Kisah perjuangan hidup gadis bernama Cahaya yang terpaksa menjalani segala kepahitan hidup seorang diri, setelah ayah dan kakak tercintanya meninggal. Dia juga ditinggalkan begitu saja oleh wanita yang sudah melahirkannya ke dunia ini.
Dia berjuang sendirian melawan rasa sakit, trauma, depresi dan luka yang diberikan oleh orang orang yang di anggapnya bisa menjaganya dan menyayanginya. Namun, apalah daya nasibnya begitu malang. Dia disiksa, dihina dan dibuang begitu saja seperti sampah tak berguna.
Bagaimana kisah selanjutnya?
Akankah Cahaya menemukan kebahagiaan pada akhirnya, ataukah dia akan terus menjalani kehidupannya yang penuh dengan kepahitan dan kesakitan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RahmaYesi.614, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20 Sukses
Kai dan Elang kini berada di arena balap. Mereka menjadi pembuka balap malam ini. Dua jagoan itu berpacu di sirkuit dengan disaksikan banyak pasang mata.
Setelah mereka selesai satu putaran, barulah para pembalap yang bertanding malam ini turun ke sirkuit untuk mulai balap mereka.
Dua sahabat itu kini sedang mengobrol santai di belakang. Lalu tiga orang pembalap lainnya menghampiri mereka.
"Bro!" Sapa mereka pada Kai dan Elang yang disambut baik oleh mereka berdua.
"Kalian gak ikut balapan?" Tanya Elang.
"Gak bro. Kekalahan kemarin saja masih membekas." jawab pria yang berdiri di tengah dan dia lebih tinggi dari dua teman yang berdiri disamping kanan dan kirinya.
"Kalah menang itu biasa, Ryan." ucap Kai
"Atau kamu mau balap ulang lagi sama Kai? Boleh juga, akan gue atur waktunya." tanya Elang.
"Gak lah bro. Lagian mana berani gue ngelawan Kai yang legendaris."
"Ya apa salahnya. Iya gak Kai?" tanya Elang yang diangguki pelan oleh Kai.
"Gak deh bro, ngaku kalah gue kalau sama Kai." ucap Ryan yang diangguki oleh dua temannya.
"Yaudah terserah." ucap Elang santai.
"Kita cabut duluan bro." pamit mereka yang direspon dengan anggukan saja oleh Kai dan Elang.
"Perasaan akhir akhir ini gue sering banget lihat si Ryan sering nyamperin lu Kai. Ada masalah apa lu sama tu anak?"
"Gak tau. Gue kenal dia juga baru kemarin waktu tanding."
"Mencurigakan."
"Biarin aja lah. Gak penting juga."
"Dia punya geng, mereka itu suka pesta narkoba. Hati hati lu jangan lengah."
"Iya tenang aja. Berani dia ganggu, lihat saja kepala sama badannya gue bikin pisah."
"Serem amat boss." Ledek Elang yang membuat Kai mengangkat kedua bahunya dengan raut wajah datarnya.
"Lu ada rencana apa habis ini?"
"Ke kampus."
"Ngapain?"
"Mau ketemu cewek gue lah. Malam ini acara gladi fashion show dan dia ngundang gue buat jadi modelnya."
"Acaranya malam ini?"
"Baru gladi sih. Acara intinya besok pagi." jawab Elang menjelaskan.
Kai langsung menelpon Aya, tapi tidak di jawab karena Aya sedang memberi pengarahan pada model modelnya sebelum gladi resik dimulai.
"Tanya sama Tari, Aya di sana juga gak?" ucap Kai minta tolong sama Elang.
Tidak butuh lama, Elang pun mengatakan bahwa Aya berada di kampus. Tari bahkan mengirimkan photo Aya yang sedang bicara di depan banyak orang.
"Kita ke sana sekarang." ajak Kai pada Elang.
Mereka pun bergegas menuju kampus. Tapi, Kai menyempatkan mampir di apotik membeli obat demam untuk berjaga jaga kalau saja Aya demam lagi.
Apa yang dikhawatirkan Kai benar terjadi, setelah memberi pengarahan, Aya izin ke ruang istirahat karena merasa tubuhnya sangat lemah dan dia juga merasa agak pusing.
"Kenapa sih aku selemah ini." ucapnya sambil merebahkan kepalanya diatas meja.
Kai dan Elang tiba di kampus. Kai menanyakan keberadaan Aya dan setelah diberi tahu, dia langsung menemui Aya. Sedangkan Elang ikut dalam acara gladi resik bersama semua model dari tim tim yang lain juga.
Sedangkan Kai sendiri sudah menemukan Aya yang terlihat lesu.
"Ay..." panggilnya lembut sambil mengusap punggung Aya.
"Aya, kamu baik baik saja?"
"Eung." lenguh Aya merasakan kehadiran seseorang didekatnya. "Mas Kai?!" matanya terbuka lebar saat mengetaui Kai berada di dekatnya.
"Iya Ay, ini aku."
"Kenapa mas Kai bisa ada disini?"
"Untuk menyusul si keras kepala ini, karena aku khawatir dia demam lagi." jawab Kai menatap
serius.
"Apa mas Kai marah karena aku memaksa tetap ikut acara ini?"
"Hmm, sebenarnya ingin marah. Tapi, aku tahu acara ini penting buat kamu. Makanya aku nyusul kesini."
"Terimakasih ya mas."
"Iya. Sekarang saatnya minum obat dulu ya. Kamu demam lagi, suhu tubuh kamu panas lagi." titahnya yang membuat Aya mengangguk setuju.
Kai membantu Aya meminum obat. Lalu dia duduk di kursi yang ada di samping Aya. Setelah selesai minum obat Kai membiarkan Aya bersandar di bahunya dengannya nyaman.
"Istirahat ya. Kalau ngantuk tidur saja. Atau mau aku antar pulang?"
"Gak ada yang boleh pulang malam ini. Kalaupun harus tidur ya tidur disini."
"Begitu ya?"
"Mas Kai mau pulang, ya? Jangan pergi." rengeknya sambil mengeratkan genggaman tangannya di baju Kai.
"Aku tidak akan pergi kemanapun, Aya."
Aya pun perlahan tertidur nyaman dibahu Kai semalaman. Saat bangun pagi hari, dia merasa lebih baik dan bisa melanjutkan acara mereka yaitu fashion show. Dimana mahasiswa yang ditunjuk sebagai model akan berjalan di catwalk untuk menunjukkan busana rancangan tim mereka yang sudah mereka siapkan sejak beberapa minggu yang lalu.
Elang ikut serta memeriahkan peragaan busana dengan menampilkan busana rancangan tim Aya dan Mentari. Mereka juga meminta Kai untuk bergabung, tapi Kai menolak karena dia merasa sangat tidak nyaman, belum mandi sejak kemarin.
Acara fashion show berjalan lancar dan meriah. Tim Cahaya berhasil memenangkan best fashion of the years kali ini. Kemudian acara itu ditutup dengan makan siang bersama sambil menikmati penampilan dari anak band kampus.
"Kamu senang kan acaranya berjalan lancar." bisik Kai pada Aya yang direspon dengan anggukan.
"Mas Kai pulang sana!" Aya mengusir Kai.
"Aya, kamu kok tega sih. Semalam aja kamu gak mau aku pergi. Eh sekarang malah ngusir."
"Siapa yang ngusir, aku cuma ngasih saran aja. Mas Kai bau belum mandi kan?" Jawabnya sambil berpura pura menutup hidungnya sengaja menggoda Kai.
"Enak aja aku gak bau ya. Wangi nih..."
Kai mendekatkan tubuhnya untuk dicium Aya. Tapi dengan cepat Aya menjauh dan Kai tidak tinggal diam, dia menarik Aya masuk dalam pelukannya dan memaksa Aya mencium bau tubuhnya dari dekat.
"Mmmph..." menutup hidungnya.
"Kak Cahaya!" beberapa orang junior yang tadi bertugas sebagai model menghampiri Aya.
Dengan cepat dia melepaskan diri dari Kai dan tersenyum pada mereka.
"Hai." sahut Aya malu malu karena ulah Kai barusan.
Mereka pun tersenyum, "Kak Cahaya hebat, terimakasih ya kak, walau kakak sedang sakit, kak Aya tetap melakukan yang terbaik demi tim kita." ucap mereka.
"Harusnya aku yang berterimakasih, karena kalian yang jauh lebih luar biasa hebat." puji Aya balik.
"Ya walau bagaimanapun kami ingin mengucapkan terimakasih sama kak Cahaya."
"Iya, sama sama."
"Kalau begitu kami pamit pulang duluan ya kak."
"Iya silahkan. Hati hati dijalan ya."
"Siap kak." Jawab mereka serentak. Kemudian mereka pun pergi.
Sekarang hanya Aya dan Kai yang tersisa. Semua orang sudah pulang termasuk Elang dan Mentari. Mereka bahkan langsung pulang setelah acara selesai. Sedangkan Aya dan beberapa rekan lainnya masih menunggu sampai semua mahasiswa pulang, barulah mereka ikut pulang.
"Kamu senangkan sekarang?"
"Hmm."
"Kalau begitu senyum dong. Aku ingin melihat senyuman kebahagiaan itu."
Aya pun akhirnya memperlihatkan senyum bahagianya di hadapan Kai untuk pertama kalinya.
"Mas Kai, aku senang banget. Aku berhasil. Rasanya sangat menyenangkan." ungkapnya berceloteh memperlihatkan betapa bahagianya dia saat ini.
Kai terpesona dengan indahnya senyuman itu. Dia sampai menutupi wajahnya untuk menyembunyikan betapa dia salah tingkah saat ini setelah melihat senyuman manis Aya.
"Mas Kai kenapa? Apa kepala mas Kai pusing?" tanya Aya khawatir melihat Kai menutupi wajahnya seperti itu.
Kai menggeleng, lalu ia hendak mencubit kedua belah pipi Aya tapi ditahannya karena saat ini mereka sedang di area yang diawasi cctv.
"Kamu sangat menggemaskan, Ay." gumamnya sambil melangkah menjauh dari Aya yang merasa tersipu malu karena Kai mengatakan dia menggemaskan.
"Kita pulang sekarang!" Ajak Kai sambil merangkul Aya membawanya untuk segera dia antar pulang.
Semangat kakak Author, ditunggu kelanjutannya 💪
Author berhasil membuatku menangis 👍
Semangat kakak Author 💪