NovelToon NovelToon
Senja Di Langit Biru

Senja Di Langit Biru

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Romansa Fantasi / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:290
Nilai: 5
Nama Author: siwriterrajin

Dua orang remaja yang bertemu di bangku SMA, pertemanan menyatukan keduanya kemudian naik level menjadi jatuh cinta.

Banyak rintangan yang harus di lewati untuk mencapai kata BERSAMA, hingga salah satu dari mereka dipaksa untuk pergi.

Apakah perjuangan cinta mereka akan berakhir indah layaknya senja dan langit biru? Mau menjadi saksi perjuangan cinta mereka?

Baca disini‼️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon siwriterrajin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 20: Sisi Mendung tiap Manusia

Mobil yang mengerem mendadak sangat mengejutkan hingga Denika dan Antony tampak pucat.

"Kenapa Pak?." Kata Denika.

"Tadi ada yang lewat den, nggak tau apa." Kata Pak sopir.

"Sebentar ya den, saya cek dulu." Kata Pak sopir kemudian menuruni mobil.

"Nabrak apa ya Ka?." Kata Antony memasang wajah penasaran.

"Jangan-jangan hantu Ka." Kata Antony meledek.

"Yang bener aja lah Ton, nggak ada yang namanya hantu." Kata Denika.

"Bentar gue cek keluar dulu." Kata Denika.

"Gue ikut woy." Kata Antony ikut menyusul Denika turun dari mobil.

"Nabrak sesuatu pak?." Kata Denika pada pak sopir yang sedang mengecek di bawah mobil.

"Nggak ada apa-apa Den." Kata Pak sopir.

"Mungkin salah lihat pak, ya udah nggak ada apa-apa kan? Ayo lanjut aja." Kata Denika.

"Nggak ada Ton, udah tenang aja." Kata Denika menepuk pundak Antony.

Ketiganya bergegas masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya dengan kecepatan aman.

Setelah beberapa menit perjalanan akhirnya mereka sampai di rumah Antony.

"Ton udah sampe." Kata Denika.

"Oke bro, makasih udah mau anterin gue." Kata Antony.

"Oke sama-sama." Kata Denika.

Antony keluar dari mobil begitupun dengan mobil Denika yang meninggalkan komplek mewah tempat rumah Antony berada.

Antony dengan pelan meme uka gerbang rumahnya.

"Loh den udah pulang?." Kata Satpam yang berjaga.

"Hehe iya pak." Kata Antony menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Kang Asep baru aja otw jemput Aden di sekolah, katanya Aden pulang jam setengah tujuh." Kata Petugas kemanan.

"Iya Pak, ada mis komunikasi. Nanti Antony telfon Kang Asep deh." Kata Antony menutup gerbang.

"Oke den." Kata Petugas kemanan.

Antony berjalan ke pintu utama lalu bergegas masuk.

"Pa."

"Ma." Panggil Antony.

"Nyonya sama Bapak belum pulang den." Kata Bibi.

"Oh gitu ya bi."

"Aden mau makan apa, biar saya buatkan." Kata Bibi.

"Nggak usah Bi terima kasih, tadi baru aja makan bakso sama teman-teman."

"Kalau gitu Antony naik dulu ya bi." Kata Antony dan dibalas anggukan oleh bibi.

Antony bergegas menghubungi Kang Asep bahwa dirinya sudah pulang lebih dulu.

"Den." Panggil Bibi.

"Iya Bi kenapa?." Kata Antony sembari berusaha menghubungi kang Asep.

"Ingat pesan nyonya sama Tuan. Aden jangan pulang terlalu malam. Nyonya khawatir Aden kenapa-napa." Kata Bibi.

"Maaf jika Bibi selalu bilang gini ke Aden, tapi Nyonya masih belum lupa sama non Calista." Kata Bibi.

"Iya Bi, makasih ya udah diingetin." Kata Antony.

Lalu Antony menuju kamarnya, sembari memperhatikan tip anak tangga yang diinjaknya.

"Kalau kakak masih hidup pasti ruang gerak aku nggak terbatas gini." Kata Antony dengan wajah menekuk.

...----------------...

Denika memasuki rumah yang tampak sepi seperti tak berpenghuni.

Denika mendekat ke arah dapur dan menyapa pembantu yang berkerja di rumahnya.

"Bi." Panggil Denika.

"Mama , sama ayah belum pulang?." Kata Denika sembari menuang air putih di gelas yang dipegangnya.

"Eh Aden. Belum den, sepertinya ada kerjaan yang belum selesai di kantor." Kata Bibi yang sedang mencuci piring.

"Oh gitu. Kalau gitu Denika naik duluan ya bi." Kata Denika.

"Iya Den." Kata Bibi kalau melanjutkan pekerjaannya.

Denika menaiki satu persatu tangga sembari menikmati keheningan yang menyelimutinya terkadang keinginan rumah ramai seperti rumah keluarga hangat pada umunya pasti ada, tapi bukankah keinginan itu terlalu sulit untuk diwujudkan di keluarga Denika yang selalu terasa sunyi dan kosong?.

...----------------...

Akia dan Cika berjalan menyusuri jalanan yang diterangi cahaya lampu jalan.

"Tadi kemana aja sama Denika kok lama banget?." Kata Cika penasaran.

"Nggak kemana-mana kok." kata Akia.

"Lo kenapa sih, kayak banyak pikiran banget?." Kata Cika sembari menyeruput es serut yang dibelinya dalam perjalanan pulang.

"Gue masih ragu Cik." Kata Akia.

"Kenapa? Denika?." Kata Cika dan dibalas anggukan oleh Akia.

"Dia ngajak aku jalan." Kata Akia sambil menatap jalanan yang di pijaknya.

"Wahh bagus dong, berarti ada perkembangan." Kata Cika tampak bersemangat.

"Tapi,,." Kata Akia.

"Lo kan udah pernah bilang sama gue, Lo paling ngagks uka orang yang rendah diri. Terus kenapa sekarang Lo yang jadi rendah diri?!." Kata Cika.

"Iya gue tau Cik, tapi perbedaan ini terlalu menonjol." Kata Akia.

"Jangan terlalu memikirkan masa depan ka, yang penting lo bahagia." Kata Cika berhenti berjalan.

"Sini." Kata Cika sembari membuka kedua tangannya hendak memeluk Akia.

"Gue suka sama Denika, Gue udah berusaha nolak perasaan ini tapi,, gue nggak bisa." Kata Akia menggelengkan kepalanya.

"Jangan lawan rasanya, nikmatin aja." Kata Cika lalau memeluk Akia.

Keduanya berpelukan, Cika berusaha meyakinkan Akia yang tampak ragu dengan perasaanya sendiri.

"Udahh gapapa kok, gas aja Ki." Kata Cika sembari menepuk punggung Akia pelan.

Setiap orang mempunyai sisi mendung dalam diri mereka. Tinggal bagaimana seorang manusia menyikapi awan yang menyebabkan mendung dan kesuraman itu, apakah akan membiarkannya menghalangi cahaya matahari dalam hidupnya, atau justru menggunakan kesempatan itu untuk menemukan kekuatan dan kebijaksanaan dalam menghadapi badai kehidupan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!