NovelToon NovelToon
Aku, Kamu, Dan Jarak Yang Tak Kasat Mata

Aku, Kamu, Dan Jarak Yang Tak Kasat Mata

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Percintaan Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Venus Earthly Rose

"Apa yang Dipisahkan Tuhan takkan pernah bisa disatukan oleh manusia. Begitu pula kita, antara lonceng yang menggema, dan adzan yang berkumandang."
- Ayana Bakrie -

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Venus Earthly Rose, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sabtu 16 Juli 2016

Semua pikiranku tentangmu ku tuangkan di setiap halaman buku ini, semua kata dan ungkapan yang mungkin takkan pernah bisa ku ucapkan kepadamu, semua keluh dan kesanku yang mungkin akan mengganggumu jika terucap dariku, semua perasaan dan rasa biru yang akhir-akhir ku rasakan seorang diri. Sebagai seseorang yang diam-diam tertarik kepada temannya, yang ia tahu mustahil berharap bisa bersama. Andra, semoga Tuhan selalu melindungi setiap langkahmu. 

Andra menceritakan keluh kesahnya dalam pemilihan OSIS di SMA nya. Akhirnya dia terpilih menjadi ketua OSIS. Dia pernah memberitahuku sebutan untuk OSIS di sekolahnya namun aku lupa. Dengan masa kampanye tiga hari dan kemarin merupakan hari untuk voting, dia menang dengan memperoleh hampir lima puluh persen suara dan mengungguli ketiga calon lainnya. Tentu saja termasuk si calon petahana. Andra senang ia terpilih, namun itu berarti mulai saat ini dia akan lebih sibuk dari biasanya. Dia langsung mengeluh, Hari Jumat kemarin setelah terpilih menjadi ketua OSIS yang baru ia langsung melakukan rapat darurat untuk membahas program kerja yang ia rencanakan dari jauh-jauh hari. Rapatnya sampai jam sembilan malam dan dimulai dari jam empat sore. Dia mengeluh capek sekali dan dia takut buku yang sedang ia selesaikan akan terbengkalai untuk beberapa waktu atau mungkin untuk setahun ke depan.

Andra bercerita, jika si calon petahana yang ia lawan merupakan salah satu anak donatur paling berpengaruh di yayasan. Sekolah Andra ini sekolah swasta, jadi tentu saja biaya operasional sekolah tidak berasal dari pemerintah melainkan dari yayasan. Ia bilang mungkin anak ini menyimpan dendam ke Andra karena kalah kemarin, namun Andra tak peduli, dia menang dengan jujur bukan dengan curang. Dia siap jika sewaktu-waktu si anak ini tiba-tiba mencari masalah dengannya. Dia tidak takut. Andra bahkan sempat bercanda jika uang yang dihasilkan kakeknya jauh lebih besar daripada anak itu. Terkadang aku lupa jika Andra ini anak orang kaya, dan semakin hari ku rasa kekayaan mereka tak main-main. Menyadari fakta ini semakin membuatku sadar dari mimpiku. Mana mungkin dia suka kepadaku yang bukan siapa-siapa. Bisa berteman dengannya saja sudah membuatku bersyukur.

Andra bilang untuk wakil OSIS dan pengurus lainnya, ia sendiri yang menentukan. Dia bilang sistem perekrutan anggota OSIS di sekolahnya sedikit berbeda dengan sekolah lain. Dia selaku ketua OSIS bisa menambah anggota sesuka hatinya, jadi dia mungkin akan merekrut beberapa anggota ke depannya. Dia bahkan ingin merekrut aku dan juga Bri andaikan kami satu sekolah. Mungkin Andra juga akan mengeluarkan beberapa anggota OSIS yang ia rasa tak bisa menjalankan tugasnya dengan baik. Sungguh, cara dia mengetik pesannya di chat saat menceritakan hal ini semakin membuktikan jika dia akan jadi diktator selama masa kepemimpinannya satu tahun ke depan.

Andra bertanya, apakah aku tidak berminat menjadi anggota OSIS juga di sekolahku sepertinya, dan ku jawab tidak. Aku terlalu pemalas untuk mengikuti kegiatan seperti itu. Jujur saja, saat kelas sepuluh kemarin aku hanya ikut ekstrakurikuler dewan ambalan karena memang wajib untuk kelas sepuluh, dan saat kelas sebelas sekarang, akhirnya aku punya waktu santai yang banyak.

Andra mengirimkanku foto oleh-oleh lainnya yang ia belikan untukku. Sebuah lampu tidur yang sangat cantik sekali. Aku suka, sangat suka. Lampu tidur itu berbentuk bulat bening seperti bola kristal salju. Namun di dalamnya bukan mainan salju melainkan beberapa bunga mawar merah muda yang sangat cantik sekali. Ku rasa bagian bening lampu tidur itu dibuat dari cairan resin. Saat Andra mendemonstrasikan cara menyalakannya, aku terkesima, bunga mawar itu akan bersinar dalam gelap dan memancarkan cahaya kebiruan yang dilengkapi dengan cahaya-cahaya lain seperti ribuan bintang di langit yang berputar. Cantik sekali. Aku benar-benar suka. Aku suka Andra, bahkan aku suka oleh-oleh cantik yang ia bawakan untukku. Aku mengucapkan terima kasih berulang-ulang kepadanya.

Andra bilang dia membelinya di Lyon, Perancis. Dia bilang dia teringat kepadaku saat melihat bunga mawar merah muda di lampu tidur itu ketika ia melewati etalase suatu toko yang khsusus menjual lampu tidur. Dia memang sempat mengirimkanku foto saat ia berkunjung ke salah satu museum di kota itu namun aku tak menyangka ia kembali membelikanku oleh-oleh. Aku merasa tak enak kepadanya. Suatu hari aku harus membalasnya. Andra meminta alamat rumahku kemarin dan ia bilang paket yang berisi gantungan kunci dan lampu tidur itu mungkin akan sampai ke rumahku dalam beberapa hari.

Kota Lyon sendiri terletak di wilayah Auvergne-Rhône-Alpes, Perancis, Lyon berjarak sekitar dua jam perjalanan kereta dari Paris. Penduduk setempat menyebut Kota Renaisans ini sebagai Ibu Kota Gastronomi Eropa karena ada lebih dari 90 restoran berbintang Michelin di Lyon, mulai dari Bib Gourmand hingga Two Stars. Untuk melihat pemandangan kota Lyon, berjalanlah menuju puncak Basilika Notre-Dame de Fourvière. Setelah mencapai puncak, wisatawan akan melihat pemandangan kota yang mengesankan. Kota itu juga memiliki museum sebanyak tiga kali lipat ukurannya, menurut Panduan Michelin. Museum yang wajib dikunjungi adalah Museum Seni Rupa, Musée d'art contemporain de Lyon, yang didedikasikan untuk seni kontemporer, dan Musée des Beaux-Arts, salah satu museum terbesar di Perancis. Andra suka seni, itu sebabnya ia dan keluarganya berkunjung ke Lyon. Dia sangat menikmati setiap waktu di kota itu. Dia bahkan bercanda akan mengajakku ke sana juga lain kali.

Andra bilang dia juga sedang menulis sebuah novel, namun novel yang ini akan selesai sangat lama, karena memang alurnya sangat lambat. Ia bilang ia perlu melakukan riset setiap harinya untuk menyelesaikan novel itu. Ia bahkan baru sampai menulis di bab lima. Tak seperti biasanya, dia selalu cepat dalam menulis. Biasanya inspirasi dan ide ceritanya selalu mengalir deras, mungkin novel kali ini memang sangat berat pembuatannya. Andra tak tahu kapan novel itu selesai namun ia bilang suatu hari novel  itu pasti akan ia selesaikan. Tentu saja aku memberinya semangat. Tulisan Andra sangat indah. Sungguh. Aku? Aku belum berani untuk menulis novel karena dibutuhkan konsistensi yang tinggi dalam membuat alur dan menyelesaikannya. Sedangkan aku pemalas luar biasa. Akhir-akhir ini aku lebih memilih untuk menyelesaikan kumpulan puisi yang sedang ku tulis. Puisinya bertema kehidupan, ku ambil dari kejadian-kejadian yang banyak ku temui entah sehari-hari maupun yang ku lihat di televisi atau media-media lainnya. Aku tak berani menuliskan puisi-puisi untuk Andra. Aku tak pantas. Jadi cukup buku catatan harianku saja yang menjadi tempatku menuangkannya.

Akhirnya aku memutuskan untuk bertanya kepada Andra oleh-oleh apa yang ia bawakan untuk Brian karena dia bilang dia mengingatku ketika melihat bunga mawar saat itu, aku penasaran benda apa yang mengingatkannya kepada Brian.

"Saya tidak pernah membelikan oleh-oleh untuk Brian selama liburan kemarin, saya bahkan nggak bilang ke dia negara mana saja yang saya kunjungi." Jawab Andra.

1
nurul hidayati
ceritanya bagus... cuma direct speech nya aj yg agak banyakin.... biar berasa real aj. good 👍🏻👍🏻
Venus Earthly Rose: oke kak, makasih masukannya 🫶🏻🫶🏻🫶🏻
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!