Zombie Hunter, sebuah game misterius yang telah membawa satu tim yang beranggotakan dua puluh orang masuk ke dalam dunia pararel. Sehingga kedua puluh orang itu terjebak di sebuah kota mati yang dipenuhi dengan jutaan zombie.
Seakan di dunia tersebut telah terjadi hari kiamat, hanya dipenuhi dengan mayat hidup yang sangat menyeramkan. Mereka akan menyerang manusia dengan cara membabi buta.
Tapi bagaimana kalau ternyata game tersebut telah membuat peraturan bahwa hanya satu orang saja yang memiliki kesempatan untuk menang dan bisa keluar dari dunia yang mengerikan itu? Akankah ada yang berhasil selamat?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Alex, Putra, dan Tian masih berusaha untuk melambaikan tangan kepada semua orang yang ada di dalam mini market tersebut. Tapi sayangnya tidak ada satu orang pun yang membuka pintu. Walaupun sebenarnya Liondra dan Riska ingin membukakan pintu untuk mereka, tapi kedua gadis itu tidak bisa melawan keenam pria yang sedang berdiri di depan pintu.
"Sepertinya mereka tidak mengizinkan kita masuk." Keluh Alex dengan suara pelan, dia nampak terengah-engah, mungkin karena sangat kelelahan sekali.
"Shittt!" Tian dan Putra pun mengumpat. Mereka sangat kecewa sekali kepada orang-orang yang ada di dalam mini market tersebut, padahal ketiga pemuda itu sudah berkorban untuk memancing perhatian para zombie demi menyelamatkan mereka semua, tapi kini mereka seakan merasa telah dikhianati.
Alex memandangi langit di angkasa, rupanya fajar sudah mulai menyingsing, sebentar lagi matahari akan segera terbit. "Gawat! Kita harus segera bersembunyi!"
Alex, Tian, dan Putra menghela nafas dengan berat memandangi zombie-zombie yang mengerikan itu masih berjalan berlalu lalang di jalan raya sana, jumlah mereka begitu banyak, tak terhitung. Sungguh sangat mengerikan.
Mereka bertiga pun segera berjalan dengan pelan, jangan sampai suara langkah kaki mereka terdengar oleh zombie-zombie yang ada disekitarnya, sambil pandangan mereka beredar untuk mencari tempat persembunyian.
Namun, tiba-tiba saja mereka merasakan ada suara raungan para zombie.
Geerrr...
Sampai ketiga pria itu menghentikan langkahnya, rupanya matahari telah terbit, sehingga kini zombie-zombie yang ada disana dapat melihat dengan jelas ketiga pria tersebut.
Ketiga pria tersebut nampak tercengang, rupanya semua zombie yang ada disana sedang menatap ke arah mereka bertiga, para mahkluk yang mengerikan itu meraung-raung kelaparan.
Aaarggkkhh!
Aaarggkkhh!
Aarrggkkhh!
"Gawat! Mereka sudah bisa melihat keberadaan kita!" Ucap Putra, dengan suaranya yang bergetar.
"Ya Tuhan, bagaimana ini?" Tian nampak sangat frustasi.
Alex memberikan aba-aba.
"Satu."
"Dua."
"Tiga."
"Lariiiii!"
Mereka bertiga pun segera berlari sekencang mungkin, sehingga terdengar suara bergemuruh karena semua zombie yang ada di luar sana berlarian mengejar Alex, Putra, dan Tian. Kota ini bagaimana lautan zombie, di setiap sudut kota dipenuhi dengan banyak zombie.
AARRGGKKHH!
AARRGGKKHH!
AARRGGKKHH!
Zdor!
Zdor!
Zdor!
Putra mencoba beberapa kali melepaskan tembakan kepada zombie-zombie yang berusaha untuk menghadang mereka dari depan.
Begitu pula dengan Alex, dia memberikan pukulan yang sangat keras kepada zombie-zombie yang mencoba menyerang dari depan.
Buuukkk!
Buuukkk!
Buuukkk!
Sementara Tian, dia beberapa kali berusaha untuk menebas kepala satu persatu zombie yang ada di hadapannya, sambil terus berlari sekencang mungkin.
Sreeett!
Sreeett!
Sreeett!
...****************...
Saat ini kedelapan orang yang ada di dalam mini market, mereka bersembunyi di dalam gudang. Karena mereka takut keberadaan mereka diketahui oleh zombie.
Terlihat Liondra dan Riska yang sedang harap-harap cemas memperhatikan Alex, Tian, dan Putra yang sedang dikepung oleh banyak zombie.
Kemudian Liondra segera berjalan mendekati Raka yang sedang menikmati mie instan di dalam cup.
"Ini semua gara-gara keegoisan kamu. Sampai kini diantara mereka tidak ada yang berubah. Mereka tidak ada yang terinfeksi!" Liondra berkata dengan penuh amarah.
Raka sangat terpancing emosinya, dia melemparkan mie instan yang sedang dia makan ke lantai, membuat lantai tersebut berserakan. "Kalau mereka bertiga mati, apa urusannya denganku?"
"Kita semua teman. Seharusnya kita bekerjasama untuk bisa keluar dari dunia yang mengerikan ini." Liondra masih menjawab perkataan dari Raka dengan emosi.
...****************...
Sementara ke-tiga pemuda itu masih gigih untuk melawan zombie-zombie yang menyerang mereka secara membabi buta.
Semakin lama mereka semakin kewalahan. Sedari semalam mereka belum memiliki waktu sebentar saja untuk beristirahat. Tapi jangan sampai mereka kehilangan tenaga, mereka harus bisa keluar dari dari dunia yang mengerikan ini.
Aarrggkkhh!
Namun, rupanya ada zombie yang berhasil mengigit tangan salah satu dari ketiga pria itu.
apakah Tian juga akan menjadi korban Yach sehingga hanya Alex yg akan jadi pemenang.
huufft...aku benar benar sangat penasaran.
makanya jadi orang jangan terlalu jahat😜😜😜
Tinggal kalian berdua sekarang Alex dan Tian. Entah perjuangan seperti apa lagi yang harus kalian jalani. Sisa2 tenaga dan pasti sangat melelahkan hati dan pikiran. Ngga bisa bayangkan diakhir nanti jika satu dari kalian harus pergi juga 🤧. Kini waktu yang tersisa hanya tinggal sebentar. Siapapun nanti yang selamat semoga dia tetap menjadi seseorang yang tangguh. Tetap semangat yang untuk kalian berdua Alex dan Tian 🔥...
gak nyangka Liondra akan pergi secepat itu dan meninggal kan Alex yang sangat mengagumi Liondra . 😭
Tidak bisa membayangkan bagaimana paniknya Raka di datangi para bestienya 😂😂😂... Jantung aman Ka...Rasakan sensasinya yaa /Drool/...Biasanya kamu yang tertawa diatas penderitaan teman2 mu...Impas ya kali ini kamu bisa merasakanya juga ....
semangat Alex dan Tian semoga kalian bisa mengalahkan para zombie itu
teruslah berjuang Lex... jgn pernah menyerah...
Akhirnya Raka jd santapan zombie