainya saja waktu itu kamu bersama orang lain, Kak Bima gak tau bagaimana kamu jadinya. Tapi Alvaro sepenuhnya bertanggung jawab kepadamu. Almarhum Papa juga mengetahui semuanya," kata Bima.
Viona teringat akan mimpinya dulu. Viona juga teringat almarhum papanya meminta Viona menikah dengan Alva.
"Jadi, anak ini anak Kak Alva?" Viona menatap Alvaro.
"Iya, dia darah dagingku. Dia bukan anak haram. Dia mempunyai seorang Ayah yang selalu mendoakan dan merindukannya."
Pantas saja, setiap Kak Alva mengusap punggungku, nyeri dan mulas di perut hilang, batin Viona.
Ternyata ayah anakku adalah suamiku sendiri. Aku gak tau harus bagaimana sekarang, senang ataukah sedih, pikiran Viona berkecamuk di dalam hati.
Viona kembali merasakan tubuhnya merasa lemas. Dan lagi-lagi Viona jatuh tidak sadarkan diri.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...