NovelToon NovelToon
Rahim Sengketa

Rahim Sengketa

Status: tamat
Genre:Tamat / Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:6.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Asri Faris

Seorang laki-laki muncul di hadapan Ajeng. Tidak amat tampan tetapi teramat mapan. Mengulurkan keinginan yang cukup mencengangkan, tepat di saat Ajeng berada di titik keputus-asaan.

"Mengandung anaknya? Tanpa menikah? Ini gila namanya!" Ayu Rahajeng

"Kamu hanya perlu mengandung anakku, melalui inseminasi, tidak harus berhubungan badan denganku. Tetap terjaga kesucianmu. Nanti lahirannya melalui caesar." Abimanyu Prayogo

Lantas bagaimana nasab anaknya kelak?

Haruskah Ajeng terima?

Gamang, berada dalam dilema, apa ini pertolongan Allah, atau justru ujian-Nya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asri Faris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33

Abi termangu di ambang pintu. Menyaksikan sendiri dua kakak beradik itu tengah saling memeluk dalam tangis. Ajeng dan Hanan langsung memberi jarak dan berusaha tegar menyikapi situasi ini semua. Melihat pergerakan Abi yang mendekat, sepertinya ada hal lain yang ingin disampaikan keduanya. Membuat Hanan undur diri memberikan ruang.

"Bagaimana keadaan kamu, Ajeng, apa masih sakit?" tanya Abi mendekat.

"Tidak lebih baik dari kemarin, bolehkah aku bertemu dengannya? Asiku penuh, seharusnya anak itu berhak menerimanya."

"Kamu tidak takut tubuhmu akan berubah setelah menyusui?"

"Memangnya kenapa? Tubuhku sudah berubah semenjak mengandung," jawab Ajeng benar adanya.

"Ajeng, apa kamu membenciku?" tanya Abi serius.

Ajeng menatap pria itu, kemudian membuang ke arah lain. Tidak ingin membencinya, namun semenjak kedatangannya pertama kali sudah menawarkan susu dan tuba. Haruskah perempuan itu jujur di hadapannya?

"Aku minta maaf, kalau suasananya membuatmu tidak nyaman. Aku hanya ingin tahu saja."

Ajeng masih terdiam, ia sendiri belum menemukan jawaban yang tepat untuk Abi dengan status mereka yang masih abu-abu.

"Kenapa tidak jawab, sesulit itu, 'kah?" tanya Abi memastikan.

"Seandainya aku punya jawaban yang lebih baik. Aku tidak punya pilihan selain jawabanmu. Jangan khawatir, aku hanya sedih atas anak itu, bukan sebab ingin perpisahan denganmu."

"Sayang sekali, seharusnya kamu bersikap adil dengan menyayangi keduanya," ujar Abi menatapnya dalam.

"Aku tidak tertarik mencintai suami orang," jawab Ajeng jujur.

Posisinya sebagai ibu pengganti dan wanita kedua sama sekali bukan passionnya. Itu semua bagai mimpi buruk yang nyata dan akan segera berakhir. Walau tidak munafik, kedekatan yang pernah tercipta memberikan warna di hati keduanya. Terlebih keduanya mempunyai ikatan anak yang tidak bisa disangkal.

"Aku akan berusaha adil untukmu dan Vivi, walau nantinya anak kita tetap tinggal bersama aku dan Vivi, sesekali waktu kamu boleh menjenguknya."

"Aku tidak butuh status, apalagi belas kasihan darimu. Aku bisa menghidupi diriku sendiri," jawab Ajeng jelas terluka.

Apa maksudnya dari pria itu. Abi ingin tetap mempertahankannya sebagai istri kedua. Mengikatnya, namun tetap ingin mengambil anaknya untuk Vivi, itu lebih dari sakit. Tentu saja sebagai seorang wanita, Ajeng tidak ingin menjadi yang kedua, terlebih dengan status mereka yang jelas tidak ada cinta.

"Kamu bisa mempertimbangkan, karena aku tidak setega itu. Maaf, kalau pilihan ini membuatmu sulit. Tetapi aku tidak bisa meninggalkan keduanya. Kami sudah lama menginginkan anak, ibuku juga pasti akan sangat bahagia dengan kehadirannya."

Ajeng terdiam, pilihan yang sama sekali tidak memberikan arti hidup lebih baik untuk dirinya. Ia hanya akan menjadi boneka untuk kesaksian kebahagiaan mereka yang telah membelinya dengan uang.

Selepas berkata demikian, Abi memberikan ruang untuk Ajeng mengambil keputusan. Pria itu meninggalkan ruangan Ajeng dan menghibur diri di depan ruangan bayi. Menatap dari jauh, lewat jendela kaca, putri mereka yang tengah tertidur lucu.

"Ijinkan Kak Ajeng memeluknya, aku yakin, dia orang yang menepati janji jika tidak diusik lebih dulu," ucap Hanan berbicara di dekatnya.

"Aku menginginkan anak itu sejak lama. Aku hanya khawatir, kakakmu lupa, selain ada perjanjian, ada juga ikatan. Kami terikat, aku pasti akan menjaganya dengan baik."

"Jadi, boleh? Setelah Kak Ajeng menemukan jawaban?"

"Kamu mendengar semuanya?"

"Tidak sengaja, aku akan menemaninya, karena tugasku begitu, mengingat ia sendirian, aku harap Anda bisa bijak mengambil sikap."

"Baiklah, kamu boleh membawanya ke tempat ibunya, tepat di saat Ajeng memberikan keputusan."

Abi tetap bersikap dominan dalam hal ini. Jika memang Ajeng mau menerimanya, ia akan tetap mempertahankan pernikahan itu. Walau mungkin egois, dengan tetap memberikan hak asuhnya pada dirinya dan Vivi.

Perempuan itu bisa mengandung lagi, tentu saja dengan adanya hubungan keduanya bila terjalin kembali. Dalam hal ini, bolehkah Abi egois?

"Apa pun keputusan Kakak, aku akan tetap ada di sampingmu."

"Aku tidak punya jawaban Hanan, aku hanya ingin anak itu, tanpa Abi, tapi itu tidak mungkin, sedang Abi menginginkan anaknya seutuhnya, dan aku hanya sebagai pelengkap saja, karena aku hanya sebagai ibu pengganti."

Hanan sepertinya paham betul dengan situasi dan kondisi yang menimpa kakaknya. Rasa sakit pasca melahirkan hampir tidak dirasa lantaran terlalu sibuk menata hatinya yang sejatinya tidak baik-baik saja.

"Sebaiknya Kakak istirahat dulu, perlu kematangan yang serius dalam menjawab ini."

Hanan memberikan ruang untuk kakaknya, yang ia lakukan hanya memberikan semangat, dukungan, dan juga tetap menemani dalam suka maupun duka.

Pilihan yang sulit, tetap harus diambil. Dengan berat hati dan tak rela, di hari yang mungkin akan menjadi hari yang paling melesakan dan menjadikan kenangan indah di hati terdalamnya. Ajeng yang siang itu diberikan waktu mendekap buah hatinya, menangis haru. Sudah berjanji tidak ingin menangis, namun tetap tumpah-tumpah air matanya. Perempuan itu menciumnya tanpa bosan, bahkan jelas menggoyahkan keputusannya.

"Udah deh nggak usah lebay, nanti kalau kamu menikah lagi juga bakalan punya anak lagi, mudah bukan? Drama banget sih!" ucap Vivi siang itu ditemani Abi yang bersiap memboyong bayinya karena sudah diperbolehkan pulang.

Perempuan itu sudah mengatur skenario paling indah dalam wacananya setelah ini. Dengan membawa bayi itu pulang, statusnya akan aman dan dikira benar-benar sudah melahirkan seorang putri cantik pewaris tunggal keluarga Warsa Prayogo yang terkenal sultan tujuh turunan.

Ajeng tidak merespon celotehan Vivi yang jelas menyakiti hatinya. Dia tidak ingin merusak moment indah itu yang mungkin akan menjadi hari terakhir memeluknya. Mengingat sudah harus menyerahkan pada Vivi dan Abi.

Sementara Abi, hati nalurinya jelas terusik, namun ia juga dalam kebimbangan yang teramat nyata. Sampai detik ini, Abi masih enggak memberikan kejelasan dengan gamblang atas statusnya.

"Kamu masih bisa menjenguknya sesekali jika mengambil opsi sesuai keputusanku," bisik Abi tepat di samping Ajeng.

Perempuan itu sudah meyakinkan hatinya, walau sesungguhnya berat. Lalu apa yang Ajeng dapat jika mengikuti keputusan Abi. Toh anak itu masih tetap diasuh keduanya. Hanya status Ajeng yang dikukuhkan sebagai istri kedua, sementara tidak ada cinta di antara keduanya.

"Maaf, maafkan ibumu yang tidak bisa mempertahankan dirimu. Aku adalah ibumu, yang akan selalu menyayangimu dalam iringan doa. Jadilah perempuan yang hebat, perisai untuk orang tuamu yang akan membawa perdamaian dan ketentraman di setiap langkahmu. I love you, Ruby, anakku," batin Ajeng mendekap dengan mata berkaca-kaca. Siap melepas dari gendongannya.

"Jangan! Jangan pernah Kakak berikan pada perempuan yang tidak bertanggung jawab seperti dia!" pekik Hanan datang di saat yang begitu tepat.

Hingga membuat orang di ruangan itu menatapnya dengan penuh tanda tanya. Terkecuali Vivi tentunya yang menatap kaget bercampur amarah dan kebencian.

.

TBC

.

Gaes ... sambil nunggu novel ini up, mampir di karya temanku yuk ... nggak kalah seru loh!

1
Moertini
terimakasih thor sudah tamat bagus bahasanya mudah dimengerti ceritanya asyik terus berkarya thor semangat
Dian
Luar biasa
#ayu.kurniaa_
.
Praised93
Sudah baca sampai Bab 40an, ceritanya menarik dan mengalir apa adanya tidaj dibuat-buat dengan kelemahan tidak terlalu banyak tokoh, kelemahan lainnya tidak dijelaskan suasana perkantoran sang suami yang punya perusahaan juga siapa saja kolega bisnis dan bagainana dimata kolega bisnis, juga kehidupan masing2 tokoh seolah-olah berdiri sendiri tidak ada keponakan, pa man bibi, kakek nenek, ibu mertua semuanya hilang bahkan sampai Bab 40an hanya tokok inti yang dibahas selah olah hanya bertiga yang aktif tak ada selingan ber Bab Bab ttg tokoh lainnya selain ke-3 tokoh tsb
Adhyta Wahyuningsih
Luar biasa
lilis indri hastuti
kasihan Abi...sebenarnya dia baik
lilis indri hastuti
nahlo ketahuan
Aromah Iyut
Luar biasa
Anonymous
ok
Eka Sari Agustina
👍👍👍👍
Goresan Receh
abi cemburu dng denis, tdr diistri muda
Goresan Receh
adakah nanti vivi selingkuh dn cerai?
Goresan Receh
adakah nanti vivi selingkuhdn cerai?
Fincencia Fatmawati
Sangat suka karya2 Asri Faris 👍🏻
Hera Puspita
panggilan nya sering ganti2 ya thor, kadang bunda, kadang mama 🤭🤭🤭
Hera Puspita
betul tebakan ku kl terjadi apa2 sama abi
Hera Puspita
mgkin terjadi sesuatu dgn abi
Hera Puspita
😁😁😁😁😁perempuan dapat rayuan seperti itu pasti melehoi hati nya 🤭🤭
Hera Puspita
😭😭😭😭
Hera Puspita
yg nabrak hanan, vivi x ya 🤔🤔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!