NovelToon NovelToon
Edward : Balada Dari Bukit Gloosween

Edward : Balada Dari Bukit Gloosween

Status: sedang berlangsung
Genre:Iblis / Epik Petualangan / Ruang Bawah Tanah dan Naga / Akademi Sihir / Dendam Kesumat
Popularitas:11.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mr 18

Edward, seorang anak yatim piatu, tinggal di panti asuhan yang menjulang tinggi di puncak Bukit Gloosween.

Meski tidak memiliki mana yang mengalir didalam dirinya, Edward tidak pernah patah semangat untuk menjadi yang terbaik.

Setiap hari, ia belajar sihir dan beladiri dengan penuh semangat dari Kak Slivia dan Lucy, menemukan kebahagiaan dalam kehidupannya meskipun tidak memiliki mana.

Namun, kehidupan Edward tiba-tiba berubah saat desanya diserbu oleh pasukan Raja Iblis, yang menghancurkan segala yang ada di desa itu, termasuk Kakak Silva dan teman-temannya.

Peristiwa tragis ini tidak hanya mengubah nasibnya, tetapi juga membawa Edward ke dalam petualangan yang gelap dan penuh tantangan untuk membalas dendam dan menyelamatkan apa yang tersisa dari dunianya yang hancur.

Lalu bagaimana Edward menghadapi semua itu ? Tantangan apa yang menghadang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr 18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch. 10 Tatapan kosong Kak Silvia

Hari demi hari berlalu dengan cepat. Pagi ini, suasana terasa sejuk, angin lembut berhembus menerpa wajah, membawa kesegaran alami yang membangkitkan semangat.

Setelah menyelesaikan latihan fisik wajibku, aku langsung bergegas menuju lapangan di bawah pohon beringin yang rindang, tempat di mana aku akan berlatih teknik baru hari ini.

Kak Silvia sudah menunggu di sana, dengan tombak kayu di tangan. Kami saling berhadapan, siap memulai sesi pelatihan. Kak Silvia, seorang ahli dalam seni bela diri, tersenyum melihat antusiasmeku.

Kak Silvia, pelatih ku yang penuh dedikasi, mulai memperkenalkan teknik-teknik bela diri yang lebih canggih dan kompleks.

Kini, aku tidak hanya mempelajari gerakan tangan kosong, tetapi juga mulai berlatih menggunakan senjata sederhana seperti tombak.

Variasi dalam latihan ini memberikan tantangan baru yang menarik, sekaligus memperkaya keterampilan ku.

"Baiklah, Edward ! Hari ini kita akan fokus pada teknik menggunakan tombak," ujar Kak Silvia dengan tegas namun ramah.

"Ingat, kunci dari penggunaan senjata ini adalah kontrol dan keseimbangan." Ucap kak Silvia sambil melempar tombak kayu ke arahku.

“Baiklah, kita mulai dengan dasar-dasar terlebih dahulu,” ujarnya. Aku merasakan perasaan antusias yang membuatku bersemangat.

Kak Silvia melihat dari raut wajah ku yang semangat membuatnya tersenyum. “Pegang tombak ini dengan kedua tangan, jarak antar tangan harus lebih lebar dari bahumu. Posisi kaki juga penting, kaki kiri sedikit di depan, kaki kanan di belakang untuk menjaga keseimbangan.” Ucap kak Silvia memberikan instruksi.

Aku mengikuti instruksinya, aku merasakan berat tombak di tanganku.

“Bagus, sekarang kita mulai dengan teknik dasar menusuk. Tombak harus diarahkan lurus ke depan, pastikan gerakanmu kuat dan cepat,” katanya sambil menunjukkan gerakan tersebut dengan lincah, menusuk udara.

Gerakan tusukannya begitu lincah dan cepat seakan-akan aku melihat ratusan tombak menusuk udara dengan ganas.

Aku mencoba menirunya gerakannya, tetapi tombakku masih terasa goyah, karena gelang pemberat yang kupakai mempersulit Untuk bergerak dengan leluasa.

Aku mulai merasakan keram pada otot tanganku, namun aku tidak memperdulikan dan terus menusukkan tombak.

“Lebih kuat lagi, tetapi tetap kendalikan. Seperti ini,” Kak Silvia memperbaiki posisiku, memegang tanganku dan membantu mengarahkan tombak dengan benar.

“Rasakan kekuatan dari pundak hingga ujung tombak. Fokus pada titik yang ingin kamu serang,” tambahnya.

Aku mencoba lagi, kali ini dengan lebih fokus dan tenaga. Tombak melesat lurus ke depan dengan mantap.

" Krakk!" Sebuah pusaran angin terbentuk dari tusukan tombak ku membuat sebuah lobang kecil di pohon.

Aku hampir tidak percaya dengan teknik yang diajarkan kak Silvia mampu membuat lobang dipohon tanpa menggunakan mana sedikitpun.

Kak Silvia tersenyum bangga. “Bagus sekali! Sekarang kita beralih ke teknik memutar. Teknik ini penting untuk pertahanan dan serangan cepat,” lanjut Kak Silvia.

Kak Silvia berjalan sedikit menjauh. “Putar tombak di sekitar tubuhmu, jaga agar pergelangan tangan tetap fleksibel dan gerakanmu halus.”

Aku memperhatikan kak Silva dengan tatapan mata terkejut . Ia memperlihatkan gerakan memutar dengan kecepatan dan kelincahan yang memukau.

Aku mencoba menirunya, namun tubuhku terlalu kaku dan lambat, meskipun awalnya aku agak canggung, perlahan-lahan gerakanku mulai lebih teratur.

Kak Silvia mengawasi ku dari bawah pohon beringin, melihatku terus mengulangi gerakan ku hingga menurutnya sudah sempurna.

“Jangan lupa kuncinya adalah keseimbangan dan fleksibilitas,” Ucap kak Silvia sambil memotivasiku.

Teknik memutar membuatku sedikit kesulitan, karena membutuhkan kan keseimbangan dan fleksibilitas, namun aku mencoba untuk menenangkan diri menggunakan teknik dasar penyatuan dengan alam.

Aku menarik nafas lalu menghembuskannya. Suasana alam begitu tenang, terdengar suara burung berkicau diatas pohon, angin berhembus pelan bersamaan dedaunan, membuatku rileks dan jauh lebih fokus.

Sedikit demi sedikit, gerakanku mulai membaik. gerakan-gerakan yang awalnya terasa canggung perlahan-lahan menjadi lebih luwes dan kuat.

Aku mencoba mengfokuskan tenagaku ditangan, aku menggenggam erat tombak, tubuhku memutar dengan cepat dan lincah, namun seimbang bersamaan dengan angin yang berhembus pelan.

Kak Silvia terkejut, matanya terbelalak melihat teknik yang sempurna dan indah, lalu tersenyum. “Kamu sudah melakukannya dengan baik. Sekarang, kita gabungkan teknik menusuk dan memutar.” Ucap kak Silvia menggenggam erat tombak nya.

Kami berlatih berulang kali, Kak Silvia terus membetulkan setiap gerakan yang kurang tepat. Dia tak henti-hentinya memberikan dorongan semangat.

“Kamu bisa melakukannya, ingat, latihan membuat sempurna. Jangan takut untuk membuat kesalahan, dari situlah kita belajar,” Ucap kak Silvia sambil tersenyum.

Di bawah naungan pohon beringin yang megah, angin sepoi-sepoi menemani latihan tombak pertama ku bersama Kak Silvia.

Aku masih beradaptasi dengan berat dan keseimbangan tombak di tangan, namun Kak Silvia dengan sabar membimbing ku melalui gerakan dasar.

Setelah beberapa jam, ketika aku mulai merasa lebih nyaman, dia tiba-tiba tersenyum dan berkata, "Bagaimana kalau kita berduel? Satu lawan satu?" Ucapnya dengan penuh antusias.

Aku terkejut. "Tapi, Kak, ini baru hari pertama aku latihan." Ucapku bingung dengan perkataan kak Silva yang tidak masuk akal.

Kak Silvia tertawa kecil, matanya memancarkan semangat yang membara. "Jangan khawatir. Ini untuk melatihmu lebih cepat. Aku yakin kamu bisa."

Aku menatap kosong kak Silvia. " Kak apa kamu bercanda?" tanyaku.

Kak Silvia tersenyum. " nggak kok aku serius.“Ucap kak Silvia membuatku menerima duelnya, Meskipun ragu, aku mengangguk dan menuruti keinginannya.

" Alex cepat kesini" Teriak Kak Silvia memanggil Alex yang masih asik main bersama dengan Thomas.

Alex langsung berlari menuju ke arah Kak Silvia. " ada apa kak?" Ucap Alex bingung.

Kak Silvia tersenyum. "Alex kakak minta tolong ya, Kakak sam kak Edward mau berduel, nah kamu jadi wasit ya?" Ucap kak Silvia.

Alex terkejut." Siap kak!" Teriak Alex.

Tiba tiba tiba Anak-anak panti asuhan yang lain berkumpul, wajah mereka dipenuhi rasa ingin tahu dan antusiasme. Alex, maju menjadi wasit. "Siap... mulai!"

Aku berdiri berhadapan dengan Kak Silvia, memasang kuda-kuda bertarung, mata kami saling menatap tajam memprediksi setiap gerakan lawan.

Kak Silvia langsung menyerang dengan kecepatan dan ketepatan yang mengagumkan, membuatku sontak refleks untuk menghindari serangan .

Tombaknya melesat seperti kilat, memaksa ku untuk mengerahkan seluruh kemampuan untuk menghindar dan menangkis serangannya.

"Cepat sekali," gumamku dalam hati, berusaha keras mengikuti gerakannya yang lincah dan tak terduga.

"Kamu harus lebih cepat lagi jika ingin menang!" teriak Kak Silvia, sambil meluncurkan serangan bertubi-tubi. Setiap gerakannya begitu presisi dan berat, hampir membuatku kehilangan keseimbangan.

Aku mencoba bertahan, namun beberapa serangannya tetap mengenai tubuhku, membuatku meringis kesakitan.

"Jangan menyerah! Fokus dan gunakan teknik yang telah kau pelajari!" Kak Silvia terus memprovokasi, berharap memicu semangat juangku.

Dengan tekad yang membara, aku mencoba menyerang balik menggunakan teknik yang baru saja diajarkan.

Tubuhku bergerak cepat mengikuti hembusan angin, aku meloncat memutar tubuhku untuk mengalihkan perhatiannya lalu mencoba menusuknya dengan tombak ku.

Kak Silvia menghindarinya dengan santai. " Bagus Edward, kerahan semua tenagamu." Ucap Kak Silvia sambil terus menghindari serangan.

"Baik, Kak, aku akan coba!" seru ku, aku meluncurkan serangan bertubi-tubi. aku mengfokuskan tenagaku ditangan, aku mengayunkan tombak dengan segenap tenaga.

" TAAKK!" Tombak kita saling beradu. Namun, Kak Silvia dengan mudah menangkis seranganku, membuatku semakin frustasi.

Aku terus menyerang dan menghindari serangan. Hingga akhirnya, di tengah kekacauan pertarungan, aku melihat celah kecil dalam pertahanannya.

"Inilah saatnya," pikirku. Dengan kecepatan dan keberanian yang tak terduga, aku melancarkan serangan terakhir, menargetkan celah itu dengan tepat.

Hembusan angin dari tombak ku membuat pusaran angin tajam membuat goresan di pipinya.

Kak Silvia terlihat terkejut, dan akhirnya, aku berhasil memojokkannya.

Kak Silvia tersenyum lebar, wajahnya menunjukkan kebanggaan. "Luar biasa! Kamu belajar sangat cepat." Ucapnya lalu Dia mengangkat tangan, tanda menyerah.

Tepuk tangan meriah dan sorakan dari anak-anak panti asuhan mengiringi akhir pertarungan kami.

Alex, sang wasit, berlari menghampiri kami dengan wajah berseri-seri. "Kak Silvia kalah! Kak Edward luar biasa hebat!" katanya dengan antusias.

Aku tersenyum, masih tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. "Terima kasih, Kak. Ini semua berkat bimbinganmu."

Kak Silvia menepuk pundakku dengan bangga. "Kamu punya bakat alami. Teruslah berlatih, dan kamu akan menjadi lebih hebat lagi." Ucapnya bangga telah melatihku

Hari ini , di bawah pohon beringin, aku belajar lebih dari sekadar teknik bertarung. Aku belajar tentang keberanian, ketekunan, dan keyakinan pada diri sendiri. Dan yang terpenting, aku menyadari bahwa dengan usaha keras dan semangat, aku bisa mengatasi segala rintangan.

Tepuk tangan dari anak-anak panti asuhan terus menggema, menambah semarak hari penuh makna itu.

Matahari mulai tergelincir ke arah barat, sinarnya yang hangat perlahan menghilang kini menjadi sangat panas.

Aku dan Kak Silvia tertawa bersama, menikmati momen setelah puas berlatih dan berduel di bawah langit cerah disiang hari.

Keringat yang mengalir di dahi terasa sepadan dengan keceriaan yang kami rasakan.

Saat kami duduk di rerumputan, Kak Silvia menoleh padaku dengan senyum lebar di wajahnya.

"Ada kabar gembira, Edward. Aku sudah menerima surat dari kak lucy. Kak Lucy akan datang mengajarimu sihir," Ucapnya dengan mata berbinar. "Dia sudah satu bulan lebih tidak datang." tambahnya.

Anak-anak mengerumuni kak Silvia seakan-akan tidak percaya. Mereka sangat senang akan kabar itu membuat mereka loncat kegirangan.

Aku tersenyum senang mendengar kabar itu. "Benarkah? Aku sangat merindukannya!" Ucapku , tidak bisa menyembunyikan kegembiraanku.

Kak Silvia mengangguk. "Iya, dia juga merindukan kalian semua. Dia bilang dia akan datang nanti sore." Ucap kak Silvia sambil melihat anak anak yang kegirangan.

Rasa penasaran mulai menggelitik pikiranku. "Kenapa Kak Lucy jarang datang ke panti asuhan?" tanyaku.

Kak Silvia menghela napas sejenak sebelum menjawab. "Dia sibuk membasmi para monster di hutan Rawgle. Katanya Semakin hari semakin banyak monster tingkat tinggi yang muncul di sana." Ucap kak Silvia dengan suara pelan.

Aku terkejut mendengar penjelasan itu. "Monster di hutan Rawgle? Bukankah itu sangat berbahaya?" Ucapku.

Setahuku hutan Rawgle merupakan hutan tingkat rendah karena ditinggali oleh monster dibawah rank D, sangat tidak mungkin tiba-tiba muncul monster rank tinggi.

Kak Silvia mengangguk pelan. "Iya, itu sebabnya dia harus sering berada di sana." Ucap kak Silvia dengan nada sedih.

Dengan penasaran yang tak tertahankan, aku bertanya lagi, "Kenapa Kak Silvia tidak ikut bergabung?" Ucapku dengan penuh penasaran. Karena kak Silvia merupakan orang yang tepat untuk pembasmian.

Kali ini, senyum di wajah Kak Silvia menghilang. Dia diam sejenak, menatap kosong ke arah hutan Rawgle dari atas bukit Gloosween.

Ada sesuatu dalam tatapannya yang membuat hatiku terasa berat. "Aku... punya alasan sendiri, Edward" jawabnya akhirnya, suaranya terdengar pelan dan sedih.

Aku merasakan ada sesuatu yang disembunyikan Kak Silvia. "Kak, ada apa sebenarnya?" tanyaku pelan, mencoba memahami perasaan yang ia sembunyikan.

Kak Silvia tersenyum tipis, namun matanya tidak bisa menyembunyikan kesedihan yang dalam. "Ada hal-hal yang sulit dijelaskan, Edward . Tapi yang pasti, aku ingin kalian tetap aman dan bahagia di sini." Ucap kak Silvia dengan penuh kasih.

Aku terdiam, mencoba mencerna kata-katanya. Meskipun dia berusaha menutupi kesedihannya, aku bisa merasakan beban yang ia pikul.

Angin siang berhembus lembut, membawa ketenangan di tengah keheningan yang mendadak menyelimuti kami.

Aku meraih tangan Kak Silvia, memberinya dukungan dalam diam. Meskipun ada banyak hal yang tidak aku mengerti, aku tahu satu hal pasti: kami akan selalu ada untuk satu sama lain.

1
Lhe
sukaaa banget
夢見る者
hmm, mayan sih
Darkness zero
up nya lama sekalinya up langsung belasan chapter
Muhammad Rama: Sory bang lama up nya/Frown/, gw juga ada kesibukan jadi nggak bisa up sehari langsung belasan/Sob/, sabar bang pasti up kok setiap hari
total 1 replies
Ulin Nuha
menarik
Gundaro
Total likenya kok janggal? like 151 tapi gak ada komentar, apakah author ngebom like?
wondervilz`
Jangan lupa mampir di karyaku yg berjudul , Life saver the series system
☠𝐀⃝🥀🍾⃝🄿🅁🄸🄳🄴🃏
lanjut Thor!!/Determined//Determined/
Muhammad Rama: Siap /Hey/
total 1 replies
☠𝐀⃝🥀🍾⃝🄿🅁🄸🄳🄴🃏
dah mampir nih/Determined//Slight/
Muhammad Rama: Tanks kak
total 1 replies
☠𝐀⃝🥀🍾⃝🄿🅁🄸🄳🄴🃏
1 /Rose/+ 1 iklan untukmu thor/Determined//Determined/
Muhammad Rama: Oke /Joyful/
☠𝐀⃝🥀🍾⃝🄿🅁🄸🄳🄴🃏: saling² membantu kakak ~/Proud/
total 3 replies
Hudan Nafil
Thor, jaga kesehatan ya? Jangan terus nulis sampe lupa makan dan ridur
Fawwas Tholib
Selalu berkarya thor
Dirhan Saputra
Tetap up bang
Amir Syamlan
Thor jangan lupa istirahat 😂
Ahmad Faldi
Semangat berkarya kak👍
hide my smile
up lah buset
hide my smile: wkwkkwkkk🗿🗿🗿
Muhammad Rama: Sabar bang, gue insyaallah pasti up tapi sehari sekali🤣
total 2 replies
Taru
Sippp mulai seru nih
Taru
Seru banget bang, tolong terus UP gw pasti nungguin setiap hari. /Tongue/
Taru
Hmmm menarik 😜
꧁གMSHKཁ꧂
Bagus banget 😍, pembawaan ceritanya bagus banget, seakan-akan kita jadi edward
꧁གMSHKཁ꧂
Kasihan banget Edward 😭 padahal dia sudah berharap banget dapat kekuatan. Dasar Destrover sialan😡
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!