Dea sudah menjadi sekretaris dan simpanan Arden Harwell selama 2 tahun. Disaat Arden akan menikah dengan wanita pilihan keluarga nya Dea memutuskan untuk menyudahi hubungan mereka.
Membuatnya dan Arden menjadi mantan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim.nana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 27 - Sumpah Arden
Arneta dan Arsila sungguh tidak menyangka ibu nya akan setega itu, mereka sudah kehilangan sang ayah dan sangat berharap ayahnya bisa hidup kembali.
Tapi dengan teganya Silvana meminta Dea untuk menganggap kedua orang tuanya tidak ada, padahal mereka masih hidup.
Namun Arneta dan Arsila tidak bisa berkata-kata, terlebih saat mereka melihat raut wajah Arden yang begitu marah. Bahkan kedua mata sang kakak nampak lebih merah.
"Apa mama puas setelah mengatakan itu? apa mama tahu, sekarang Dea pergi," balas Arden dengan tatapan nanarnya, dia sangat marah namun masih mencoba untuk menahan diri. Dihadapannya ini adalah sang ibu. Sekuat tenaga dia mengendalikan diri, meski keinginan untuk membentak dan memukul sudah dia rasa.
Mendengar itu Silvana cukup terkejut, karena baginya Dea akan melakukan apapun untuk menikah dengan Arden, termasuk melupakan kedua orang tuanya.
Sementara Arneta dan Arsila lebih terkejut lagi mengetahui Dea telah pergi. Mereka berdua yakin, jika Dea pergi tanpa memberi tahu sang kakak.
"Dan apa mama tahu, mungkin saja saat ini Dea pergi bersama anakku." Saat mengatakan itu ada air mata yang jatuh dari kedua mata Arden, air mata yang sedari tadi dia tahan akhirnya jatuh juga.
Dan ketiga wanita disana langsung membulatkan mata, sulit untuk menerima apa yang diucapkan oleh Arden.
"Apa maksudmu?!" Bentak Silvana, dia mengguncang kedua bahu Arden, namun anaknya sudah seperti mayat hidup. Arden tidak menjawab, tidak juga melawan. Bahkan terkesan pasrah meski Silvana mengguncang tubuhnya.
"Jawab Ar!! Apa maksudmu!!" Silvana terus menggoyang bahu Arden, tapi tetap juga tidak mendapatkan balasan.
Sementara Arneta dan Arsila mulai menangis sambil memeluk. Sampai akhirnya Silvana ikut menangis juga. Dia tidak berpikir sejauh itu tentang hubungan Arden dan Dea. Silvana tidak pernah membayangkan jika mungkin saja Dea mengandung anak Arden, cucunya.
Silvana menangis diantara kebingungan yang mendera di kepalanya. Sampai akhirnya Silvana jatuh pingsan.
Malam itu berlalu dan saat Silvana membuka mata dia tidak mendapati ketiga anaknya disini. Arden, Arneta dan Arsila tidak ada yang menemani dia. Hanya ada keheningan yang perlahan menyelip masuk ke dalam hati.
Arneta dan Arsila sangat kecewa, mereka memilih diam tidak membela siapa pun salah satu diantara kakak dan ibunya.
Sementara Arden masih semakin kacau mencari keberadaan Dea. Dia bahkan kembali mengitari kota seorang diri mencari keberadaan Dea sesuai dengan kata hatinya. Tapi tetap saja Arden tidak menemukan wanita itu. Dea benar-benar hilang seperti ditelan bumi.
Kamu jahat De, kamu lah yang jahat.
Aku yakin saat ini kamu hamil dan kamu pergi membawa bagian lain dari diriku, sementara aku disini tidak kamu tinggalkan apa-apa. Hanya kenangan yang tidak bisa aku gapai.
Jam 3 dini hari Arden menghentikan mobilnya di pinggir jalan raya. Dia keluar dan menikmati malam sunyi sendirian. Membiarkan tubuhnya diterpa dinginkan angin malam ini.
Ku harap kamu tidak merasakan dingin ini De, ku harap kamu menemukan tempat ternyaman setelah pergi dari ku.
De, aku sangat merindukan mu.
Arden menatap langit-langit, melihat bulan yang dikelilingi banyak bintang, langit malam itu terlihat bersih, tidak ada satupun awan. Disana dia seperti melihat bayangan Dea, Arden bersumpah akan terus mencari Dea dan menemukan wanita itu.