My Cold Boyfriend-
Alletha Gracelyn, harus kehilangan kekasih yang sudah bersamanya 2 tahun karena sebuah kecelakaan tunggal di saat akan merayakan Anniversary mereka, di saat kesedihan nya dia malah bertemu dengan laki-laki dingin namun selalu bersikap hangat di saat bersamanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Encha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20. Kegiatan Pagi Puncak
...Ada hubungan apa antara mereka, bahkan Langit tampak panik dengan keadaan Aleta....
...(Bram)...
-----------------------------------------------
Masih dengan acara di Puncak semua mahasiswa/wi pagi ini tampak sudah berkumpul di luar Vila untuk mengikuti kegiatan pagi ini.
Mereka akan mengikuti permainan yang di siapkan oleh panitia Ospek.
Semua tampak semangat berbaris sesuai dengan anggota masing-masing. Setiap anggota terdiri dari 10 orang dan mereka harus mencari bendera yang sebelumnya sudah di simpan oleh Panitia di dalam hutan.
Siapa yang paling cepat menemukan mereka lah yang akan menang, dan membawa hadiah yang sudah disiapkan.
Leta, Alis juga Bram berada dalam satu team dan mereka sudah bersiap dengan kegiatan pagi ini.
"Listen.! Ini Permainan dan gue minta tetap hati-hati. langsung hubungi panitia kalau terjadi sesuatu." Ucap Langit membuat semua mengangguk.
Pandangan Langit ke arah Aleta yang sudah bersiap, namun matanya mengernyit saat melihat Bram yang ternyata juga satu team dengannya. Kenapa bisa mereka satu team. Ucapan Bram semalam membuat Langit terdiam bagaimana jika benar Bram akan menyatakan perasaannya.
Shit,, Umpat Langit membuat Arga menoleh.
"Kenapa?"
Langit menggeleng, namun matanya masih menatap ke arah Aleta yang sudah mulai berjalan bersama team nya.
"Kejar kalo emang suka, Bram juga naksir berat sama Leta kalo Lo lupa."
"Sok tau!"
Arga menggeleng dengan senyuman di wajahnya, dia tau bagaimana Langit yang sebenarnya mulai menyukai Leta namun gengsinya terlalu besar.
Luna yang berada di sana terus menatap langit, tangannya mengepal saat mendengar ucapan Arga.
Tidak, dia tidak akan pernah membiarkan Langit bersama Leta atau perempuan lain. Dia sudah memutuskan Boy demi bisa kembali bersama Langit.
Langit duduk di pos sembari meneguk kopi. Dia akan memantau dari dalam Pos.
Arga datang dan duduk di samping Langit, menyesap rokok sementara Langit hanya diam sesekali dia menatap ponselnya.
Rombongan peserta perlombaan Ospek tampak mulai berjalan masuk ke dalam hutan, mereka mengikuti petunjuk yang berada di dalam hutan dan sesekali mereka tampak mendapatkan sedikit rintangan di sana.
Team Aleta tampak lebih unggul, mereka terus bersemangat.
Bram yang berada di belakang Aleta tampak menghampiri Aleta dan berjalan bersama.
"Capek gak Ta" Ucapnya membuat Leta menoleh.
"Aman"
"Gue gendong kalo Capek."
Leta tertawa,, "Ngaco"
"Gue serius, kaki Lo pegel gak?"
"Aman gue, Cuma jalan gini aja."
"Kalau Capek bilang gue."
Leta mengacungkan jempolnya dan mereka terus berjalan.
Namun saat beberapa langkah, Leta merasakan sesuatu dengan perutnya.
Perut gue kenapa sakit gini sih,, Aleta mencekeram perutnya yang tiba-tiba merasa sakit bahkan terasa semakin sakit.
"Ta, Lo kenapa?" Ucap Alis yang menyadarinya
"Perut gue sakit banget Al"
Alis menatap Aleta yang semakin pucat, dia memanggil Bram yang sudah lebih dulu berjalan di depan
"Bram."
Bram menoleh, dia mengernyit saat melihat Aleta yang malah berjongkok dengan tangan memegang perutnya wajahnya bahkan terlihat pucat.
"Aleta, Lo kenapa?"
"Perut gue sakit banget."
Bram membuka tasnya, dia mengambil botol minum dan membukanya.
"Minum dulu "
Leta menerimanya dan meneguknya,,
"Ada apa ini." Ucap salah satu panitia yang memang memantau di dalam hutan.
"Perut Aleta sakit kak."
Seorang panitia wanita langsung menghubungi team di posko.
"Iya Sas kenapa? "
"Ar, ada salah satu Maba yang sakit. Lo bisa ke Pos 3."
"Oke kita ke sana."
Panitia yang bernama Saskia tampak berjongkok di depan Aleta yang terlihat pucat bahkan tubuhnya sedikit bergetar.
"Lo bisa tahan, gue udah minta Arga ke sini." Ucapnya dan Aleta hanya mengangguk
Bram yang berada di sana panik apalagi wajah Aleta yang tampak begitu pucat.
"Kelamaan, mending -
"Kenapa Sas" potong Arga yang datang bersama Langit.
"Aleta" Ucap Langit yang langsung menghampiri
Leta mendongak, wajahnya terlihat sangat pucat. Tanpa basa basi Langit langsung menggendongnya dan membawanya kembali ke pos.
Semua yang berada di sana menatapnya bingung, terutama Bram yang terus menatapnya.
Ada hubungan apa antara mereka, bahkan Langit tampak panik dengan keadaan Aleta.
"Oke, semua lanjut kegiatan dan Lo Sas terus berjaga." Ucap Arga
"Siap Ar."
Arga berlari mengikuti Langit yang sudah lebih dulu membawa Aleta.
Semua menatap mereka, bahkan beberapa Maba yang masih mengikuti permainan pun tampak menatapnya dan saling berbisik menanyakan kedekatan Aleta dengan Langit.
"Kak,,"Lirih Leta membuat Langit menunduk.
Wajah Aleta semakin pucat membuat Langit teringat dengan permintaan Papa nya Leta untuk menjaganya selama ospek.
"Turunin gue, gue malu"
"Diem.!"
Leta terdiam, wajahnya dia sembunyikan di dada bidang Langit karena semua mata menatap ke arahnya.
Luna bersama Siska tampak mengepalkan tangannya, kenapa Aleta selalu saja mencari perhatian Langit.
"Kenapa lagi tuh cewek, hobi banget cari perhatian." Ucap Siska.
"Loh Langit, kenapa Aleta?"Ucap Tina salah satu anggota KSR yang berjaga di salah satu ruangan untuk mengantisipasi jika terjadi sesuatu selama kegiatan di sana.
Langit merebahkan Aleta di atas tempat tidur., dia menatap salah satu anggota KSR.
Tina langsung menghampiri Aleta dan mulai memeriksanya.
"Gue gapapa Kak, ini karena gue- Ucap Leta berhenti, dia menggigit bibir bawahnya. Bagaimana mungkin dia bilang kalau dia datang bulan.
Ya Aleta baru ingat jika hari ini jadwal tamu bulanan nya, pasti dia akan merasakan sakit bahkan bisa demam.
Tina mengangguk, "Tunggu sebentar ya"
Tina berjalan menuju mejanya, dan mengambil sesuatu dari dalam tas.
"Lo bisa sendiri atau gue temenin?"
"Gue bisa sendiri Kak." Ucap Leta beranjak bangun dan berjalan menuju kamar mandi.
langit mengernyitkan keningnya, apa yang Tina berikan dan kenapa Leta berjalan menuju kamar mandi.
"Tamu bulanan, Lo gak usah panik. Itu sudah hal biasa pasti perempuan ngalamin itu dan gejalanya perut sakit, demam juga pucat sama kaya Aleta tadi."
Langit terdiam.
Dia lumayan tau soal itu. Tapi melihat wajah Aleta yang begitu pucat membuat Langit khawatir.
Ceklek
pintu terbuka membuat Langit menoleh, Aleta kembali berjalan.
"Mending Lo istirahat dulu"Ucap Tina tersenyum
"Gue gapapa Kak, gue mau lanjut permainan."
"Istirahat.!" Ucap Langit
"Tapi Kak-
"Nurut Aleta."
Leta mencebik namun dia tetap nurut dan kembali berbaring.
Langit menghela napasnya dan berjalan mendekat.
"Masih sakit?"
Leta mengangguk karena memang perutnya masih terasa sakit dan juga nyeri.
"Memang selalu sakit gini?"
"Iya kak, tapi gapapa kok gue bawa tidur bentar nanti sakitnya ilang."
"Ya udah tidur." Titah Langit membuat Leta menatapnya.
"Kenapa?"
Leta menghela napasnya, "Ya udah gue tidur, Kak langit kembali aja ke pos gue gapapa kok."
"Gue temenin."
"Gak usah Kak, gue gapapa"
"Tidur Aleta."
"Ck, galak banget sih" Kesal Aleta langsung membelakangi Langit yang duduk di sampingnya dan terdengar oleh Langit.
Langit hanya diam dan menatap punggung Leta. Entahlah kenapa bisa dia bersikap seperti ini. Apa yang Arga katakan benar jika dia mulai menyukai Aleta tapi Langit sendiri masih ragu, dia juga masih takut untuk berkomitmen dengan perempuan lain.
tuhh cowek juga terobsesi sama langit..
viee letaa... udah ada rasa nihh🤭
Ya elahh ada saingan baru nihh🤣