NovelToon NovelToon
KU JALANI HIDUP SESUAI TAKDIR

KU JALANI HIDUP SESUAI TAKDIR

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Puspita.D

Menceritakan tentang gadis belia yang memutuskan menikah muda, mampu kah ia menjalani biduk rumah tangga yang penuh liku-liku? akan kah ia menyerah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspita.D, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

"Assalamualaikum ma.." ucap salam ku saat masuk rumah orang tuaku.

"Wa'alaikum salam..loh putri..kok kamu pulang bawa tas mu?" tanya mama padaku, seolah tak senang putri nya pulang.

"Iya ma, aku di berhentikan oleh om Sony" jawabku, bapak yang mendengar percakapan kami pun keluar dari kamar.

"Di berhentikan gimana maksud nya put?" tanya bapak.

"Iya pak maaf, karna Putri punya pacar, om Sony berhentikan aku tanpa ngomong langsung" kataku.

"Tapi kok Sony nggak ada ngomong apa-apa sih, harus nya dia kasih tau bapak, kalo kamu buat kesalahan, jangan main pecat kaya gini"

Bapak terlihat kesal, berbeda sama mama yang kesal nya malah ke aku bukan ke om Sony.

"Ya sudah, masuk lah dan istirahat" ujar bapak.

Aku pun melangkah masuk ke dalam kamar, "siapa yang suruh kamu pacaran!" seru mama tiba-tiba yang mengejutkan aku.

"Ya..kan aku sudah besar, bukan nya mama pengen aku cepat-cepat nikah? Kenapa sekarang malah protes kalo aku punya pacar" sahut ku.

"Itu kan dulu sewaktu kamu belum kerja, beda sama sekarang"

"Beda apa nya, sekarang aku juga nggak kerja lagi jadi ya nggak papa kan kalo aku pengen nikah muda" jawab ku yang sedikit kesal dengan sikap mama yang membingungkan.

"Terserah!" mama pun meninggalkan aku sendiri di dalam kamar, dan aku bernafas lega.

Hari demi hari aku lewati dengan menahan rindu pada Tio, karna tak setiap hari kami bertemu.

Sore itu kebetulan adik sepupu perempuan ku main ke rumah, dan siapa sangka ternyata Tio pun datang berkunjung ke rumah.

Tio pun mulai akrab dengan bapak dan mama. Mama yang tadi nya ngomel-ngomel nggak jelas sekarang menerima kehadiran Tio.

"Eh Tio , bentar ya "

Aku berlari masuk kamar tanpa menunggu jawaban dari nya, aku tinggalkan Tio bersama Naya adik sepupu ku, yang usia nya hanya beda satu tahun dengan ku.

Aku segera membersihkan wajah dan mengganti pakaian ku, setelah nya aku segera keluar.

"Sedang apa?" tanya Tio.

"Ah enggak, aku cuma ganti baju aja, tadi soalnya habis masak, jadi bau bumbu" sahut ku dengan rasa tak nyaman.

"Oh iya aku mau ajak kamu keluar hari ini, sudah ijin juga sama bapak" aku pun hanya mengangguk.

"Naya." bentak ku, yang melihat nya terbengong.

"Eh iya mba ada apa?"

"Mba berangkat dulu ya nanti kalo bapak sama mama sudah pulang, tolong sampaikan yah kalo mba pergi sama Tio"

Bisik ku pada Naya, Naya pun mengangguk.

"Kita berangkat sekarang?" tanya Tio, aku mengiyakan ajakan Tio.

Aku pun di ajak pergi entah ke mana, hingga larut malam kami belum pulang.

"Eh ternyata, lebih manis adik mu ya di banding kan kamu" ucap Tio yang membuatku menahan cemburu, yah walaupun niat nya hanya bercanda.

"Ya sudah kamu nikah aja sama Naya. Ngapain kamu harus deketin aku" sahutku sembari membuang muka.

"Kamu marah? Aku kan cuma bercanda"

"Dih siapa yang marah" sahutku.

"Kita pulang yuk sudah malam nanti di cari sama mana mu"

Walau kecewa karna harus berpisah lagi aku pun menyetujui ajakan nya.

Tio pun mengantarku pulang, tepat jam 10 malam aku sampai rumah.

Tak ada ciuman yang pernah ia berikan dulu, setiap aku minta, ia selalu bilang, aku lagi sariawan, rasa malu bercampur kesal aku pendam saat itu.

"Putri kamu kalo di ajak pulang malam, itu ke mana aja?" tanya mama di suatu pagi, sembari memasak, mama mengajak ku mengobrol.

"Ke mana? Paling juga di ajak ke rumah kakak nya"

"Cuma ke situ? Nggak di ajak makan-makan gitu?"

Sejenak aku berpikir, "iya ya. Kok aku nggak pernah di belikan sesuatu sama Tio. Ah berarti Tio dan Agus nggak jauh beda dong" monolog ku dalam hati.

"Di ajak kok" kata ku berbohong, entah kenapa aku harus menutupinya, padahal dulu aku paling tak suka di perlakukan seperti itu.

Sudah dua minggu, aku dan Tio menjalani hubungan sejak aku di rumah. Dan sekarang aku mendapat kabar, kalo dia berniat melamarku, bersama dengan kakak nya, ia datang melamar ku.

Malam itu lamaran di langsungkan seadanya. Yah maklum orang tua Tio nggak bisa hadir karna jauh.

Setelah lamaran selesai, akhirnya aku merasa lega, begitu juga dengan bapak dan mama.

"Putri. Bantu mama cari sayur di depan rumah RT" kata mama di suatu sore.

"Sayur apa ma?" tanya ku.

"Sayur Genjer, itu sayur kesukaan bapak mu"

"Kenapa harus cari sih ma, kenapa mama nggk beli aja lebih praktis" saran ku yang merasa ogah-ogahan mencari sayur di deoan rumah RT.

Akhirnya aku menurut kemauan mama, namun di tengah perjalanan, aku melihat sosok yang seperti nya familiar, dari kejauhan aku lihat Tio berjalan.

"Ma itu kan Tio" kata ku yang tiba-tiba menghentikan langkah.

"Oh iya itu Tio"

Tanpa bertanya atau menunggu persetujuan, aku pun berlari kembali ke rumah, duuuh malu nya aku.

Sampai di rumah, aku segera membersih kan diri tanpa mandi, aku langsung saja ganti baju, entah seperti apa bau badanku.

"Eh , kok kamu datang sore-sore gini, mana nggak kasih kabar dulu" kata ku tanpa babibu.

"Emang nggak boleh?" tanya nya.

"Ya boleh sih, tapi kan paling tidak kasih kabar dulu"

"Jalan yuk" ajak nya.

"Tapi kan nggak bawa motor"

"pake angkot ntar pulang nya pinjam motor kakak ku"

"ya sudah aku mandi dulu"

Aku pun segera mandi, sedang kan mama belum pulang, selesai mandi aku segera memilih baju yang pantas.

"Kita berangkat sekarang?" tanya ku, Tio pun memandangku dari atas sampai bawah, entah apa yang di lihat nya.

Kebetulan mama baru pulang lewat pintu belakang.

"Mau ke mana Put?" tanya mama, saat melihatku sudah rapi.

"Aku mau keluar ma, maaf ya ma tadi nggak bisa bantuin mama" ucap ku sembari cengengesan.

"Halah kamu tu selalu cari alasan kalo di suruh bantuin mama, ya sudah sana kalo mau pergi, hati-hati" walaupun kesal mama tetap mengijinkan aku buat keluar sama Tio.

"Makasih ma.."

Aku dan Tio segera pergi, cukup lama kami menunggu angkot yang lewat, kurang lebih 40 menit.

Setelah cukup lama kami menunggu, akhirnya ada juga angkot yang lewat.

Sampai di rumah kakak nya aku seperti orang b*doh, karna merasa malu, aku tak berani minum atau pun makan, meski sudah di suruh.

Kakak ipar nya begitu baik padaku. Tapi karna malu tetap saja ada rasa takut dan sungkan.

1
Ds Phone
macam macam dugan hidup nya
Ds Phone
hamil ke dia
Ds Phone
nakit betul dia
Ds Phone
macam mana dengan rumah tangga meraka
Ds Phone
suami apa macam tu nak beban sama isteri
Ds Phone
itu jalan tak baik tu
Ds Phone
sangup metua kata macam tu
Ds Phone
muking ada yang tak kena
Ds Phone
tinggal kan aja
Ds Phone
laki tak ber tangung jawab
Ds Phone
apa nasib rumah tangga nya
Ds Phone
dia tak tahu orang hamil macam mana
Ds Phone
ada tukang hasut
Ds Phone
dapat laki macam tu memang susah
Ds Phone
laki nya kaki mabuk
Ds Phone
malu pulak tapi ikut
Ds Phone
sebenar dia suka pada kamu
Ds Phone
yake macam tak ada keputusan aja
Ds Phone
sakit hati sebenar nya
Ds Phone
dah masa sendiri tahu apa pun nak dimasak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!