World Without End

“Jadi, aku tidak tahu pasti terjadinya perang itu. Bencana banjir? Aku juga tidak mengalaminya.” Lanjut Suki. “Aku sama ayahku pergi jalan-jalan ke Florida, Amerika Serikat.”

“Florida. Amerika? Serius?”

“Ya. Aku pergi bersama keluarga besar, dari Osaka, Jepang. Saat berlayar di daerah Florida, ada sebuah badai. Dan kapal ku karam. Hanya aku saja yang selamat, semuanya...” dia tertunduk. Bahunya bergetar. Dia menangis? “Aku terdampar di suatu pulau tidak bertuan. Menemukan gua, aku berlindung di sana karena aku di kejar makhluk aneh berbulu sangat lebat. Sangking lebatnya, aku tidak tahu bagian kepala sama buburnya.

Setelah itu, aku tersesat di dalam gua, menemukan danau sangat jernih, meminumnya, di usir sama kakek tua. Dan, di sinilah aku.”

“Tempat itu banyak sekali hartanya kan?” tanyaku.

“Benar!! Pak tua itu menyuruhku mengambil sebanyak mungkin sebelum mengusir ku. Aku menyesal karena membawa tidak terlalu banyak. Waktu itu aku tidak kuat membawa barang seberat itu....

Hei! Tau dari mana?”

“Kakek itu bernama Qid kan?”

“Iya! Kamu juga pernah ke sana?”

“Begitulah. Tapi, negara yang kamu sebutkan itu sudah musnah sebelum terjadinya banjir besar.

Heh!!!! Selama itu?” aku baru menyadarinya! Amerika dan Jepang, hancur karena perang dunia ke empat! Dan itu sekitar dua ratus tahun sebelum terjadinya banjir besar!!! Berapa umur Suki?

Bertanya tentang umur ke wanita. Itu kejahatan gaess. Jadi....

“Lama sekali ya?” tanyaku.

“Kata Qid, air danau itu adalah air kehidupan. Aku sudah hidup hampir dua ribu lima ratus tahun. Kamu juga meminum air itu?” aku mengangguk. “Sepertinya, kita akan mengalami neraka yang sama.”

“Maksudmu?” Suki masih menungguku. Dia mengotak-atik kunci sihirnya. Lalu, dia membuka pintu sihir, dan di sana terlihat rumah kecil sederhana. Dia masuk, dan menyuruhku mengikutinya.

“Air kehidupan. Artinya, setelah kita meminumnya , kita tidak akan pernah bisa mati.”

Nex

‘Menurutmu hidup selamanya itu menyenangkan?’ kata-kata Suki terngiang-ngiang di kepalaku, saat ini aku berada di sebuah pulau pribadi milik dia. ‘Kamu belum pernah merasakan bagaimana hebatnya kehilangan seseorang yang kamu sukai. Berkali-kali, berulang kali. Sampai sekarang pun aku tidak terbiasa dengan rasa sakit itu.

Setelah sekian ratus kali menyukai seseorang, dan kehilangan mereka. Aku jadi lupa bagaimana caranya tersenyum.

Terluka terkena sabetan pedang. Hantaman palu. Terbakar. Tenggelam. Bahkan hancur berkeping-keping pun itu Semua tidak ada apa-apanya dengan rasa sakit karena kehilangan seseorang yang kamu cintai, Keyz.’

Setelah berbicara seperti itu, dia menangis cukup lama. Aku hanya bisa mengatakan maaf berulang kali.

Kehilangan seseorang, berbeda dengan di tinggalkan seseorang. Di tinggalkan, ada kemungkinan bisa bertemu lagi. Tapi, kalau kehilangan seseorang, sepertinya aku pernah mengalaminya. Tapi, aku tidak ingat. Masih banyak ingatanku yang masih kabur.

Nex

“Kamu yang membangun rumah ini.?” Tanyaku ke Suki. Dia sudah berhenti menangis.

“Ya. Aku mengumpulkan berbagai material di luar, dan membawanya kesini.” Jawabnya.

“Caranya?”

“Ayo ikut.” Dia membuka portal lagi.

Kita tidak keluar di dalam Sad Town. Melainkan di hutan depan Sad Town. Suki memperagakan bagaimana dia mengumpulkan kayu. Mengumpulkan batu. Dan tanaman-tanaman yang kiranya dia suka.

Gimana caranya mencari kayu?

Coba lihat anime anime nyeleneh deh. Ga bisa menggambarkannya.

＞`＜

Nex

Setelah semuanya terkumpul, kami masuk lagi ke dalam portal, muncul di pulau pribadi milik dia. Dan, dengan ketrampilan yang sangat tidak bisa di tuliskan. Dia membangun sebuah rumah sederhana di sebelah kiri rumahnya.

“Ah, aku berlebihan. Jadi punya dua rumah deh. Satu buat kamu.” Katanya dengan nada datar. Dia sudah kembali menjadi Suki yang aku kenal. “Ini sebagai ganti sayap kupu-kupu yang kamu berikan. Jangan protes. Aku kesepian kalau malam. Kamu harus pulang kesini.”

Nex

Sebenarnya, aku sudah memprotes dia sedemikian rupa. Tapi. Hasilnya nihil. Mau tidak mau, aku harus menuruti kemauan dia.

Nex

Sudah seminggu aku tinggal di pulau pribadi milik Suki. Hampir setiap hari kami berburu monster bersama. Menyelesaikan quest di papan pengumuman bersama. Hingga akhirnya.

“Sukiiii...!” aku dan Suki berada di dermaga yang kemarin lusa saat Tania memanggil Suki. “Aku sudah bisa!!! Mau coba sekarang?? Oh, ada Keyz. Hai keyz, apa kabar? Baik. Aku juga. Jadi ternyata benar, petualang veteran yang memiliki julukan bayangan iblis ini sedang kencan dengan si mata satu?”

Aku memiliki julukan mata satu, karena mata kananku adalah warisan dari Gabrielle. Padahal mata ini normal saja kok. Hanya tampilannya saja yang memang aneh.

Sedangkan Suki, sejak dulu dia di kenal sebagai bayangan iblis. Karena ilmu pedangnya sangat tidak manusiawi.

“Hahah. Kita hanya berpetualang bersama kok.” Kataku.

“Benar. Kita bukan pasangan kencan.” Kata Suki.

“Tuh dengerin.” Kataku sambil membuang muka, sok keren.

“Tapi kami pasangan suami istri.” Lanjut Suki.

“Woi!!” protes ku.

“Hahaha. Kalian lucu sekali. Jadi, Suki. Mau coba synthesis sekarang?” kata Tania.

“Ah. Ok. Lakukan sesukamu.” Jawab Suki.

“Sintesis? Mau apa kalian?” tanyaku.

“Lihat saja sendiri.” Jawab Tania. “Tapi, jangan di sini.”

“Ok. Kita ke rumahku saja.”

Nex

Di pulau pribadi milik Suki.

“Suki. Buka bajumu.” Perintah Tania. Dan tanpa banyak bicara, dia menurutinya.

“Oi, oi, oi...!!” aku berteriak ga karuan. Sialan, dia main telanjang saja.

“Keyz. Kamu mesum.” Kata Suki dengan nada datar.

“Bodoh. Lihat-lihat kalau mau bugil!! Sudah ah, aku mau masuk rumah saja.”

“Katanya mau lihat. Huhuhuu..” kata Tania sambil tatapan menggoda kepadaku.

“Keyz. Kalau kamu yang melihat. Aku rela kok.” Kata Suki.

“Bodoh!!! Aku mau ke....”

Belum sempat aku beranjak. Tania sudah merapalkan mantra sihir. Aku sama sekali tidak paham apa kata-katanya. Setelah itu, Tania mengeluarkan sayap kupu-kupu yang aku berikan kepada Suki.

Saya itu lepas begitu saja dari tangan Tania, lalu terbang menuju Punggung Suki. Dari punggung Suki ada cahaya yang menarik sayap kupu-kupu itu. Dan, beberapa saat kemudian sayap itu terpasang sempurna di punggungnya.

Suki terlihat berkonsentrasi. Lalu....

Sayapnya bergerak!! Dan dia terbang!!! Sambil bugil. -///- rejeki tidak kemana kan gaes.. :v

Jangan tanya yang aneh-aneh ya.. kita skip sampai sini. :P

Nex

“Rasakan tanganku.” Kata Suki. Dia sedang mengajari aku menggerakkan sayap. Awalnya Tania melakukan sihir synthesis di sayap ku. Tapi, berapa kali aku mencoba menggerakkan sayap ku. Aku selalu gagal. Maka dari itu aku menyuruh Suki mengajariku.

“Heemm..” jawabku.

“Bagian sini. Rasakan. Lalu, usahakan untuk menggerakkannya.”

Untuk kesekian kalinya, kali ini aku benar-benar berhasil! Dan...

Singkat cerita, aku bisa terbang juga!! Wohohoho..

Aku terbang kesana-kemari.. naik turun. Dan... Waktu mendarat. Aku nyungsep.

Dan tertawa lah si Tania. Suki? Masih tidak ada ekspresi. -_-‘

Nex

Saat berjalan-jalan santai di Sad Town. Penjaga kota yang dulu.. masih ingat kan? Ok, masih.. dia langsung memberondong aku dengan segala macam pertanyaan.

Kemana saja selama ini?

Apa itu di punggungmu!!

Apa kamu masih hidup??

Hutang mu gimana kabar?

Dsbg!! Pokoknya ga pake titik dan koma!!

“Kamu di cari Nona Pino!! Pokoknya, cepat!! Ga ada alasan buat kamu!!” dan pergilah penjaga itu.

Ah, sialan. Aku lupa menanyakan namanya lagi. -_-‘

Nex

“Kamu kemana saja?” tanya Pino.

“Sedikit menikmati hidup. Beberapa kali aku hampir mati. Boleh dong aku jalan-jalan.” Jawabku sambil cengengesan.

“Sekarang bukan waktunya ngelawak!! Dragon Disaster muncul lagi di selatan kota!! Di gunung!! Cepat kamu periksa tempat itu!! Sekarang!! Ga pake nawar!!”

“Tapi..!! Aku...”

“Ok. Kalau kamu menolak. Glasial Sword Of Origin itu aku sita. Alasannya, itu pedang milik malaikat penjaga kota ini. Kamu telah mencurinya. Kamu.....”

“Ahh.. iya iyaaa... Tapi Aku mau upahnya di naikan!!”

“Terserah. Pokoknya cepat!! Petualangan yang aku kirim sebelumnya, dia belum pulang walau sudah lebih dari seminggu!!”