Mawar Berduri

Mawar Berduri

Bermuka Dua

" Mawar, maukah kamu menikah dengan ku ?" tanya Ikhsan sambil berlutut di hadapan Mawar wanita yang iya cintai selama lebih dari satu tahun.

" tapi apa ibumu mau menerima ku ?" tanya Mawar yang memang menjalin hubungan secara sembunyi dari ibunya Ikhsan.

" ibuku wanita baik dan aku yakin seiring berjalannya waktu ibu pasti akan bisa menerima hubungan ini dan kita akan berjuang sama sama untuk meluluhkan hati ibu " ucap Ikhsan terus berusaha meyakinkan Mawar kekasihnya.

" Mawar... mana makan siangnya !! " Mawar tersadar dari lamunannya saat mendengar teriakan ibu mertuanya.

" iya Bu sebentar lagi selesai " ucap Mawar setelah menghampiri Bu Teri yang saat ini ada di ruang keluarga bersama seorang wanita yang baru saja Mawar lihat.

" lelet sekali sih kamu ini " ucap Bu Teri sinis.

" cepat selesaikan masakannya karena kami sangat lapar " ucap Bu Teri seolah Mawar bukanlah menantunya tapi pembantunya.

Deg

Andai ucapan itu yang di ucapkan Bu Teri di hadapannya mungkin Mawar tak terlalu sakit hati tapi Bu Teri mengatakan itu di hadapan orang luar dan hal itu semakin membuat Mawar merasa tak di hargai.

Tak ingin terus di permalukan di hadapan wanita asing membuat Mawar memilih melanjutkan memasaknya dan menganggap Bu Teri tak mengatakan apapun pada nya.

" siapa sebenarnya wanita itu ? "

" kenapa aku merasa akan ada sesuatu yang terjadi ? "

" tapi apa ?" Berbagai pikiran terus berkecamuk dalam pikiran Mawar saat melihat kedekatan antara ibu mertuanya dengan wanita yang sampai saat ini belum Mawar ketahui siapa namanya dan maksud kedatangannya ke rumah ini.

Mawar Khairunnisa dan Ikhsan Pratama menikah sudah satu tahun dan selama satu tahun pernikahan mereka tinggal di rumah orang tua Ikhsan atas permintaan Bu Teri.

" ah akhirnya selesai juga " ucap Mawar yang baru saja selesai meletakan masakan terakhirnya di atas meja makan dan ternyata berbarengan dengan kedatangan Bu Teri dan wanita yang masih belum Mawar ketahui siapa namanya.

" ayo Sisil kita makan " ucap Bu Teri yang berhasil membuat Mawar menatap ke arah wanita yang kini sudah duduk di samping Bu Teri.

" Sisil ? Kenapa aku merasa tak asing dengan nama itu ?" gumam Mawar sambil menarik kursi untuknya duduk untuk menikmati makan siang yang sudah iya masak sendiri.

" kamu mau apa ?" tanya Bu Teri masih dengan tatapan tak sukanya pada Mawar.

" maksud ibu ?" tanya Mawar yang sangat yakin Bu Teri tau apa yang akan iya lakukan jika ingin duduk di meja makan.

" kami akan makan berdua sebaiknya kamu makan nanti setelah kami " ucap Bu Teri yang tak memperdulikan perasaan Mawar saat di perlakukan seperti itu.

" ayo Sisil makan, maaf ya hanya makanan sederhana " ucap Bu Teri mempersilahkan wanita muda di sampingnya untuk mulai menikmati makan siang yang sudah Mawar siapkan.

" tapi Bu,apa kita tak menunggu kak Ikhsan dulu ?" tanya Sesil yang sepertinya tak menganggap kehadiran Mawar di antara mereka.

Bu Teri melihat sekilas ke arah Mawar yang masih berdiri di dekat meja makan seolah Mawar begitu penasaran dengan percakapan dirinya dan wanita muda itu.

" sampai kapan kamu berdiri di situ ?"

" lebih baik kamu pergi ke dapur dan bersihkan peralatan bekas kamu memasak " ucap Bu Teri lagi.

Mawar yang tak ingin membuat keributan dengan ibu mertuanya apalagi di depan tamu kembali memilih mengalah, tapi tak lama setelah itu terdengar derap langkah yang mulai mendekat ke ruang makan dimana Bu Teri dan Sesil yang sedang menikmati makan siang.

" Ikhsan kamu sudah pulang " ucap Bu Teri cukup terkejut dengan kedatangan putranya.

" iya Bu " ucap Ikhsan singkat sambil menyisir ruang makan tapi tak menemukan Mawar di sana.

" dimana Mawar Bu ?"

" kenapa Mawar tak ikut makan siang bersama ibu dan ..." Ikhsan kembali terdiam saat melihat mantan kekasihnya yang kini sudah ada di hadapannya setalah menghilang dua tahun lalu.

" hai San, apa kabar " sapa Sesil yang kini sudah bangkit dari duduknya sambil berjalan menghampiri Ikhsan yang sepertinya masih tak percaya dengan kehadiran dirinya saat ini.

" aku baik " ucap Ikhsan setelah berhasil menguasai kekagetannya.

" dimana Mawar Bu ?" tanya Ikhsan yang ingin segera bertemu dengan istrinya dan juga penyembuh luka yang Sesil tinggalkan dua tahun lalu.

Tak ingin Ikhsan tau perlakuannya pada Mawar saat Ikhsan tak ada di rumah, Bu Teri menyuruh putranya duduk di samping Sesil yang masih berdiri di samping Ikhsan.

" Duduklah dan temani Sesil di sini biar ibu yang memanggil Mawar yang sedang mengambil buah untuk di meja makan " ucap Bu Teri mencari alasan.

" Sesil temani Ikhsan dulu ya " ucap Bu Teri sambil memberi kode pada Sesil dengan mengedipkan matanya yang langsung dapat di pahami oleh Sesil.

Bu Teri pun berjalan menuju dapur untuk menjemput Mawar seperti yang iya katakan pada Ikhsan putranya.

" Mawar " panggil Bu Teri dengan suara pelan agar Ikhsan tak mendengar pembicaraan dirinya dengan Mawar.

" Ikhsan sudah datang "

" jangan membuat Ikhsan berpikiran buruk sama ibu jika tidak lihat apa yang bisa ibu lakukan untuk memisahkan kalian berdua " ucap Bu Teri sedikit mengancam Mawar.

Mawar hanya bisa menghela nafas mendengar ancaman yang sering kali Bu Teri katakan, bukan Mawar tak pernah mengadukan perlakuan ibu mertuanya pada Ikhsan tapi tiap kali Mawar bercerita Bu Teri bisa dengan mudah memutar balikkan fakta di hadapan Ikhsan yang mana malah menyusutkan dirinya.

" cepat, Ikhsan sudah menunggu kita " ucap Bu Teri yang sudah berjalan lebih dulu tapi saat hendak sampai di pintu antara dapur dan ruang makan Bu Teri teringat alasannya menyusul Mawar ke dapur.

" bawa buah itu dan simpan di atas meja makan " ucap Bu Teri yang kini sudah kembali berjalan meninggalkan Mawar yang hanya bisa menghela nafas melihat sikap Bu Teri yang seperti bunglon.

Tak ingin membuat Ikhsan menunggu Mawar pun membawa buah yang sudah iya cuci lebih dulu untuk di letakkan di atas meja makan, tapi apa yang iya lihat membuatnya semakin yakin jika memang wanita mudah yang sejak tadi ada di rumahnya di kenal oleh Ikhsan suaminya.

" kamu duduk dekat ibu ya " ucap Bu Teri sambil menepuk kursi di sampingnya agar Mawar tak mengganggu Sesil yang saat ini sudah duduk di samping Ikhsan suaminya.

" tidak, ibu yang duduk disini karena Ikhsan akan duduk dengan Mawar " ucap Ikhsan yang sudah berdiri dari duduknya.

" kamu disini saja " ucap Sesil sambil menggenggam lengan Ikhsan tepat di hadapan Mawar.

" Sesil benar, sebaiknya jangan memperdebatkan dimana kita duduk "

" lebih baik kita nikmati makan siang yang sudah Mawar siapkan " ucap Bu Teri yang tentu saja jika Bu Teri sudah berbicara Ikhsan tak akan mungkin membantahnya.

✍️✍️✍️ hai hai hai... Ketemu lagi sama R-kha...

Siapkan hati dan jiwa untuk menemani kehidupan Mawar yang bukan hanya menghadapi ibu mertua yang masih belum bisa menerima dirinya sepenuh hati tapi menghadapi wanita masa lalu suaminya yang kembali hadir diantara mereka.

Bagaimana kisah kehidupan rumah tangga Mawar dan Ikhsan ? Apakah Mawar dan Ikhsan bisa melewati setiap ujian rumah tangga mereka atau kah ada pilihan lain agar mereka semua bisa bahagia ?

Pantengin terus ya ceritanya biar R-kha lebih semangat lagi update nya.

Jangan lupa like dan tinggalkan jejak biar R-kha lebih semangat lagi update nya

Love you moreee 😘 😘 😘

Terpopuler

Comments

4_amiraa_ Tadzkiyaa_

4_amiraa_ Tadzkiyaa_

seruuuu..siap menunggu kelanjutannya. semangat thor

2024-10-04

0

Murni Dewita

Murni Dewita

👣

2024-10-13

0

Lovita BM

Lovita BM

hadir

2024-10-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!