NovelToon NovelToon
Unexpected Love

Unexpected Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Konflik etika / Cinta Seiring Waktu / Anak Lelaki/Pria Miskin / Menyembunyikan Identitas / Bapak rumah tangga
Popularitas:23.4k
Nilai: 5
Nama Author: dlbtstae_

Berperan sebagai ayah dan ibu sekaligus tak membuat Mario Ericsson Navio kewalahan. Istrinya pergi meninggalkan dirinya dengan bayi yang baru saja dilahirkan. Bayi mereka ditinggalkan sendirian di ruang rawat istrinya hingga membuat putrinya yang baru lahir mengalami kesulitan bernapas karena alergi dingin.

Tidak ada tabungan, tidak ada pilihan lain, Mario memutuskan pilihannya dengan menjual rumah tempat tinggal dia dan istrinya, lalu menggunakan uang hasil penjualan untuk memulai kehidupan baru bersama putri semata wayang dan kedua orang tuanya.

Tak disangka, perjalanannya dalam mengasuh putri semata wayangnya membuat Mario bertemu dengan Marsha, wanita yang memilih keluar dari rumah karena dipaksa menikah oleh papinya.

“ Putrimu sangat cantik, rugi sekali pabriknya menghilang tanpa jejak. Limited edition ini,” - Marsha.

“Kamu mau jadi pengganti pabrik yang hilang?”

Cinta tak terduga ! Jangan lupa mampir !

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dlbtstae_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertemuan Marsha & Maureen (2)

Sesuai perkataan Vion, kini nenek dan cucu itu berdiri di depan gedung perusahaan M. Senyum Vion merekah, dia merasa bangga dengan putranya yang mampu membesarkan perusahaan menjadi berkembang dalam kurun waktu setengah tahun.

Kenapa baru ? Karena sebelum membangun perusahaan M ini, Mario membuka usaha toko sembako selama dua tahun namun toko itu terpaksa tutup karena seseorang yang dengki terhadap suksesnya toko milik putranya.

“Nenek ayo ketemu ayah. Dedek lindu ayah,”.

“ haha iya sabar, sabar. Kita ke resepsionis dulu ya. Nenek nggak tahu ruangan ayahmu,”.

“Telus gimana nek ?” tanya Maureen sedih karena dia tidak jadi bertemu ayahnya.

“Sebentar, nenek mau tanya kakak itu ya !” ucap Vion mengarahkan pandangannya ke arah resepsionis. “Ayo, nek ! Bial ketemu luangan ayah !”.

“ Iya. Ayo, sayang..”

“Permisi mbak, “.

“ Iya bu, ada yang bisa kami bantu ?” tanya resepsionis itu dengan sopan.

“Maaf mba, saya mau tanya ruangannya putra saya dimana ya ?” tanya Vion tak kalah sopan.

“Anak ibu siapa namanya ? Kerja bagian apa ? Ibu ada keperluan apa kesini?” tanya beruntun wanita itu.

“Nama anak saya, Mario. Dia pemilik perusahaan ini dan keper—”

“Mario ? Pemilik perusahaan ini ?? Hahaha ibu.. Jangan bercanda, deh. Pemilik perusahaan ini bukan anak ibu, udah deh jangan halu !” sarkas wanita itu yang terlihat tidak ramah setelah Vion mengatakan putranya pemilik perusahaan.

“Loh ini perusahaan anak saya. Mana mungkin saya salah datang,” kata Vion berusaha tenang.

“Buuu, kalo mau halu jangan ketinggian ! Tahukan jatuh dari langit, sakitnya kayak mana. Stop, deh halu !”. Ketus wanita itu.

Merasa dirinya dipermainkan dengan ibu-ibu yang berpakaian sederhana itu. Wanita itu memanggil satpam untuk mengusir Vion.

“Pak ! Tolong usir ibu ini ! Kasihan halu !”

“Halu bagaimana din ?” tanya satpam itu yang kebetulan baru saja keluar dari toilet. Dia menatap aneh ke arah Vion dan juga Maureen yang berjongkok di lantai.

“Katanya sih Mario itu putranya, pemilik perusahaan ini.  Bapak liat sendiri perawakannya, mana ada seperti nyonya-nyonya besar…” ejek Dini.

“ Nenek.. Macih lama nda ? Pelut dedek dah beldendang liang nih,” rengek Maureen.

“Sebentar ya sayang, nenek masih ngobrol dulu sama bapak dan tante girang ini !” sindir Vion membuat Dini tak terima.

“Tante girang !!! Maksud anda apa haa !!”

“Cepat katakan dimana ruangan putra saya !!” ucap Vion tegas. Bahkan raut wajahnya menjadi datar.

“Kami datang diundang atasan kalian, jadi jangan mempersulit kedatangan saya dan cucu saya !”.

Wanita bernama Dini itu tertawa mengejek membuat Vion kesal. Sementara satpam tadi dia mencari aman dan menghubungi rekannya lewat HT agar menyampaikan pesan kepada Mario jika seseorang mengaku sebagai ibunya ada di lobby.

Mereka tidak ada yang tahu jika Mario adalah pemilik perusahaan tersebut. Entah apa yang membuat Mario memilih menutupi identitasnya.

“Kenapa ibu dan Iren lama datangnya ya ?”.

Ceklek ! Asisten Kai masuk ke ruangan Mario sembari membawa tumpukan map di tangannya.

“ Tanda tangan lagi ?” tanya Mario.

“Menurut tuan apa ?” tanya Asisten Kai balik.

“Benar-benar ya nih, pintu kulkas antartika !!”. Tak lama HT milik Mario berbunyi, kening Asisten Kai mengerut melihat benda tersebut. Dia menatap Mario yang meringis pelan.

“Sorry, masih pake beginian biar nggak dicurigai karyawan sendiri..” cicit Mario.

Asisten Kai menghela nafas panjang. “ Jaman udah canggih, telepon kantor ada. Kenapa harus HT sih, tuan !”.

Entahlah, Asisten Kai tak dapat memungkiri jika kejiwaaan tuannya benar-benar di luar kepastian. Mario langsung menekan tombol saat namanya disebut.

“Pak Mario, di lobby ada ibu anda dan anak kecil”

“Antarkan ke ruangan saya !” titah Mario tanpa sadar jiwa kepemimpinannya mulai terlihat.

“Maaf pak, baik kami akan meminta seseorang mengantar ibu anda ke ruangan anda !”.

“ Kenapa?” tanya Asisten Kai heran.

“Perasaan aku nggak enak, Kai.”

Sementara itu, Vion dan Dini masih saja adu mulut. Hingga seorang wanita berpakaian cleaning service menghampiri mereka.

“Mbak, ini ada apa ?” tanya nya bingung tanpa melihat keberadaan Vion. Mendengar suara seseorang, Maureen yang berjongkok mendongakkan kepalanya.

“Kakak Malshaaaaa !!!” pekik Maureen membuat Marsha terkejut. “Iren ?”. Gumam Marsha lalu dia menatap Vion dengan wajah terkejut.

“ Nyo—nyonya,”

“Kamu bekerja disini nak ?” tanya Vion santai, seolah dia sudah mengetahuinya.

“I–iya nyo–”

“Panggil bibi saja, jangan nyonya..”

“Ya iyalah, bibi. Ngapain manggil nyonya ! Emang situ bos !” ketus Dini.

“Dini !!”

“Apaan sih lo, Mars ! Lo itu di sini babu !! Nggak perlu bentak gue !!”

“Lo juga babu di sini ! Sadar diri, jangan seenaknya !!” seru Marsha kesal dengan keangkuhan Dini. Padahal dia disini juga bekerja kenapa mengatai orang babu.

“Kak Malsha, tau luangan ayah na dedek nda ? Dedek lapal kali, dedek mau makan ciang cama ayah…”.

Marsha merendahkan tubuhnya sejajar dengan tinggi Maureen. “ Nama ayah dedek siapa ?”.

“Ayah Malio…”

“Permisi, Ibunya Pak Mario ?”.

“ Ya, saya !”.

“Pak Mario meminta saya untuk menjemput ibu dan putrinya..” Vion mengangguk. Dia lalu menatap Dini yang masih menampilkan wajah sinis.

“Jangan sinis sama orang tua !” tegur Vion.

Dini berdecak. Dia tak peduli dengan Vion. “Sudah sana pergi ! Ganggu orang kerja !” usir Dini membuat pria yang menjemput Vion menggelengkan kepalanya.

Sementara satpam tadi, sudah kembali ke pos nya karena harus bergantian berjaga dengan rekannya yang akan membelikan makan siang untuk mereka.

“Sudah bibi, biarkan saja dia ! “. Vion mengangguk. Pria yang menjemput Vion tadi, segera mengajak  Vion dan Maureen ke ruangan Mario.

Mereka tidak tahu status Mario, yang mereka tahu adalah Mario sekretaris di perusahaan mereka sementara Asisten Kai adalah tangan kanan bos mereka.

“Kakak nda ikut ?” tanya Maureen saat Marsha hendak masuk ke ruangan lain.

“Ruangan kakak disini, sudah sana sama nenek kamu. Nanti hilang, kasihan nenek kamu..”

“Nanti main cama dedek ya kak,”

Marsha mengangguk. Maureen melambaikan tangannya sebelum mereka menghilang dari balik lift. Saat Marsha berbalik betapa terkejutnya Marsha saat dirinya melihat Melati sudah berdiri di belakangnya.

“Melati !! Kamu bikin jantungku mau copot !” ketus Marsha.

“Heheh, maaf Marsha. Soalnya aku penasaran sama boneka gemoy..”

“Boneka gemoy ?” Melati mengangguk.

“Itu tadi, anak kecil tadi siapa namanya ? Kok bisa kenal sama kamu ??”.

Marsha mengajak Melati masuk ke dalam sambil menceritakan kejadian tadi lagi yang membuatnya telat masuk kerja.

“ Wowwww !!! Serius kamu ?? Keren bangettt !! Kecil-kecil begitu udah berani nolongin orang, “ Melati menepuk kedua tangannya dengan antusias.

“Keren !! Eh, tapi kelerengnya gimana ?” tanya Melati seketika. “ Ya, udah di ambil dong ! Kamu tahu nggak dia itu ternyata anaknya Pak Mario loh !”.

“Pak Mario udah nikah ya ?” Marsha mengangguk. “ Bagus dong, kan yang aku incar Asisten Kai bukan Pak Mario, si datar itu !”.

Marsha melototkan kedua matanya, untung saja di ruangan itu hanya dia dan Melati saja sehingga Marsha tak harus menutup mulut petasan Melati.

“Mulut kamu ih, Mel…!! Bisa dikecilin nggak ! Di dengerin orang lain nanti di bully, kita !”.

“Ya–ya maaf hehe… tapi serius kan yang udah nikah Pak Mario bukan, Asisten Kai ?”. 

“Iya !!! Udah ah, ayo makan siang !” ajak Marsha. Perutnya sudah sangat lapar, jika melanjutkan obrolan bisa saja perutnya keroncongan.

1
♬☆❃.✮:▹alina◃:✮.❃♬☆
Semangat Kak Author ❤
A R
hedehhhhh
Heni Mulyani
lanjut
Della
Yuhu gess.. bentar lagi bakal masuk ke konflik semoga nyambung ya 😌.. jgn lupa bantu like dan komen..🤗♥︎
♬☆❃.✮:▹alina◃:✮.❃♬☆
Semangat Kak Author ❤
Heni Mulyani
lanjut
A R
🤣🤣🤣
A R
🤣🤣🤣🤣
Della
jangan lupa like dan komen ya teman-teman🤗👐
A R
bisa aee dedek ilenn 🤣🤣🤣😉
Heni Mulyani
lanjut author
Heni Mulyani
lanjut
A R
aduhh nenek ngmg tutup pabrik segala 🤣🤣🤣🤣
A R
mau sedih tp ga jd 😭😭😭😭😭😭
louis
kok ya jadi nenek tledor ditinggal sendirian anak kecil. untung ada Marsha.
DISTYA ANGGRA MELANI
Kok percya aja sih sang opo gak diselidiki dulu...
Heni Mulyani
lanjut
LISA
Ceritanya bagus bangett nih
LISA
Makin seru nih
LISA
Aman Kak..bagus jg ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!