NovelToon NovelToon
Tumbal Mata Kedua

Tumbal Mata Kedua

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Action / Misteri / Spiritual / Zombie / Tumbal
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Foerza17

Cerita ini berlatar 10 tahun setelah kejadian di Desa Soca (Diharapkan untuk membaca season sebelumnya agar lebih paham atas apa yang sedang terjadi. Tetapi jika ingin membaca versi ini terlebih dahulu dipersilahkan dan temukan sendiri seluruh kejanggalan yang ada disetiap cerita).

Sebuah kereta malam mengalami kerusakan hingga membuatnya harus terhenti di tengah hutan pada dini hari. Pemberangkatan pun menjadi sedikit tertunda dan membuat seluruh penumpang kesal dan menyalahkan sang masinis karena tidak mengecek seluruh mesin kereta terlebih dahulu. Hanya itu? Tidak. Sayangnya, mereka berhenti di sebuah hutan yang masih satu daerah dengan Desa Soca yang membuat seluruh "Cahaya Mata" lebih banyak tersedia hingga membuat seluruh zombie menjadi lebih brutal dari sebelumnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Foerza17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berita Buruk

"Sepertinya usia memang tidak bisa dibohongi ya? Tubuhku sekarang tidaklah sekuat dulu. Bahkan untuk bertarung selama beberapa menit saja aku harus mengalami beberapa perawatan yang begitu kompleks," ucap Darto sembari terkekeh.

"Syukurlah kau teringat akan usiamu yang sudah tidak muda lagi sekarang," sahut istri Darto sembari menghela napas. Aku pun tersenyum sabar melihat kondisi Darto yang tampak lemas dengan selang infus yang menempel di tangannya.

"Oh iya, ngomong-ngomong Amin dirawat di mana ya?" tanyaku sembari celingukan memandangi sekelilingku.

"Dia ada di sampingku. Jenguklah dia. Kasihan dia tanpa ada seorangpun yang menemaninya," jawab Darto sambari memalingkan mukanya ke ranjang yang berada di sebelah kirinya dengan tirai yang masih menutupi bangsal tersebut. Aku pun langsung bergegas menghampiri bangsal itu.

Di sana nampak Amin yang sedang tertidur pulas dan dengan selang infus yang menancap di punggung tangannya. Aku memandangnya dengan sedikit prihatin dan tidak berniat untuk membangunkannya saat ini. Aku kembali ke ranjang Darto untuk berpamitan dan mendoakannya agar lekas pulih. Mereka berdua pun mengangguk dengan tatapan teduh seakan ingin mengucapkan rasa terimakasih yang tidak mampu diucapkan oleh kata-kata.

Ketika aku ingin beranjak pergi, tiba-tiba datang seorang pria bertubuh gempal dengan kacamata bulat yang menghiasi matanya. Dia ditemani oleh seorang pemuda dengan tubuh yang tidak kalah gempalnya sambari membawa infus yang ia tinggikan melebihi tangan pria gempal di sampingnya. Kemudian pria itu menyapa kami ramah dengan senyum cerah terpancar di wajahnya.

"Hadi? Wah aku tidak menyangka penampilanmu jika tanpa setelan jas terlihat seperti ini," ucapku sembari memandanginya dari ujung jari kakinya hingga ke ujung rambutnya. Dia terlihat hanya memakai kaos oblong berwarna biru langit dengan celana training hitam dengan garis merah yang tergurat di sisi luar dan menutupi hingga ke pergelangan kakinya.

"Yah seperti inilah aku. Aku sebenarnya hanyalah seorang bapak-bapak yang bertubuh gemuk saja. Tidak lebih," ucapnya sembari menggaruk kepalanya.

Aku pun memutuskan untuk berbincang-bincang sejenak menanyakan kabarnya dan bagaimana keadaannya saat ini. Setelah penyelamatan itu, hanya anak satu-satunya ini yang menemaninya hingga sekarang. Istrinya sedang sibuk berbisnis, dan keluarganya yang lain juga masih belum sempat untuk datang menjenguknya. Sepertinya aku bisa merasakan apa yang dia rasakan saat ini. Karena aku juga pernah merasakannya saat aku masih remaja dahulu.

Aku yang memiliki latar belakang keluarga pebisnis pun seakan sudah khatam dengan apa yang dinamakan memiliki keluarga namun tidak bersikap selayaknya keluarga pada umumnya. Rumah besarku ibaratkan hanya sebuah terminal yang menjadi tempat numpang tidur saja. Tegur sapa hanyalah seperti sebuah formalitas yang diucapkan sehari-hari. Dengan tanpa kehangatan dan komunikasi antara setiap anggota keluarga di dalamnya.

Maka dari itu, setelah tragedi pasca kecelakaan pertamaku saat aku masih remaja hingga aku berhasil selamat dan hidup sampai saat ini, aku langsung memutuskan untuk gabung ke dunia kepolisian. Dengan kerja keras dan ketekunanku akhirnya aku bisa mencapai apa yang aku cita-citakan dan aku impikan. Aku juga sudah membangun keluarga kecilku sendiri. Dengan istri yang cantik dan anak perempuan yang tak kalah cantiknya. Aku sangat bahagia dengan kebahagiaan yang mungkin bagi sebagian orang tidak terlalu istimewa.

Saat aku masih menikmati momen kehangatan antara keluarga Hadi dan keluarga Darto, terdengar suara kecil yang sangat familiar memanggilku dengan penuh semangat. Aku langsung menoleh ke arah sumber suara itu dan nampak Nadine dengan senyum riang dengan es krim yang ia genggam di tangan kecilnya. Dia langsung melepaskan genggaman tangan ibunya dengan kasar dan langsung berlari ke arahku dengan penuh semangat.

"Ayah!"

Aku pun dengan sigap langsung merendahkan tubuhku dan langsung mengangkatnya kemudian menggendongnya. Setelah itu aku mengusap bibirnya yang belepotan sebab es krim vanila yang menjadi rasa favoritnya itu.

"Anda memiliki keluarga yang harmonis ya, Pak?" sahut Hadi dengan suara tertahan yang seakan iri dengan kebersamaan keluarga kecilku ini.

"Kamu juga memiliki istri dan anak yang sama-sama cantik. Persis seperti ayahnya," sambung Darto dengan tatapan teduh yang selalu tersorot di matanya.

Aku hanya tersenyum hangat menanggapi setiap pernyataan yang dilontarkan mereka. Astrid pun nampak hanya tersenyum manis ke arah mereka semua dan sesekali membungkukkan badannya. Di tengah obrolan hangat ini, tiba-tiba terdengar suara Amin yang memekakkan telinga menegur kami semua dengan nada sinis yang menjadi sifat alaminya. Kami seketika tertawa lepas hingga suara kami menggema keseluruh ruangan.

...----------------...

"Benarkah begitu?" Tanyaku tak percaya atas informasi yang diberikan oleh Hadi. Hadi hanya mengangguk pelan dengan tatapan tajam ke arahku. Sepertinya apa yang aku khawatirkan sebentar lagi akan terjadi.

"Saat aku menjenguk Shima yang berada di paviliun perawatan intensif dan khusus bagi pasien yang akan atau setelah melakukan operasi, mereka membawa seorang pasien dengan mata yang dibalut perban. Dia memang tampak tenang, tapi samar-samar aku bisa mendengarkan percakapan antara kedua perawat yang membawanya saat itu," ucap Hadi lirih dengan suara yang hampir tak terdengar.

"Pasien itu telah dibius dengan dosis tinggi sebab pasien itu terus-terusan meronta dan berteriak cahaya, cahaya secara berulang-ulang," sambung Hadi.

"Sama persis seperti ciri-ciri penduduk zombie yang ada di Desa Soca dulu. Apakah mungkin zombie-zombie yang menyerang kami semalam masih ada kaitannya dengan desa zombie, siluman penumbal, dan juga monster kelabang yang sempat dilihat oleh Hadi semalam? Masalah ini sepertinya akan menjadi lebih besar dari sebelumnya," batinku cemas sembari otakku berpikir panjang.

Di sela lamunanku, Nadine tampak berlari terbirit-birit yang sebelumnya dia masih bermain bersama ibunya di taman kecil yang ada di tengah paviliun ini. Dia langsung menghampiriku dan memelukku nampak ketakutan. Aku pun langsung mendudukkannya di pangkuanku.

"Ayah, ayah! Kok tadi ada orang yang didorong pakai kasur beroda tapi orangnya itu kayak diikat pakai tali gitu, Yah! Dia kayak teriak-teriak kesakitan gitu. Aku takut banget, Yah!" isak Nadine sembari menyembunyikan tubuh kecilnya dengan kedua tanganku.

"Kasihan sekali ya orang itu? Kamu doain aja biar orang itu segera lekas sembuh ya!" ucapku sembari mengusap lembut rambut pendeknya. Dia pun mengangguk walau masih sesenggukan.

Beberapa saat kemudian Astrid pun tiba dan langsung membaur bersama kami semua. Aku langsung bertanya apa yang sebenarnya telah dilihat Nadine sebelumnya.

"Nadine barusan melihat perawat mendorong tempat tidur troli dengan pasien yang mungkin mengalami epilepsi, Yah. Mungkin dia baru pertama kali melihat orang yang seperti itu. Makanya dia sangat ketakutan," terang Astrid.

Aku pun langsung membuka ponselku dan segera mencari situs berita terbaru. Benar saja, disana diberitakan telah terjadi sebuah kecelakaan kereta yang menewaskan banyak penumpang di dalamnya. Kereta itu menabrak sebuah bis pariwisata hingga terseret beberapa meter. Kereta malam yang sebelumnya kami tumpangi juga turut hadir dalam pemberitaan itu. Seluruh armada kesehatan dikerahkan menunu ke TKP.

Untuk kereta malam yang berada di tengah hutan, tim penyelamat mengirim beberapa helikopter. Tim penyelamat nampak mengevakuasi semua penumpang tanpa pandang bulu. Mereka memang telah melakukan tugasnya dengan baik, namun mereka juga tak tahu siapa sebenarnya orang-orang yang mereka evakuasi itu. Jantungku seakan berhenti menonton video singkat tentang berita itu.

1
butiran debu
/Smug//Smug/
butiran debu: /Sweat//Sweat//Sweat/
ketegangan itu memang seru kok
Hanazawa: biar ga tegang atuh kak. makanya aku selingin romance dikit wkwk
total 2 replies
butiran debu
kalo bayangin, geramannya teringat di game zombie plan/Sweat/
butiran debu
ga nyangka udah baca sampai sini/Scare/
butiran debu: iya serem tapi penasaran. seru juga
Hanazawa: ga serem kan? pasti engga dongg
total 2 replies
Ternate~
lanjut terus plis
Ternate~: nanti mampir lagi hehe
Hanazawa: aww makasihh udh mampirr
total 2 replies
Ternate~
lanjuttt
Anyah aatma
aku hampir ga pernah baca genre horror sih. moga2 aja berani baca ini
Hanazawa: ga terlalu horor kok kk. ini cenderung action
total 1 replies
Supri ASeng
kan ada aku, Hana
Hanazawa: apa ini cik?
total 1 replies
IamEsthe
menurutku ku kurang tegang dan deskripsi kepanikannya kurang detail atau greget gimana gitu. aku masih belum bisa ikut alur kepanikan itu.
IamEsthe: pokoknya bagian ini kurang ngenah menurutku. feel nya kurang nyampe
Hanazawa: oke deh. nanti aku benahi kak
makasih sarannya
total 2 replies
IamEsthe
BLA BLA BLA jalur relnya (atau bisa jalur rel kereta)
IamEsthe
BLA BLA pada kaca jendela kereta.
IamEsthe
di langit
novi
loh loh loh?
novi
waw, dia penggali kubur kah?
Hanazawa: kerja serabutan sih lebih tepatnya
total 1 replies
novi
beruntung?
novi
hah?
novi
hah? ko bisa? karena kecelakaan tadi? ko bisa kecelakaan? pantes masinisnya diem doang
Hanazawa: dikit² akan dijelaskan di bab berikutnya ya kk
total 1 replies
novi
ada apa itu?!
𝓡𝓲𝓿𝓮𝓵𝓵𝓮 ᯓᡣ𐭩
ngeri sekalii /Panic//Panic/
Youshin
Mangat thor🔥
Hanazawa: makasihh udh mampir
total 1 replies
Maulidiah (⁠ー⁠_⁠ー⁠゛⁠)
wah ini yang kedua,lebih seram lagi nih
Hanazawa: makasihh kk udh mampir /Heart//Heart/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!