NovelToon NovelToon
Jerat Pesona Duda Beranak 1

Jerat Pesona Duda Beranak 1

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Romansa
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Banggultom Gultom

Melissa Permata Sari, gadis muda yang nekat menjual keperawanannya demi melunasi utang keluarganya sebesar 150 juta. Di hotel tempat "transaksi" berlangsung, ia justru bertemu Adrian Sutil, pria tampan dan kaya yang bukan mencari kesenangan, melainkan seorang pengasuh untuk putrinya yang berusia tiga bulan.

Adrian memberikan penawaran tak biasa: jika Melissa berhasil membuat putrinya nyaman, separuh utang keluarganya akan lunas. Namun, ada satu masalah—Melissa belum bisa memberikan ASI karena ia masih perawan. Meski sempat ragu, Adrian akhirnya menerima Melissa sebagai pengasuh, dengan satu syarat tambahan yang mengubah segalanya: jika ingin melunasi seluruh utang, Melissa harus menjadi lebih dari sekadar pengasuh.

Bagaimana Melissa menghadapi dilema ini? Akankah ia menyerahkan harga dirinya demi keluarga, atau justru menemukan jalan lain untuk bertahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Banggultom Gultom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4. Utang

Sebelum berangkat, Melissa menyempatkan diri untuk sarapan di warung yang di mana tempat biasa sang ayah makan.

"Mau ngutang lagi Mel?"

Seketika wajah Melissa dibuat jutek. "Bayar Buk, ini Melissa kalian bayar utang ayah. Takut banget numpuk ihh. Seharusnya Ibu bersyukur ada Melissa sama ayah yang sering utang, 'kan ibu jadi punya tabungan sama kita!"

"Tabungan apa? Tabungan akhirat? Kalau ditanya mau bayar kapan, katanya nanti kalau udah sukses!" cibir pemilik warung itu.

"Sembarangan ih, nih uangnya nih! Asli ya, bukan uang mainan! Ini juga sekalian buat ayah kalau nanti makan di sini lagi!" Dengan mulut meleyot-meleyot Melissa menunjukkan beberapa lembar uang seakan sewot.

"Habis ngepet di mana?"

"Di rumah bos kaya. Pokoknya ya, nanti kalau Melissa punya suami orang kaya warung Ibu, Melissa gusur sekalian sama ibu-ibunya!" celetuk Melissa .

"Halah, ngayal aja terus sampai kucing beranak onta!"

***

Selesai perdebatan santai di warung, kini Melissa sudah berada di tempat kediaman Adrian. Sudah merasa kenyang wanita itu pun riang menjalani aktivitasnya.

"Lho Bapak belum berangkat kerja?" tanya Melissa saat mendapati Adrian sedang duduk memomong anaknya.

"Bagaimana bisa? Saya mandi saja ditangisi, dan kamu baru datang sekarang? Saya pikir kamu lebih baik menetap di sini biar jaga putri saya setiap saat!"

"Ayah saya gak ada yang masakin, Pak di rumah!"

"Ibumu?"

"Sudah ditanam!"

Seketika Adrian terdiam, ia tidak bisa bertindak jika sudah begitu. Akhirnya, pria itu pun menyerahkan bayi mungilnya kepada Melissa .

"Saya mau mandi!" Adrian sudah siap untuk beranjak, tiba-tiba Melissa memanggilnya.

"Pak... soal hyper itu ...."

"Kenapa?"

"Bapak sering selingkuh?"

Entah pertanyaan atau tuduhan, ucapan tersebut membuat Adrian menautkan alisnya.

"Kenapa kamu bisa berpikir begitu?"

"Katanya pria hyper itu cenderung peselingkuh. Bahaya tau, Pak!"

Adrian justru terkekeh.

Bukannya menjawab, pria itu langsung pergi tanpa mengucapkan apa-apa lagi.

"Ihh Pak! Jawab gitu, ishh sialan!"

Ternyata wajah kesal dan gerutuannya membuat si kecil tertawa gemas. Melissa pun menatapnya, dan tanpa melakukan apa-apa anak itu tetap tertawa. "Senang sekali kau Nak melihatku kesal. Semoga kelak kamu tidak seperti bapakmu ya!"

***

Adrian sudah memulai kegiatannya seperti biasa.

Kegiatan yang sempat-sempat tertunda karena terhalang sang anak, kini sudah bisa ia kerjakan.

"Oh astaga apa mama tidak kapok mengirimku perempuan?"

Adrian melihat punggung wanita saat ia ingin memasuki ruangannya, dan ia menyakini jika perempuan itu adalah wanita kiriman ibunya lagi.

"Mauren ...."

"Apa kabar, Adrian? Aku merindukanmu!"

Ekspresi Adrian berubah lemah, canggung dan tampak grogi. "Ada tujuan apa ke sini?"

"Lhoo, apa salahnya aku pulang ke negaraku sendiri?"

Mauren Malora siapa yang tak kenal dengan supermodel ini. Ia merupakan masa lalu paling manis yang pernah singgah di kehidupan Adrian. Perempuan satu-satunya yang berhasil membuat Adrian menangis, sebelum mendiang sang istri.

"Adrian, aku pikir sudah waktunya aku kembali. Aku butuh seseorang, dan aku pikir pula seseorang itu ada di kamu. Ayo kita kembali!"

"Jangan lupakan statusku, Mauren. Aku bukan seperti dulu lagi. Aku seorang Daddy, dan aku rasa itu bukan bandingan sekelasmu lagi sebagai top model dunia!"

Adrian merasakan tangan hangat itu mengusap punggungnya. Lembut, dan tidak pernah berubah seperti dulu.

"Adrian aku tahu, tapi aku gak pandang semua itu. Kebahagian di negeri orang itu sebenarnya gak pernah aku rasain karena aku pikir kebahagiaan aku cuma sama kamu, dan aku rasa semuanya gak lengkap!"

Tak bisa mengelak, cinta pertama yang begitu kuat sulit dilupakan. Adrian masih memendam rasa itu sedikit, sebelum ia kubur setelah kedatangan sang istri. Sekarang istrinya telah pergi, tetapi jika seperti ini apa cinta itu akan kembali lagi?

"Aku masih mencintaimu, Adrian!"

***

Malam hari.

"Akhirnya kita jarang dengar tangisan lagi, susu formula juga ada gunanya!" Ya, itu adalah ungkapan Yani si ketua pelayan yang baru saja menyaksikan Melissa menidurkan anak majikannya dengan mudah.

"Sudah malam, tapi pak Adrian belum juga pulang ya?"

"Mau nyusuin bapak, ya?"

Pertanyaan itu lolos dari mulut Yani.

"Hah?"

Kemarin!"

"Ah, itu maksudnya aku gak bisa kasih ASI ke baby Mbak, tapi kalau ke bapaknya bisa hehe, astaga bercanda ...!"

Mereka pun tertawa bersama. Melissa merasa sefrekuensi dengan salah satu pekerja ini, tetapi menurut Yani Melissa adalah gadis tengil yang membawa keuntungan bagi para bawahannya.

"Ah, itu bapak sudah ada di luar. Kamu samperin ya!"

"Iya, Mbak. Habis itu aku langsung izin pulang ya!"

"Iyah."

Melissa menyambut kepulangan Adrian. Entah apa yang membuat pria itu pulang sangat malam, sementara yang dirasakan Melissa kini hanya ingin cepat pulang ke rumahnya.

"Pak!"

"Pak!"

"Bapak, mabuk?"

Tatapan Adrian sungguh aneh.

Tercium bau alkohol pun sangat menyengat, tidak heran jika Melissa menyimpulkan majikannya itu sedang mabuk.

"Anjay dia malah muntah!"

Setelah menubruk Melissa , Adrian mengeluarkan isi perutnya di dada perempuan tersebut. Sontak Melissa merasa jijik, dan berteriak, " TOLONG MBAK YANI, BANTU AKU!"

Yani dan para pembantu lain pun datang bergerombolan. Mereka membantu Melissa untuk mengangkat sang tuan yang sedang mabuk berat.

Setelah di kamar.

Adrian melanjutkan di kamar mandi, dan Melissa yang menjadi saksi betapa banyaknya pria itu memuntahi isi lambungnya.

Dengan telaten perempuan tersebut membersihkan, membantu bahkan menggantikan pakaian tuannya.

"Ini sama aja aku jadi pengasuh anak sama bapaknya. Aduh ... mana baju kotor lagi!"

"Hanum ... Hanum ...."

"Hanum?" Melissa melihat mulut duda itu meracau gelisah. Wajah tampannya tampak tidak tenang, tetapi matanya masih terpejam. "

***

Masuk

Keesokan pagi.

Pelan-pelan mata mengerjap. Tidurnya terusik karena cahaya jendela mulai menyusup. Seketika yang dirasa adalah rasa pusing yang menyeruak hingga ke otak.

"Sial, gara-gara Gandi aku mabuk!"

Adrian terbangun dengan kondisi kaget, ia melihat ada yang berbeda di tubuhnya. Sampai akhirnya Yani pun yang ia panggil dengan sangat lantang.

"YANI!"

"Selamat pagi Pak, perlu bantuan?"

"Kamu yang gantiin baju saya?" tanya Adrian.

"Bu-bukan Pak, tapi Melissa !"

"Melissa ? Ke mana dia sekarang? Apa sudah sampai?"

"Dia gak pulang Pak, menginap di sini!"

"Panggil!"

Yani segera bergegas memanggil Melissa . Perempuan itu pun datang dengan kondisi yang tidak kondusif.

"Ada apa, Pak?" ucap Melissa .

Tingkah lakunya sangat aneh, dan itu pun dirasakan oleh Adrian. "Pak sebelumnya saya boleh gak pulang dulu?"

"Mau apa?"

"Ganti baju!"

"Justru saya yang mau tanya kamu dulu, benar kamu yang gantikan baju saya semalam?"

Melissa langsung mengingat bagaimana semalam ia sangat berjuang menggantikan baju majikannya. Adrian begitu bringas, dan sulit sekali dikendalikan.

"Iya Pak. Saya gak mungkin biarin Bapak pakai baju bekas muntahan, tenang aja saya gak lihat anu Bapak kok, saya matiin lampunya. Justru karena Bapak saya jadi gak pulang, saya juga dimuntahi sampai basah ke dalam-dalam."

Adrian melirik ke arah leher Melissa sampai turun di sebuah titik kumpul. Ia mengerti, kenapa gadis di hadapannya itu sangat aneh dan sedikit canggung.

"Terus kamu pulang mau apa? Sudah terlanjur di sini, ya sudah langsung bekerja saja!"

"Pak, saya gak pakai daleman gara-gara Bapak, lho!" Saat mengucapkan itu, Melissa menyilang dadanya karena risih dengan tatapan Adrian.

"Ada yang lain, kenapa gak minta bantuan? Pembantu yang perempuan di sini banyak!"

"Gak ada yang muat!"

Bersambung ~

1
Sarita
sabar Adrian nanti juga lama" bucin tuh si melisa
S.gultom
karya yang bagus🙏
codefive_
Teruskaaaan👍🏻
codefive_
Semangat ya kak utk novelnya, lanjutkaan👍🏻
codefive_
Saran ya kak, untuk koma jangan ditengah. Bisa spt ini “tenang melissa, ngangkang dikit abis itu kabur!”
codefive_: Samasama, yuk gantian support karya terbaru ku🥰
S.gultom: makasih sarannya kak 🙏
total 2 replies
Little Sister
ceritanya seruuu, semangat yaaa/Determined/
♐EP𒈑⃟⃞𐦉CintaAfya𒈑⃟⃞🦅💞
kk mampir di sini dan simpan di favorite nnti baca
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!