NovelToon NovelToon
Cinta Ceo Posesif

Cinta Ceo Posesif

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Time Travel / Persaingan Mafia
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Desfitri

**Karlina/Lina**: Seorang pekerja kantoran yang berdedikasi untuk ibunya yang sakit. Saat mengunjungi ibunya di rumah sakit, Karlina kecelakaan fatal dan meninggal. Rohnya kemudian bertransmigrasi ke tubuh Alia, yang dikenal sebagai Lia, di dalam buku novel romantis yang sedang populer. Karlina memiliki tekad kuat untuk mengubah alur cerita yang mengarah pada kisah tidak bahagia dalam novel tersebut.

**Alia/Lia**: Protagonis utama wanita, siswi SMA yang cerdas dan berbakat. Dia adalah target cinta dari Langit, pacarnya yang memanfaatkannya dan dari Dora, antagonis wanita yang iri padanya. Setelah diselamatkan dari penculikan oleh Levi, Lia jatuh cinta pada pandangan pertama. Perjalanan cintanya dengan Levi penuh dengan rintangan, termasuk pernikahan tidak bahagia dengan Keyla yang dipaksa oleh situasi.

**Levi Nata Samudra**: Protagonis pria, CEO muda yang cerdas dan posesif terhadap Lia. Dia adalah anak dari seorang pemimpin mafia luar negeri, Dafi, dan menemukan dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desfitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 20

**Pagi di Apartemen Levi**

Pagi berikutnya, Lia duduk di meja makan, mengamati Levi yang sedang sibuk dengan dokumen di laptopnya. Wajahnya terlihat serius dan sedikit tegang.

“Ada masalah lagi?” tanya Lia, menyadari ketegangan yang melingkupi Levi.

Levi menghela napas dan menatap Lia. “Ya, ada laporan tentang kegiatan yang mencurigakan di pelabuhan. Aku harus segera memeriksanya.”

Lia meraih tangan Levi, memberikan dukungan. “Hati-hati di luar sana. Kamu tahu aku selalu khawatir setiap kali kamu terlibat dalam operasi ini.”

Levi tersenyum tipis, merasakan kekhawatiran Lia. “Aku akan berhati-hati. Terima kasih atas dukunganmu, Lia.”

Lia mengangguk dan mencium pipi Levi sebelum beranjak. “Aku akan ke kampus sekarang. Ada seminar penting yang tidak bisa aku lewatkan.”

**Di Kampus Universitas Harapan**

Di kampus, Lia menghadiri seminar yang penuh sesak di aula besar. Abi duduk di sampingnya, mata mereka sesekali bertemu dalam senyum yang ramah.

Setelah seminar, Abi mengajak Lia berbicara di taman kampus yang sepi. Mereka duduk di bangku, menikmati sinar matahari yang hangat.

“Aku senang kita bisa bertemu lagi hari ini,” kata Abi dengan senyum. “Kamu tampak sangat menikmati seminar tadi.”

Lia tersenyum dan mengangguk. “Ya, seminar itu sangat informatif. Aku merasa mendapatkan banyak wawasan baru.”

Abi menatap Lia dengan serius. “Aku tahu ini mungkin tiba-tiba, tapi aku ingin mengatakan sesuatu.”

Lia mengerutkan kening, merasa sedikit canggung. “Apa itu, Abi?”

Abi mengambil napas dalam-dalam, matanya tak lepas dari Lia. “Aku sangat menyukaimu, Lia. Aku tahu kita baru bertemu, tapi aku merasa ada koneksi di antara kita.”

Lia terkejut dan merasa bingung. “Abi, aku... aku tidak tahu harus bilang apa. Aku tidak pernah mengira kamu merasa seperti itu.”

Abi tersenyum pahit. “Aku tahu kamu mungkin belum siap untuk menjawab. Tapi aku ingin kamu tahu perasaanku.”

Lia merasa hatinya bergejolak. “Abi, kamu orang yang baik, tapi aku sudah punya seseorang yang sangat aku sayangi. Aku tidak ingin memberi harapan yang salah.”

Abi mengangguk pelan, meskipun terlihat jelas bahwa dia kecewa. “Aku mengerti, Lia. Aku hanya berharap kita bisa tetap berteman.”

Lia merasa lega. “Tentu, kita masih bisa berteman.”

**Malam di Apartemen Levi**

Saat malam tiba, Lia pulang ke apartemen Levi dengan perasaan campur aduk. Dia menemukan Levi di ruang tamu, memeriksa peta operasional di meja.

Levi melihat Lia masuk dan tersenyum lelah. “Bagaimana harimu?”

Lia duduk di sebelah Levi, merasa ada sesuatu yang harus dia katakan. “Levi, aku perlu memberitahumu sesuatu.”

Levi mengerutkan kening. “Apa itu?”

Lia menggenggam tangan Levi dengan erat. “Abi, teman kampusku, mengungkapkan perasaannya padaku hari ini.”

Wajah Levi berubah menjadi tegang. “Apa yang dia katakan?”

“Dia bilang dia menyukaiku, tapi aku sudah menjelaskan bahwa aku hanya melihatnya sebagai teman,” kata Lia, mencoba menenangkan Levi.

Levi menghela napas dalam-dalam, merasa campuran antara marah dan cemburu. “Aku tidak suka dia mendekatimu, Lia. Aku tidak ingin ada orang lain yang mencoba merebutmu dariku.”

Lia menatap Levi dengan lembut. “Levi, kamu tahu aku hanya mencintaimu. Abi hanya teman, dan aku sudah jelas padanya tentang perasaanku.”

Levi merasa hatinya lebih tenang mendengar kata-kata Lia. “Aku percaya padamu, Lia. Tapi aku tetap khawatir.”

Lia mencium pipi Levi, mencoba menghapus kekhawatiran di wajahnya. “Kita akan menghadapinya bersama. Aku selalu di sisimu.”

Levi mengangguk, merasakan cinta dan dukungan dari Lia. “Terima kasih, Lia. Aku beruntung memiliki kamu.”

**Di Markas Keluarga**

Sementara itu, di markas keluarga, Ervin sedang mengoordinasikan operasi malam itu. Ruang bawah tanah yang gelap diterangi oleh layar komputer dan peta yang tersebar di meja besar.

Ervin mengangkat telepon dan menghubungi Levi. “Levi, kita sudah siap untuk operasi malam ini. Semua sudah sesuai rencana.”

Levi mendengarkan dengan serius. “Baik, pastikan semua berjalan sesuai instruksi. Aku akan segera bergabung.”

Ervin menyeringai. “Jangan khawatir. Kita akan menangani ini dengan hati-hati.”

**Malam di Pelabuhan**

Levi tiba di pelabuhan yang sepi dengan beberapa anak buahnya. Lampu-lampu redup dan suara ombak memecah keheningan malam. Mereka bergerak cepat dan efisien, memeriksa kargo yang mencurigakan.

Levi memberi isyarat kepada anak buahnya untuk membuka salah satu peti kargo. Di dalamnya, mereka menemukan barang-barang selundupan yang bernilai tinggi. Levi merasakan ketegangan dalam dirinya mereda sedikit.

“Bagus,” kata Levi. “Pastikan semuanya dicatat dan diamankan. Kita tidak bisa membiarkan ini terlewat.”

Namun, tiba-tiba terdengar suara tembakan dari kejauhan. Levi segera merunduk dan memberi isyarat kepada anak buahnya untuk berlindung. Suasana menjadi tegang, dan Levi menyadari bahwa ada yang mencoba menggagalkan operasi mereka.

Levi meraih ponselnya dan menelepon Ervin. “Kita dalam masalah. Kirim bantuan secepatnya!”

Ervin, yang sudah bersiap dengan tim tambahan, segera memberi perintah. “Bantuan sedang dalam perjalanan. Tetap bertahan!”

**Pagi di Apartemen Levi**

Pagi berikutnya, Levi pulang dengan kelelahan tetapi lega. Dia masuk ke apartemen, melihat Lia yang sedang tidur di sofa dengan buku di tangannya.

Levi mendekat dan menyelimuti Lia dengan lembut. Dia mencium keningnya, merasa bersyukur atas dukungan dan cintanya.

Lia terbangun dengan senyum lelah. “Kamu sudah pulang?”

Levi mengangguk, duduk di sebelahnya. “Ya, operasi tadi malam berjalan lancar, meskipun ada sedikit masalah. Tapi semuanya sudah terkendali.”

Lia menggenggam tangan Levi dengan penuh kasih. “Aku senang kamu baik-baik saja. Aku selalu mengkhawatirkanmu.”

Levi merasa hatinya hangat dengan perhatian Lia. “Aku tahu, dan itu membuatku lebih kuat. Terima kasih sudah ada untukku.”

Mereka duduk berdua, merasakan kehangatan dan kedamaian dalam kebersamaan mereka, meskipun ada banyak tantangan yang harus mereka hadapi.

---

bersambung_-

1
Giuliana Antonella Gonzalez Abad
Gua setia nungguin update lo, thor! jangan bikin gua kecewa 😤
♥\†JOCY†/♥
Bikin susah move-on, semoga cepat update lagi ya thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!