ILMU HITAM

Robert senang sekali karena melihat Masayu sudah siuman. Ia tersenyum haru, akhirnya sang istri melewati masa kritis.

" Sayang "

Masayu menggerakkan bola matanya perlahan, ia mengerjap, memastikan jika di depannya itu adalah benar sang suami.

" Kau sudah siuman "

Dibelainya lembut pipi Masayu, akhirnya Masayu bisa tersenyum lega.

Baru saja dia mengalami mimpi yang cukup menakutkan dan sangat panjang. Masayu dijerat oleh banyak rambut hingga sulit bergerak, dia pula melihat Melati duduk di bawah kaki seorang perempuan kurus tanpa pakaian.

Keduanya melotot ke arah Masayu disertai senyuman miring.

" Kenapa kau kembali ? Hah?!!"

Suara Melati terdengar aneh, seperti paduan suara serak dan menggema. Gerakan mulut nya pun sama dengan perempuan cungkring tanpa pakaian itu.

" Apakah kau ingin merebut Dion dari ku?"

Masayu hanya mampu menggerakkan bola matanya, sebab tubuhnya kesulitan bergerak dikarenakan jeratan rambut yang cukup kuat.

" Hahahahahahahaha Kau sama saja mengantar nyawa !! Dion itu milikku, hanya milikku "

Melati mencondongkan kepalanya hingga ke depan mata Masayu. Membuat tubuh Masayu menggigil ketakutan.

Namun entah kenapa, tiba-tiba Melati berteriak kesakitan sambil menutup kedua matanya. Dan kepulan asap menutupi seluruh ruangan hingga akhirnya Masayu tersadar.

Dalam dunia nyata, Dokter mengatakan jika Masayu dalam kondisi kritis. Kemungkinan dia hidup hanya sekitar sepuluh persen. Membuat Robert terpukul sekali.

" Mas... Aku .. Ingin... Bertemu, Eva" Susah payah Masayu mengutarakan keinginannya.

" Eva??"

Robert bingung siapa yang ingin ditemui oleh istrinya itu. Dia lupa jika nama istri Dion adalah Eva.

" Istri Dion"

Robert semakin heran, tapi ia ikuti saja keinginan Masayu. Bukankah Eva juga dirawat di Rumah Sakit ini. Dengan menggunakan kursi roda, Robert membawa Masayu ke ruang rawat inap yang ditempati oleh Eva.

Sayang nya, Eva sudah pergi. Tanpa ijin pula. Robert dan Masayu harus menelan kekecewaan.

" Gimana kalau kita ke rumah nya Mas?" Masayu tidak mau menyerah, dia tetap ingin bertemu dengan Eva.

" Sebenarnya mau apa sih?" Ada rasa sedikit curiga di hati Robert dengan kegigihan Masayu.

" Aku pengen bicara hal penting sama dia"

" Tentang ?"

" Dion "

Robert menautkan kedua alisnya .

" Dion?"

Masayu bisa menangkap ada rasa tidak suka dari nada bicara suaminya. Ia mengusap punggung tangan sang suami yang tengah memegang ganggang kursi roda.

" Mas, aku harus bilang sama Eva. Kalau Dion itu selingkuh sama Ibu tirinya Eva"

" Iya tapi bukan urusan kamu sayang "

" Iya aku tahu, masalah nya perempuan itu menganut ilmu hitam. Dia ingin membonoh ku Loh Mas, dia yang mencelakai aku dan hampir melenyapkan aku melewati mimpi "

" Aku khawatir keguguran yang terus menerus menimpa Eva itu juga ulah dia. Dan Eva mengira itu karena aku"

Barulah Robert mengerti maksud dari keinginan istri nya. Dan ia pun setuju untuk menemui Eva di rumah nya.

Setibanya di rumah Eva, Robert sedikit bingung sebab kondisi rumah seperti memiliki banyak penghuni.

Perasaan Masayu jadi tidak tenang, ia meminta Robert untuk mempercepat langkahnya.

TOK TOK TOK

" Assalamualaikum " Seru Robert.

Tidak menunggu lama, ada jawaban dari dalam yang disusul oleh terbuka nya daun pintu.

Rupanya Loli yang membuka, dia yang tidak pernah bertemu Masayu jadi bingung.

" Maaf cari siapa ya?" Tanya Loli .

" Eva ada? Saya Masayu" Masayu memperkenalkan diri.

Oh!

Loli langsung paham, ia segera mempersilahkan kedua tamu nya masuk.

Eva tidak dapat menahan tangis melihat Masayu datang dengan menaiki kursi roda. Ia segera bangkit dari pelukan Tante Ayu dan memeluk Masayu.

" Maafkan aku... Maafkan aku" Isak Eva tersedu-sedu.

Masayu turut merasakan kesedihan Eva ketika itu.

" Iya aku ngerti, aku udah maafin kamu kok "

Eva merenggangkan pelukannya.

" Ternyata..."

Eva tidak sanggup untuk melanjutkan kata-katanya, hatinya semakin sakit.

" Aku tahu kok, aku juga hampir mati gara-gara perempuan itu " Tukas Masayu.

Eva tercengang, bola matanya bergulir menatap suami Masayu.

" Iya, sepulang dari tempat mu kemarin. Istri ku kecelakaan, katanya ini perbuatan Ibu tirimu" Jelas Robert.

Eva benar-benar tidak mengira jika Melati akan bertindak sejauh itu. Hanya karena tidak ingin kehilangan Dion, sampai bisa mencelakai Masayu.

" Sekarang gimana ? " Tanya Masayu.

" Mas Dion ketangkep basah semalam sedang bercinta dengan perempuan laxnad itu. Diluar dugaan mereka ganjet, tapi sekarang Mas Dion udah diserahkan kepada pihak yang berwajib. Melati juga, ternyata dia bukan semuda itu. Dia memakai ilmu untuk terlihat awet muda. Pada kenyataannya dia adalah seorang nenek tua" Jelas Loli panjang lebar.

Masayu terperangah, semua baginya diluar nalar.

" Syukurlah, yang penting semua selamat. Ummm bagaimana kalau Eva menggantikan posisi Dion? Dan sebaliknya, aku akan memecat Dion dari perusahaan " Sahut Robert.

Sontak berita itu cukup membahagiakan. Yah! Dion sudah dipenjara, Tentu Eva akan kesulitan untuk membiayai hidupnya. Tidak mungkin dia membebani Ayahnya, meskipun sebenarnya sang Ayah memiliki perkebunan teh yang cukup luas.

" Bagaimana ?" Tanya Robert ingin memastikan keputusan Eva.

" Terimakasih Pak Robert, saya tidak bisa membalas kebaikan anda"

Masayu tersenyum manis, dia bersyukur hati sang suami begitu luas untuk membantu Eva.

(( TAMAT UNTUK KISAH EVA, KITA LANJUT KE DALAM KISAH YANG LAIN)))

Dian merebahkan kepalanya ke atas meja di kantin. Sudah sekitar dua jam dia menunggu kelibat seseorang. Tapi tak kunjung muncul.

Sampai rela tidak mengikuti kuliah hanya karena takut terlewatkan untuk bertemu dengan Gus Syaif.

Canaya dan Loli datang menghampiri, mereka baru saja keluar dari kelas. Keduanya tersenyum geli melihat Dian yang seperti cacing kepanasan.

" Gimana ? Udah ketemu " Sindir Loli sembari duduk di samping Dian . Yang ditanya hanya menggeleng lemah sambil cemberut.

" Kasian"

Loli dan Canaya tertawa mengejek.

" Jahat ya kalian ! Nggak mau bantuin temen yang lagi kasmaran "

" Bukan nggak mau bantuin, tapi kita harus sedikit sadar diri. Kamu Kristen dia muslim, jauh banget. Kecuali Canaya "

Canaya kaget dirinya dijadikan perumpamaan.

" Kok aku?"

" Yah kamu kan muslim " Tukas Loli .

" Kamu kan juga"

" Tapi aku nggak kepincut sama ustadz "

" Emang aku kepincut ?" Nyata Canaya tidak suka dia diperlakukan seperti itu.

" Nggak sih, tapi kalau Si Ustadz mungkin "

Dian sontak menegakkan punggungnya.

" Maksud kamu apa?" Dia menatap Loli dan Canaya bergantian, ada rasa takut Gus Syaif akan menyukai temannya sendiri.

Canaya mengedikkan bahunya, sedangkan Loli hanya cengengesan.

Tiba-tiba yang ditunggu muncul, Dian lekas bangkit mengejar Gus Syaif.

" Ustadz... Ustadz !!!" Seru Dian tanpa segan, Canaya dan Loli hanya memperhatikan dari tempat mereka duduk.

" Assalamualaikum Ustadz "

Gus Syaif tidak langsung menjawab, dia cukup terkejut dengan kalung salib di leher Dian . Baru kali ini Gus Syaif tahu jika sebenarnya Dian adalah non muslim.

" Wa'alaika " Jawab Gus Syaif.

" Kok Ustadz terlambat ?"

" Hari ini saya tidak ada jadwal tausiyah, jadi memang tidak ada jadwal datang. Hanya saja ada satu urusan yang membuat saya harus datang menemui Rektor " Gus Syaif sedikit pun tidak menatap Dian . Pandangan nya mengarah kepada tempat lain, sehingga tanpa sengaja bertemu dengan tatapan Canaya .

Entah kenapa ada sekelumit senyum tersungging.

Dian melongo, siapakah yang membuat wajah Gus Syaif berubah ? Ia mengikuti arah mata pria itu.

Rasa tak percaya jika Gus Syaif tersenyum kepada Loli ?