NovelToon NovelToon
Criminal Love

Criminal Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Time Travel / Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Mengubah sejarah / Persahabatan
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Choi Kim Ae

Kembali ke masa lalu untuk menyelamatkan cinta pertama ku dari kematian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Choi Kim Ae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 20

"Sejak kapan lo suka lagu korea?"

"Sejak nggak dekat sama lo."

Kami terus mendengarkan lagu bersama.

"Lo suka lagu apa?" Tanya ku.

"Emm.. Gue nggak terlalu suka dengar lagu."

"Kenapa?"

"Nggak ada waktu juga."

"Sok sibuk!"

"Beneran."

"Terus kalo selama ini lo bosan ngapain?"

"Tidur."

"Tidur terus kan pusing?"

"Kalau libur gue tidur seharian tuh. Bangun cuma untuk makan dan mandi. Setelah itu tidur lagi."

"Aneh. Gue pasti udah sakit seluruh badan kalau kebanyakan tidur."

"Berarti posisi tidur lo yang nggak benar."

"Tetap aja, gue lebih suka mengisi waktu luang gue dengan melukis, dengar lagu, atau jalan-jalan daripada tidur."

"Ya, gue kenal Riri. Lo emang nggak bisa diam." Katanya lagi.

Kami kembali mendengarkan lagu bersama.

"Kenapa lo masih mau dengar lagu gue? Lo kan nggak suka dengar lagu?"

"Mau tau aja lagu yang lo suka."

"Mau dengar gue nyanyi?"

"Boleh."

"Jeonhae jugo sipeo seulpeun sigani

Da heuteojin hueya deullijiman

Nuneul gamgo neukkyeo bwa umjigineun maeum

Neoreul hyanghan nae nunbicheul

Teukbyeolhan gijeogeul gidariji ma

Nunapeseon uriui geochin gireun

Al su eomneun miraewa byeok bakkuji ana

Pogihal su eopseo

Byeonchi aneul sarangeuro jikyeo jwo

Sangcheo ibeun nae mamkkaji

Siseon sogeseo mareun pillyo eopseo

Meomchwojyeo beorin i sigan

Saranghae neol i neukkim idaero

Geuryeo watdeon hemaeimui kkeut

I sesang sogeseo banbokdoeneun

Seulpeum ijen annyeong

Sumaneun al su eomneun gil soge

Huimihan bicheul nan jjochaga

Eonjekkajirado hamkkehaneun geoya

Dasi mannan uriui

Ireoke kkaman bam hollo neukkineun

Geudaeui budeureoun sumgyeori

I sungan ttaseuhage gamgyeo one

Modeun naui tteollim jeonhallae~"

Aku menyanyikan sebuah lagu berjudul Into The New World milik 'Girls Generation versi ballad.

Nicky menepuk tangannya sambil tersenyum setelah ku bernyanyi.

"Waah, gue sampai merinding karena nggak tau artinya."

Entah anak ini memuji atau meledek ku. Aku menyenggol tangannya sambil cemberut. Anak itu tertawa lagi.

"Katanya lagu ini mengandung makna yang dalam tau." Kata ku.

"Oh ya? Tentang apa? Gue sama sekali nggak tau bahasa itu soalnya."

"Emm.. Gue juga nggak gitu ngerti sih. Coba kita lihat di Google."

Lalu kami mencari arti dari lagu tersebut diponsel ku.

'Aku ingin menyampaikan sesuatu padamu,

Meskipun ini terdengar setelah waktu yang menyedihkan berlalu

Pejamkan matamu dan coba rasakan getaran hatimu,

Sorot matamu yang mengarah padaku

Aku menanti keajaiban istimewa namun jalan terjal terhampar di depan mata menuju masa depan yang tak kuketahui

Aku tak akan berubah, aku tak bisa menyerah

Lindungi aku dan hatiku yang terluka dengan cinta yang tak berubah

Aku tak butuh tatapan mata itu, waktu sudah berhenti

Aku mencintaimu, seperti inilah yang kurasakan,

Ini akhir dari pencarian yang dahulu kuinginkan

Berulangkali aku mengatakan selamat tinggal kesedihan pada dunia

Aku mengikuti cahaya suram di jalan yang tak ku kenal

Sampai kapanpun, aku akan bersamamu dan bertemu lagi dengan mu

Seperti ini rasanya sendiri di malam yang kelam

Nafasmu yang lembut

Dan saat ini dengan dekapan yang hangat aku akan menyampaikan debaranku'

Setelah membacanya kami sama-sama canggung. Aku merasa jantung ku berdebar-debar menyadari setiap kalimat yang tertulis disana menggambarkan kisah kami berdua.

"Ini, lo nggak lagi menyatakan perasaan lo ke gue kan?" Katanya penuh percaya diri.

Sontak aku langsung menjauh darinya.

"Gila ya? Itu cuma lagu. Gue juga nggak tau kalau artinya begitu." Kata ku mengelak.

"Tapi jantung gue benar-benar berdebar." Katanya jujur.

"Gue udah memperingati lo ya! Jangan suka sama gue!" Kata ku kikuk sambil bangkit dari duduk ku.

Aku meninggalkannya dan kembali ke perpustakaan. Namun Ia mengejar ku.

"Gue bercanda!" Tiba-tiba dia merangkul ku.

"Nggak lucu!" Aku melepaskan rangkulannya dan memasang wajah cemberut.

"Hey! Iya maaf." Katanya lagi sambil mengejar ku yang berjalan dengan cepat.

"Lo selalu minta maaf tapi nggak tau salah lo dimana." Kata ku tegas sambil menatapnya.

Dia diam, seolah kalimat ku menembus kepalanya.

Benar. Dia cuma bisa minta maaf supaya aku nggak ngambek lagi.

Kemudian dia menarik tangan ku hingga aku berhadapan dengannya. Laki-laki itu menatap mata ku dalam.

"Nggak bisakah lo turuti kata hati lo? Gue yakin kita merasakan hal yang sama." Katanya yang membuat ku terdiam.

Nicky dalam mode serius membuat ku merinding.

Aku bahkan tak bisa menuruti keinginan ku untuk mendorongnya menjauh dariku.

Sial. Aku terjebak dalam situasi ini. Situasi yang tak boleh terjadi.

Aku hanya menatap matanya dan tak menjawabnya. Ku rasa aku dia dapat menemukan jawaban dalam tatapan mataku yang dalam.

Tiba-tiba anak itu melepaskan genggaman tangannya dari tangan ku.

Dia berbalik dan menarik nafas serta membuangnya, mencoba menenangkan dirinya.

"Jangan pikirkan gue. Lo harus fokus belajar karena sebentar lagi kita ujian." Katanya lagi.

"Ayo." Katanya lagi sambil berjalan duluan menuju perpustakaan.

Entah jawaban apa yang ia temukan dimata ku. Namun melihatnya pergi membuat hatiku sedikit sedih. Bukankah biasanya dia menggandeng tangan ku?

Bisa-bisa aku beneran gila kalau terus seperti ini.

Bolehkah aku menyukainya sekarang? Bolehkah aku mencintainya? Bahkan aku sudah melihat takdir ku dimasa depan bahwa aku tak akan bersamanya.

Semakin hari aku semakin menyukainya, aku semakin serakah. Aku ingin memilikinya, namun khawatir dengan masa depan yang terus membayangi ku.

***

Aku mencoba bersikap biasa saja ketika bersama Nicky. Tak ada yang berubah juga darinya. Meskipun aku selalu berdebar saat berada disisinya.

Seperti mengerti, Nicky selalu menggenggam tangan ku dan juga menjaga jaraknya di situasi tertentu.

Liburan semester kali ini kami sering menghabiskan waktu di perpustakaan dengan belajar. Saat ini motivasi ku adalah mengambil ilmu sebanyak-banyaknya sebagai bekal ujian dari seorang Nicky.

Meskipun aku belum memutuskan untuk mendaftar ke universitas, setidaknya aku bisa dapat nilai bagus saat ujian nanti.

"Apa cita-cita lo?" Kata Nicky saat kami sedang berjalan menuju perpustakaan.

"Jadi ibu rumah tangga dan punya suami kaya raya." Kata ku yang memang sudah putus asa.

"Pffffttt.. Hahahaha." Nicky tertawa.

"Jujur banget ya. Lo sama sekali nggak kepengen jadi apa gitu?" Lanjutnya

"Sebenarnya gue mau jadi ahli gizi, tapi kuliah itu butuh banyak biaya. Orang tua gue cuma pedagang kecil, gue nggak mau membebani mereka." Kata ku jujur pada Nicky.

"Setelah lulus lo mau langsung nikah gitu?" Katanya lagi.

"Ya enggak juga. Gue akan kerja selama beberapa tahun sampai bertemu jodoh gue lah."

Kalau dipikir-pikir, aku ini orang dari masa depan. Tapi jawaban ku seperti orang yang sudah putus asa padahal aku sudah pernah melaluinya.

Bukannya aku tak mau mengubah takdir ku untuk menjadi lebih baik, tapi mau aku berusaha sekeras apapun orang tua ku tetap belum mampu untuk membiayai kuliah ku.

Akan ada saat saat paling terpuruk dalam hidup ku yang akan terjadi beberapa tahun kedepan, saat dimana aku akan menjadi pengangguran dan orang tua ku jenuh melihat ku hingga terus memarahiku bahkan saat aku tak membuat kesalahan apapun.

Sebelum hal itu terjadi aku harus mempunyai banyak uang untuk mencegah hal yang tak ku inginkan terjadi kembali. Hanya dengan uang lah orang tua ku akan diam.

Jika aku bersikuat ingin kuliah, itu hanya akan menambah beban mereka.

Toh setelah menikah dan punya anak aku memutuskan untuk berada dirumah sepenuhnya dan fokus untuk menjaga dan merawat keluarga kecil ku dengan baik.

1
Murni Dewita
👣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!