NovelToon NovelToon
AKU JATUH CINTA KEPADA CEO KU

AKU JATUH CINTA KEPADA CEO KU

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / CEO
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Lim Kyung rin

He Ma Li, seorang wanita muda yang penuh semangat, baru saja diterima sebagai karyawan di sebuah perusahaan besar. Berbekal mimpi besar dan tekad kuat, Ma Li berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan kerjanya yang penuh tekanan. Namun, ada satu sosok yang selalu menguji ketenangannya—CEO Zhang Xiang Li, seorang pria keras kepala dan penuh aturan. Dikenal sebagai pemimpin yang ambisius dan tegas, Xiang Li menjalankan perusahaannya dengan tangan besi, tidak memberi ruang untuk kesalahan.

Awalnya, Ma Li menganggap Xiang Li hanya sebagai bos yang sulit didekati. Namun, semakin lama bekerja di dekatnya, Ma Li mulai melihat sisi lain dari pria tersebut. Di balik sikap dingin dan tatapan tajamnya, Xiang Li memiliki cerita hidup yang sulit, yang perlahan membuat Ma Li semakin tertarik.

Tanpa disadari, perasaan cinta mulai tumbuh di hati Ma Li. Namun, cinta ini bukanlah sesuatu yang mudah. Bagi Xiang Li, cinta dan pekerjaan tidak pernah bisa bercampur, dan dia bersikeras menahan perasaannya agar tetap profesional. Mampukah Ma Li menembus dinding yang dibangun oleh Xiang Li? Apakah cinta Ma Li cukup kuat untuk membuat CEO keras kepala ini membuka hatinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lim Kyung rin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 20

Hari pernikahan mereka akhirnya tiba, dipenuhi kehangatan dan kebahagiaan dari keluarga dan teman-teman yang hadir. Mereka memilih lokasi pernikahan di sebuah taman yang asri, dikelilingi pohon-pohon besar dan bunga berwarna-warni. Tempat tersebut terasa begitu sempurna, seolah menggambarkan awal yang indah untuk perjalanan hidup mereka.

He Ma Li berjalan menyusuri lorong dengan gaun putih yang anggun, diiringi musik lembut yang mengalun di udara. Zhang Xiang Li menunggunya di depan altar dengan wajah penuh haru, tak mampu menyembunyikan kebahagiaannya. Saat pandangan mereka bertemu, keduanya merasa seluruh dunia terhenti—hanya ada mereka berdua dalam momen itu.

Upacara berlangsung khidmat. Mereka saling mengucap janji dengan suara penuh keyakinan dan cinta. Zhang Xiang Li menggenggam tangan He Ma Li erat, berkata, “Aku berjanji untuk selalu ada di sampingmu, dalam suka dan duka, mengukir kisah cinta kita bersama.”

Dengan mata berkaca-kaca, He Ma Li menjawab, “Aku juga berjanji akan selalu mendukungmu dan mencintaimu apa adanya. Bersamamu, aku merasa rumah.”

Usai mereka berikrar, para tamu menyambut dengan tepuk tangan meriah, dan kedua pasangan ini berbagi ciuman pertama sebagai suami istri. Hari itu menjadi awal dari kehidupan baru mereka yang penuh harapan dan kebahagiaan.

Setelah acara pernikahan, mereka menikmati bulan madu di sebuah pantai terpencil, jauh dari keramaian. Di sana, mereka kembali menikmati keindahan alam yang tenang, dengan langit biru dan ombak yang menyapa pantai. Mereka berbicara tentang harapan baru yang akan mereka jalani, serta hal-hal sederhana yang akan mereka nikmati bersama, seperti berjalan di bawah bintang atau sekadar menikmati secangkir kopi sambil menonton matahari terbit.

Beberapa bulan setelah pernikahan, mereka pindah ke rumah kecil impian mereka di pinggir kota. Rumah itu memiliki halaman yang luas, dengan kebun penuh bunga yang selalu mereka rawat bersama. Mereka juga mengadopsi dua anjing yang diberi nama Mocha dan Latte, yang dengan cepat menjadi bagian dari keluarga kecil mereka.

Studio musik yang mereka impikan pun menjadi nyata. Zhang Xiang Li membangunnya sendiri di sudut rumah, membuat He Ma Li terharu dengan usahanya. Setiap kali He Ma Li masuk ke studio itu, ia merasa mendapatkan ruang khusus untuk berkreasi, sementara Zhang Xiang Li selalu mendukung di setiap langkahnya.

Kehidupan mereka dipenuhi cinta dan kebersamaan. Di tengah rutinitas harian, mereka tetap mengutamakan momen kebersamaan, seperti memasak makan malam bersama, menanam bunga di kebun, atau sekadar berbicara panjang lebar tentang mimpi dan tujuan mereka.

Mereka pun sering kembali ke danau kecil tempat Zhang Xiang Li melamar He Ma Li. Setiap kali ke sana, mereka duduk di tepi danau, mengingat janji yang pernah mereka buat dan mengenang perjalanan panjang yang telah mereka lewati. Danau itu menjadi saksi cinta mereka, sebuah tempat penuh kenangan yang mengingatkan mereka untuk terus menjaga cinta yang telah tumbuh dengan indah.

Hari demi hari, mereka hidup dengan penuh syukur dan bahagia, percaya bahwa cinta mereka akan selalu menguatkan dan menemani mereka, seiring waktu dan perjalanan hidup yang akan terus berjalan.

Tahun demi tahun berlalu, dan cinta Zhang Xiang Li dan He Ma Li tumbuh semakin dalam. Kehidupan mereka mungkin tidak selalu sempurna, tetapi mereka selalu saling melengkapi dan mendukung satu sama lain. Mereka menghadapi berbagai tantangan—pekerjaan yang menumpuk, masalah keuangan saat studio musik mengalami kesulitan, hingga kesibukan yang membuat waktu bersama semakin terbatas. Namun, di setiap tantangan, mereka selalu menemukan jalan untuk saling menguatkan.

Suatu ketika, studio musik yang mereka bangun mulai dikenal di kalangan musisi lokal, dan He Ma Li mendapat tawaran untuk bekerja sama dalam proyek musik dengan beberapa penyanyi terkenal. Dengan semangat, Zhang Xiang Li selalu berada di sisinya, menyemangatinya untuk mewujudkan mimpinya sebagai musisi dan komposer.

Pada malam-malam yang sibuk, He Ma Li sering kali duduk di studio hingga larut. Zhang Xiang Li akan diam-diam menyiapkan teh hangat dan menyelimutinya, memastikan istrinya nyaman dan fokus pada karyanya. Mereka berbagi tawa, canda, bahkan air mata saat menghadapi kesulitan. Studio itu bukan sekadar tempat kerja, melainkan simbol kerja keras dan cinta mereka, sebuah ruang di mana mereka merajut impian bersama.

Kebahagiaan mereka semakin lengkap saat He Ma Li mengabarkan bahwa ia hamil. Zhang Xiang Li, yang biasanya tenang, tampak begitu gugup dan bahagia. Selama kehamilan, Zhang Xiang Li selalu siaga, memastikan He Ma Li mendapatkan kenyamanan dan perawatan terbaik. Mereka menghitung hari bersama, berbicara tentang masa depan yang akan mereka jalani bersama anak mereka, dan membayangkan seperti apa wajah kecil yang akan segera melengkapi keluarga mereka.

Akhirnya, mereka dikaruniai seorang putri yang diberi nama Mei Ling, yang membawa keceriaan baru dalam kehidupan mereka. Rumah kecil mereka dipenuhi tawa riang, dan kebun bunga di halaman seakan ikut berbunga lebih indah. Zhang Xiang Li dan He Ma Li menyaksikan Mei Ling tumbuh, mengajarkannya tentang kehidupan, cinta, dan kerja keras yang mereka yakini. Mei Ling pun tumbuh menjadi anak yang penuh semangat dan cinta akan musik, seperti kedua orang tuanya.

Seiring waktu, Mei Ling mulai menunjukkan bakatnya dalam bermain alat musik. Ia sering bermain piano di studio musik yang dibangun oleh ayahnya, dan He Ma Li dengan senang hati mengajarkannya bernyanyi. Zhang Xiang Li selalu terpesona melihat istri dan putrinya berbagi momen tersebut; baginya, itu adalah bukti cinta yang telah mereka tanam sejak awal pernikahan.

Pada ulang tahun pernikahan mereka yang ke-10, Zhang Xiang Li dan He Ma Li kembali ke danau kecil tempat mereka dulu membuat janji. Kali ini, mereka bersama Mei Ling, yang tampak riang berlari di sekitar danau. Sambil memandang danau yang masih tenang seperti dulu, Zhang Xiang Li merangkul He Ma Li dan berbisik, “Aku selalu tahu, memilihmu adalah keputusan terbaik dalam hidupku.”

Dengan mata berkaca-kaca, He Ma Li menjawab, “Dan aku akan terus memilihmu, setiap hari, hingga selamanya.”

Hari itu, di tepi danau yang penuh kenangan, mereka merayakan cinta yang telah teruji oleh waktu—sebuah cinta yang menguatkan dan memberikan makna pada setiap langkah yang mereka lalui. Di hadapan danau itu, mereka berjanji untuk terus menjaga cinta mereka, sambil menatap masa depan yang masih penuh harapan dan kebahagiaan yang akan mereka jalani bersama keluarga kecil mereka.

Tahun demi tahun berlalu, dan kehidupan keluarga kecil mereka dipenuhi dengan kebahagiaan yang sederhana namun tulus. Mei Ling tumbuh menjadi seorang remaja berbakat yang selalu antusias mempelajari musik dan seni dari kedua orang tuanya. Setiap akhir pekan, keluarga itu menghabiskan waktu bersama di studio, memainkan berbagai instrumen, dan menciptakan lagu-lagu baru. Studio musik yang dulunya menjadi impian bersama Zhang Xiang Li dan He Ma Li, kini menjadi tempat penuh kenangan yang juga membentuk jiwa seni Mei Ling.

Pada suatu malam, Zhang Xiang Li duduk di teras rumah mereka, memandangi langit berbintang sambil teringat akan semua perjalanan yang telah mereka lewati. He Ma Li bergabung, duduk di sampingnya, menyandarkan kepalanya di bahu suaminya. Mereka berbicara tentang semua yang telah mereka capai, tentang mimpi-mimpi yang mereka wujudkan, dan juga tentang masa depan yang ingin mereka ciptakan bersama.

“Aku tak pernah membayangkan hidup bisa sebahagia ini,” ucap He Ma Li pelan, memandang bintang-bintang. “Dulu kita memulai semuanya dari nol, hanya berbekal cinta dan mimpi.”

Zhang Xiang Li tersenyum, menggenggam tangannya erat. “Dan lihat di mana kita sekarang. Kita memiliki keluarga, rumah yang hangat, dan hidup yang penuh arti. Ini semua karena kita tidak pernah menyerah satu sama lain.”

Malam itu, mereka berdua berbicara tentang rencana masa depan, termasuk bagaimana mereka akan mendukung Mei Ling untuk mengejar impiannya. Meskipun mereka tahu bahwa tantangan mungkin akan datang, mereka percaya bahwa selama mereka bersama, mereka bisa menghadapi apapun.

Beberapa tahun kemudian, Mei Ling diterima di sekolah musik bergengsi. Kepergian Mei Ling ke kota lain untuk melanjutkan pendidikan terasa berat bagi mereka, namun mereka tahu bahwa ini adalah langkah yang tepat. Zhang Xiang Li dan He Ma Li mendukung penuh keputusan putri mereka, mengantarnya dengan haru, namun juga dengan penuh kebanggaan.

Di rumah, Zhang Xiang Li dan He Ma Li kembali pada rutinitas harian mereka. Meskipun Mei Ling tak lagi di rumah, mereka tetap menjaga kebersamaan dan selalu menantikan kabar dari putri mereka. Pada malam-malam tertentu, mereka duduk di studio, memutar rekaman Mei Ling yang sedang memainkan piano atau bernyanyi, merasakan kehadiran putri mereka melalui musik.

Beberapa tahun setelahnya, Mei Ling meraih kesuksesan di dunia musik. Ia menjadi komposer yang dihormati, dikenal karena karya-karya indahnya yang terinspirasi dari cinta dan kebahagiaan yang ia pelajari dari orang tuanya. Dalam setiap lagu yang ia tulis, ada jejak kenangan masa kecilnya, saat ia menghabiskan waktu di studio musik kecil yang dibangun oleh ayahnya dan diisi oleh suara ibunya yang lembut.

Pada ulang tahun pernikahan ke-25, Mei Ling mengundang Zhang Xiang Li dan He Ma Li ke sebuah konser khusus yang ia persembahkan untuk mereka. Di tengah panggung yang megah, Mei Ling memainkan sebuah lagu yang ia ciptakan khusus untuk kedua orang tuanya, lagu yang berjudul Cinta yang Abadi. Dalam setiap nada, tersirat rasa terima kasih yang mendalam untuk cinta, dukungan, dan pengorbanan mereka.

Di antara penonton, Zhang Xiang Li dan He Ma Li tak kuasa menahan air mata. Mereka saling menggenggam tangan, merasakan betapa besar cinta yang mereka bagikan, yang kini tumbuh dan hidup dalam diri putri mereka. Di momen itu, mereka menyadari bahwa kisah cinta mereka tak hanya menciptakan kebahagiaan bagi diri mereka sendiri, tetapi juga telah mewariskan sesuatu yang tak ternilai bagi generasi berikutnya.

Saat konser berakhir, Mei Ling berdiri di panggung, tersenyum ke arah kedua orang tuanya, dan berbisik dalam hati, “Terima kasih, Ayah dan Ibu, untuk cinta yang telah kalian tunjukkan. Kalian adalah alasan mengapa aku percaya pada keajaiban cinta.”

Di tengah sorakan penonton dan gemerlap lampu, Zhang Xiang Li dan He Ma Li merasa bahwa cinta mereka telah mencapai sebuah babak baru. Mereka tahu bahwa perjalanan ini masih panjang, namun dengan cinta yang tulus dan dukungan yang kuat, mereka siap melangkah maju, bersama, dengan penuh keyakinan.

Hari itu, mereka pulang dengan hati yang penuh kebahagiaan, mengenang semua kenangan yang telah mereka ciptakan, dan menyimpan impian baru untuk masa depan yang akan mereka jalani bersama. Bagi Zhang Xiang Li dan He Ma Li, cinta yang mereka miliki adalah anugerah yang abadi, sebuah kisah yang tak akan pernah berakhir.

1
yanah~
mampir kak 🤗
Alika Nasywa: thank you udah mampir ya
total 1 replies
Rini Rudiyanto
semangat thor /Good/
Alika Nasywa: Terima kasih tante atas komentar nya😍
total 1 replies
Wenchetri
lanjut Thor,,, 💓
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
total 1 replies
Wenchetri
Lanjut Thor
Alika Nasywa: baik, terimakasih telah mampir di novel ku untuk selanjutnya di tunggu aja ya hehe😁😘
total 1 replies
Laysa Candikia
Aku Mampir, semangatt Ci/Angry/
Laysa Candikia: Sama-sama, Ci
Alika Nasywa: xie xie ya
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!