NovelToon NovelToon
Ellisa Mentari Salsabila

Ellisa Mentari Salsabila

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Pengganti / Mengubah Takdir / Kehidupan di Kantor / Identitas Tersembunyi / Keluarga
Popularitas:673
Nilai: 5
Nama Author: Umi Nurhuda

"Syukurlah kau sudah bangun,"

"K-ka-kamu siapa? Ini… di mana?"

"Tenang dulu, oke? Aku nggak akan menyakitimu.”

Ellisa memeluk erat jas yang tadi diselimuti ke tubuhnya, menarik kain itu lebih rapat untuk menutupi tubuhnya yang menggigil.

"Ha-- Hachiiih!!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Umi Nurhuda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sam tenggelam

Sam menghempaskan tubuhnya ke kursi kerjanya. "Malu-maluin aja tuh boge! (bocah gede, yang dimaksud Esa)."

"Sam! Elo berani ya ngerebut ciuman Bunga dari gue!" Esa masuk dan mulai menghakimi Sam.

"Ciuman apaan? Nih lijat! Bikin kemeja gue kotor. Ini bisa bikin salah paham bego!"

"Elo ngatain gue bego?!" Esa tak terima.

"Kenapa emang? Mau berkelahi? Gue ladenin elo sini," Sam tidak mau kalah. Malah dia bersiap menggulung kedua lengan jas nya.

"Oke deh, gue nyerah." Esa mengangkat kedua tangannya. Dia lebih memilih nyerah karena dia selalu berfikir bahwa selain Sam adalah sahabatnya, dia juga menganggap Sam sebagai bagian keluarganya. Sehingga, Esa lebih memilih bersikap bijaksana.

"Kenapa? Nggak punya tenaga buat ladenin tinju gue?" sindir Sam.

"Ya ya ya," Esa mengejek. "Gue emang nggak punya tenaga buat adu fisik sama elo, tapi gue bakalan punya tenaga bahas tentang cewek."

"Cih! Mulai lagi," Sam mendengus.

Esa tersenyum lebar, merasa menang. “Sam, Percaya deh, dalam urusan bisnis, kadang lo perlu lebih banyak pesona daripada sekadar otak dan otot."

Sam menunjuk ke arah Esa sambil memperingatkan, “Dan, gue nggak peduli berapa banyak wanita yang lo deketin, yang penting kerja sama kita dengan IT Tower bisa diperpanjang tanpa masalah.”

“Tenang, bos. Gue ini jagonya negosiasi. Urusan itu, serahkan ke tangan ajaib gue. Lo duduk manis aja.”

Esa kembali asyik membaca majalah dewasanya di sofa kantor Sam. Tangannya membalik halaman dengan antusias sambil bergumam,

“Gila, body goal gini bisa jadi aset juga ya. Pasti hartanya juga nggak main-main.”

Dia berhenti di salah satu halaman, matanya berbinar. “Ah! Ini baru spek bidadari. Cantik bener.”

"Wohhoho... ini dia si Nona idaman gue. Nona Yuhu Miao Miao yang selalu tampil seksi di setiap gayanya. Ugh~"

Di meja kerja, Sam tenggelam dalam tumpukan dokumen laporan dan layar laptopnya. Dia sempat melirik ke arah Esa, yang masih terpaku pada majalahnya.

Dengan wajah lelah, Sam memijit pelipisnya. “Serius deh, Es, gue jadi nggak ngerti. Siapa sebenarnya yang bos di sini?” Dia menggelengkan kepala sambil mendesah.

Tiba-tiba, ketukan pintu terdengar.

“Masuk,” ujar Sam, nadanya serius.

Pintu terbuka, dan Delisa Anastasya, sekretaris perusahaan yang selalu tampak profesional dengan setelan blazer hitamnya, melangkah masuk.

Wajahnya tegang, membawa tumpukan dokumen di tangannya. “Bos Sam, kita ada masalah serius,” kata Delisa dengan nada mendesak.

Sam langsung fokus. “Apa yang terjadi, Delisa?”

Delisa melirik ke arah Esa, yang masih asyik dengan majalahnya. Dia mengerutkan kening. “Apakah ini waktu yang tepat untuk membaca majalah seperti itu, Pak Esa?”

Esa hanya mengangkat bahu sambil tersenyum santai. “Santai aja, Sasa. Masalah apapun pasti bisa selesai, apalagi kalau gue yang turun tangan.”

Delisa menghela napas dan menjelaskan, “Tim audit menemukan ada kebocoran data pelanggan di salah satu proyek kita, termasuk di sistem IT Tower. Jika ini sampai bocor ke publik, bisa menghancurkan reputasi perusahaan.”

Sam terdiam sejenak, berpikir keras. “Apa sudah diketahui penyebabnya? Hacker atau kelalaian internal?”

“Kami masih menyelidiki, Bos. Tapi kemungkinan besar, ada seseorang dari dalam yang bermain curang,” jawab Delisa.

Esa akhirnya menutup majalahnya dan bangkit dari sofa. “Gue bisa cari tahu siapa pengkhianat itu. Biar gue yang ambil alih bagian investigasi informalnya. Lo percaya aja,” balas Esa sambil berkedip genit.

Sam mengangkat bicara, “Oke, Esa gue kasih lo tugas ini."

“Deal,” jawab Esa santai.

Dia mengambil jasnya dan berjalan keluar ruangan dengan senyum penuh percaya diri. Dia merogoh ponselnya dan segera menghubungi seseorang. Sembari bergumam, "Bocor data, ya? Menarik. Ini pasti ulah orang dalam yang nggak puas hati.”

Delisa masih berdiri di depan meja Sam, wajahnya tegang. “Bos Sam, kita harus segera menghubungi tim legal dan PR. Kalau kebocoran ini benar, dampaknya akan besar.”

Sam mengangguk. “Gue tahu. Hubungi tim PR sekarang. Pastikan mereka siap dengan pernyataan resmi kalau ini sampai bocor ke media. Tim IT juga harus memperkuat sistem keamanan. Gue nggak mau ada insiden serupa terulang.”

Delisa mencatat dengan cepat. “Baik, Bos. Ada lagi?”

“Ya. Gue mau semua kepala divisi dikumpulkan sore ini. Kita harus bahas langkah-langkah pencegahan dan evaluasi.”

“Segera saya atur,” jawab Delisa sambil berbalik keluar ruangan.

"Tunggu, Delisa." Cegah Sam.

"Iya bos?"

"Kemarilah sebentar, gue butuh bantuan lo."

Delisa berjalan mendekat.

Esa sedang duduk di salah satu sofa dekat lobi, memindai email dan data yang baru saja dikirim oleh tim audit.

Dia menggelengkan kepala sambil bersiul. “Siapa pun yang ngelakuin ini, berani banget main di proyek sebesar IT Tower.”

Saat sedang memikirkan langkah selanjutnya, Mia Cantika dan Bunga Gladis muncul di lobby kantor.

“Kak Esa! Ketemu lagi. Aku baru aja mau bawain kamu setelan buat acara kita nanti malam” panggil Mia dengan suara manja.

“Esa, kita harus bicara. Aku nggak suka kamu masih dekat sama dia!” potong Bunga, menatap Mia dengan sengit.

Esa menutup laptopnya dan berdiri dengan santai. “Tenang, tenang. Ada apa sih, dua bidadari cantik ini tiba-tiba datang barengan?”

Mia menyilangkan tangan di dadanya. “Aku dengar kamu ngajak cewek lain buat ke gala dinner minggu depan. Padahal kamu sudah janji mau datang sama aku!”

Bunga mendengus. "Cewek lain? Esa bilang dia ngajak aku karena dia suka bunga-bunga yang aku buat. Jangan-jangan kamu mau ngemis-ngemis supaya dia ngajak kamu, ya?”

“Ngemis? Excuse me, aku nggak pernah ngemis untuk pria mana pun, apalagi Kak Esa!” Mia menatap Bunga dengan tatapan tajam.

Esa terpojok, mencoba menenangkan mereka. “Hei, hei, jangan ribut, dong. Kalau kalian berdua ribut, gimana aku bisa fokus kerja?”

“Fokus kerja? Kamu bahkan nggak terlihat sibuk. Pokoknya Kak Esa harus datang sama aku." tegas Mia.

Esa menyeringai. “Gini deh, aku janji bakal bikin waktu untuk kalian berdua. Tapi sekarang, aku lagi di tengah misi penting. Jadi, bidadari-bidadari cantik ini, kasih Esa waktu, ya?”

Bunga mendekat dan berbisik, “Kalau misi itu untuk aku, aku nggak akan marah sama kamu.”

Mia langsung menarik tangan Esa. “Jangan dengerin dia. Aku lebih penting!”

Esa mundur perlahan, “Kalian bikin hariku jadi seru banget. Tapi, aku harus cabut dulu. Nanti kita atur waktu, oke?”

"Eh Kak Esa, tunggu!" Dan Esa sudah melarikan diri. Dua gadis itu kesal karena merasa dipermainkan.

Esa meninggalkan dua wanita itu yang masih saling melempar pandangan sengit. “Dua-duanya cantik, dua-duanya berbahaya,” gumam Esa sambil menuju parkiran.

Esa memasuki ruang server, tempat tim IT sedang bekerja keras. Kepala IT, Dimas, menyapanya. “Pak Esa, apa yang bisa saya bantu?”

Esa tersenyum sambil mengeluarkan ponselnya. “Kita butuh tahu siapa dalangnya. Gue butuh data login, aktivitas terakhir di sistem, dan semua yang mencurigakan.”

Dimas mengangguk serius. “Baik, Pak. Kami akan melacak semua itu.”

Esa menepuk pundak Dimas. “Bagus. Kalau kita bisa beresin ini tanpa drama, gue traktir kopi seminggu.”

“Siap, Pak Esa!”

1
Serenarara
Tolong selametin Esa dok. Esa aset berharga bagi banyak wanita. /Whimper/
Serenarara
Nah loh, masih idup nggak tuh adiknya? Takutnya kalian santai-santai, jasad adiknya udah dikubur di belakang asrama lagi.../Scream/

BTW gantian ke cerita ku ya Thor. Poppen. Like dn komen kalo bs. /Grin/
Miu Nh.: lah, jadi horor donk kak ceritanya.

Itu sebenarnya adekny Kak Esa udh ada di dpn mata. Cuman, di depan mata siapa 🤭 coba tebak...

oke, aku meluncur ke Poppen~
total 1 replies
Serenarara
Salah bgt nyelesain masalah dengan maaf2an lbh dulu. Selesain dulu akar masalahnya, validasi mana yg benar, koreksi mana yg salah. kalo udah pada tau salahnya baru suruh minta maaf. kalo gini mah cm lama2in dendam doang.
Miu Nh.: Masalah dan kenakalan Alana masih belum bisa selesai. Kesalahan Sam krna dia lebih memilih jalur 'instan' itu dgn harapan tak ingin masalah itu terulang lagi.

Dan Sam tidak bisa dibenarkan disini. Bahkan Esa lebih membela Alana dn Alana juga gk mau disuruh minta maaf gitu doank.

Terima kasih kak udh mau kritis mengikuti cerita aku 🤗
total 1 replies
Tara
wah bisa menyusui tanpa punya suami dan masih perawan..mantap...itu keberuntungan atau kutukan...🤔🫣👏
Miu Nh.: Hallo kak 🤗 terimakasih bintangnya...
ugh, bagi Ellisa sendiri itu kutukan 🥲
total 1 replies
Bu Kus
kelebihan yang luar biasa
Miu Nh.: Hallo kak 🤗 terima kasih udah ngikutin cerita ini, semoga lanjut baca terus...
total 1 replies
Serenarara
Kok idenya unik.
Miu Nh.: Hallo kak 🤗 semoga sukka...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!