NovelToon NovelToon
My Ex Beloved

My Ex Beloved

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Cintamanis / Romansa
Popularitas:180k
Nilai: 4.9
Nama Author: fieThaa

Gamil Arfan Wiguna sangat mengharamkan untuk balikan dengan mantan. Bahkan, dia memiliki jargon yang masih dia pegang teguh sampai saat ini.

"Buanglah mantan pada tempatnya."

Namun, kedua orangtuanya mendesak Apang untuk segera menikah karena Apang sudah dilangkahi adiknya. Di saat seperti itu, semesta malah mempertemukan Apang dengan mantan pertamanya. Perempuan yang belum Apang buang pada tempat semestinya.

Apakah Apang akan membuangnya juga ke dalam bak sampah sama seperti mantan-mantannya? Atau malah terjadi cinta lama belum kelar di antara mereka berdua.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

20. Hak Yang Mulai Dikembalikan

Olivia segera menghubungi pengacara ternama karena baru saja mendengar jikalau putranya sudah dibawa ke kantor polisi.

"Putraku tak boleh masuk jeruji besi," ujarnya dengan penuh penekanan.

Belum juga kering ucapan Olivia, ketukan pintu ruangannya terdengar. Ketika dia sudah mempersilahkan masuk, dua orang berseragam cokelat masuk ke ruangannya. Matanya hampir terlepas.

"Ikut kami," ujar salah satu dari polisi tersebut.

"Ada apa? Saya gak melakukan kejahatan," Belanya dengan begitu serius.

"Jelaskannya nanti saja di kantor."

Kedua polisi itu sudah membawa Olivia keluar dari ruangan dan menjadi tontonan. Para karyawan mulai berbisik-bisik dan menerka-nerka..

"Saya tak pernah bermain-main dengan hukum," tegasnya lagi.

Namun, pihak keamanan tak mendengarkan. Mereka tetap membawa wanita itu masuk ke dalam mobil dan membawanya menuju kantor polisi di mana sudah ada Juan, Justine juga Bram.

"Sebenarnya ada apa ini?" tanya Olivia yang ikut berkumpul bersama mereka.

"Hallo wanita dermawan."

Suara seorang wanita membuat tubuh Olivia menegang. Ketika dia menoleh, seorang pria berambut putih tengah mendorong kursi roda di mana seorang wanita cantik yang duduk di atasnya.

"Kamu siapa? Aku gak kenal," ujar Olivia.

"Meskipun kita tak pernah bertemu, tapi suaramu itu selalu terngiang di telingaku. Orang koma bukan berarti dia tak mendengar," balas bunda Nena dengan senyum yang sangat tipis.

Olivia pun membeku mendengar kalimat yang baru saja keluar dari bibir wanita yang pernah dia tolong.

"Terimakasih atas penderitaan yang hampir sepuluh tahun kamu berikan kepadaku dan juga putriku. Terimakasih kamu sudah merenggut paksa kebahagiaan putriku dan merubahnya menjadi trauma yang sulit untuk disembuhkan. Dan sekarang, waktunya karma yang berjalan. Nikmati kejahatanmu bersama dua lelaki yang kamu sayang."

"Aku tak melakukan apapun kepadamu! Jangan menyebar fitnah!" teriak Olivia.

Bunda Nena sama sekali tak takut akan gertakan itu. Clinton pun menggelengkan kepala. Hingga seorang polisi membawa beberapa berkas dan menunjukkan bukti kejahatan Olivia. Termasuk, kecelakaan yang dialami oleh bunda Nena adalah ulahnya yang sudah direncanakan. Pria yang menabrak bunda Nena dan meninggal pun dibayar sangat besar olehnya.

"Sebersih-bersihnya cara licik kamu, tetap saja akan terbongkar. Karena Tuhan itu tidak tidur," ucap bunda Nena.

"Di saat seperti inipun aku masih berbaik hati kepada kamu. Tak memisahkan kamu juga anak dan suamimu. Supaya kalian bisa menikmati apa itu susah dan senang bersama." Senyum penuh ejekan terukir.

Naira menunggu bundanya di mobil karena dia tak ingin bertemu dengan iblis yang berkedok menjadi wanita dermawan. Setelah urusan di kantor polisi selesai mereka pun akan kembali ke Wiguna Grup karena masih ada yang harus mereka bicarakan.

Sedangkan Apang, dia memilih duduk berdiam di pantry. Secangkir kopi sudah dia buat, tapi sama sekali belum dia sesap. Dia hanya memegang gagang cangkir tersebut. Dia masih teringat akan ucapan Naira tadi.

"Ayah akan membunuh orang yang Jen cintai."

Apang pun tersenyum tipis. Hembusan napas kasar keluar dari mulutnya.

"Bundanya kan," tebak Apang dengan bergumam.

Apang teringat akan janjinya pada Naira. Dia tak akan pergi jika Naira belum mendapatkan haknya. Sekarang, sudah di depan mata hak itu akan Naira genggam. Rasa berat hati mulai muncul.

"Apakah aku harus pergi?" Kembali dia bergumam.

Dia pun beranjak dari pantry, kembali ke ruang meeting. Baru saja membuka pintu dan hendak masuk, terdengar suara seseorang yang membuatnya berdecak kesal.

"Kata gua mah tunjukin, bukan didiemin."

Siapa lagi jika bukan Agha yang mengatakan itu. Untung saja Daddy Aksa sudah kembali ke ruangannya karena ada pertemuan dengan kolega yang lain.

"Apa sih, Mas?" kilah Apang yang sudah duduk bersama mereka.

"Gak capek apa bersembunyi di balik kata iba? Padahal aslinya cinta," tambah Restu.

Apang hanya menggelengkan kepala mendengarnya. Dia harus mendbalkan telinga karena akan ada sindiran-sindiran dari mereka semua.

Setengah jam kemudian, pintu ruangan diketuk. Bunda Nena juga Naira kembali. Serta pengacara Clinton.

"Makasih banyak," ucap Bunda Nena kepada Restu dan yang lainnya.

"Kebohongan harus terungkap karena Wiguna Grup dibangun dengan berpondasikan cucuran keringat juga kejujuran," balas Restu dengan begitu sopan.

"Syarat terakhir yang diberikan Nino itu adalah hal yang mustahil bisa dilakukan oleh Juan," tutur pengacara Clinton.

"Saya sangat tahu bagaimana dedikasi keluarga Wiguna pada perusahaan ini," tambahnya lagi.

"Ngomong-ngomong, ke mana Askara? Kenapa saya hanya bertemu dengan Aksara?"

Clinton mengenal cucu kembar dari kakek Genta Wiguna, Daddy Aksa dan Ayah Aska yang dulunya pernah dikejar oleh sang keponakan, Christina.

"Ayah sedang ditugaskan ke Surabaya, Om."

Apanglah yang menjawab. Clinton tersenyum ke arah lelaki tinggi nan tampan itu.

"Bukankah ini yang membukakan jalanmu, Nena?"

"Iya, Tuan Clinton. Dia Arfan, teman dekat Naira semasa SMA."

"Uhuk! Teman dekat ceunah," ejek Agha.

Apang melirik tajam ke arah Agha yang malah menunjukkan tampang menyebalkan.

"Teman dekatnya selagi SMA apa berlanjut sampai sekarang?" tanya Tuan Clinton yang mulai usil.

"Hanya cinta anak remaja saja, Om," jawab Apang.

Hati Naira terasa sakit mendengar jawaban Apang. Dia mulai menatap Apang dengan mata yang nanar. Namun, Apang sama sekali tak melihatnya.

"Kenapa kamu bicara seperti itu? Apa memang kamu akan meninggalkan aku?"

Pengacara Clinton mengembalikan kunci rumah besar kepada bunda Nena dan Naira di depan para singa muda. Alasan kenapa mereka kembali Wiguna Grup karena itu adalah tempat teraman sekarang. Selain itu juga, pengacara Clinton memberikan kartu berisi uang yang jumlahnya tak sedikit.

"Ini sudah dipersiapakan oleh Nino. Jadi, kamu jangan takut miskin."

Akhirnya, hak yang direnggut paksa dari bunda Nena dan Naira satu per satu dikembalikan. Ada rona bahagia di wajah bunda Nena. Namun, beda dengan Naira. Wajahnya begitu sendu.

Bunda Nena tak lupa mengucapkan terimakasihnya kepada Apang. Orang yang begitu berjasa untuk membuka kebenaran yang ada. Apang pun membalasnya dengan seulas senyum.

"Bun, apa boleh kita tidak menerima hak kita?"

Kalimat Naira membuat bunda Nena juga pengacara Clinton terkejut, dan Apang menatap Naira dengan bingung. Air mata sudah menganak di pelupuk matanya.

"Kamu kenapa, Sayang?"

Bunda Nena bertanya, tapi mata Naira tertuju pada Apang yang ada di sebelah sang bunda.

"Naira gak mau ditinggalkan oleh orang yang Naira cinta. Naira masih ingin bersama dia meskipun dia sudah berubah." Suara Naira mulai bergetar.

Bunda Nena yang mengerti segera memberikan ruang untuk Naira dan juga Apang. Dia meminta kepada pengacara Clinton untuk lebih dulu keluar. Membiarkan Naira menyelesaikan urusannya yang belum selesai dengan Apang.

Kini, hanya dua insan manusia itu di dalam ruang rapat. Para singa muda sudah pergi sedari tadi. Disusul Bunda Nena dan pengacaranya.

"Apa kamu akan meninggalkan aku?" Mata penuh kesedihan tak bisa berdusta.

"Sesuai dengan ucapan gua, Ra. Ketika lu udah dapatkan hak lu, gua akan--"

"Jangan tinggalin aku, Fan. Aku masih cinta kamu."

Tubuh Apang pun menegang mendengarnya. Dia melihat jelas bulir bening itu sudah menetes dari pelupuk mata Naira. Hati Apang pun mulai goyah. Dia mulai mendekat ke arah Naira, dan mengusap lembut air mata yang membasahi pipi Naira.

"Mengucapkan cinta itu mudah, Ra. Bibir bisa berkata cinta, tapi hati be--"

Mata Apang pun melebar ketika bibir Naira sudah menempel di bibirnya dan terasa begitu manis. Jantung Apang pun mulai berdetak hebat, sama seperti ciuman pertamanya dengan Naira sepuluh tahun lalu.

...***To Be Continue***...

Boleh minta komennya ...

1
Andaru Obix Farfum
pipo tuh sapa yah.
Epi Tri Wahyuni
abang Er ganggu momen romantis aja sih
Henny Purwanto
ok banget g bs berkata
irma hidayat
Kecewa
irma hidayat
Buruk
🌹@tiksp💐💐
itu foto usg punya kak Fie ya... Alhamdulillah akhirnya Dalla dan Rene akan menyusul saudara yg telah dikaruniai keturunan....
Ida Farida
jngn kamu sia" kan cinta kalian
Ida Farida
hahahaha Apang sama tuan itu da kaya tom and Jerry /Grin//Grin//Grin//Grin/
Rahmawati Abdillah
kesabaran didukung dengan do'a dan ikhtiar serta pengertian dari orang yang terdekat serta kasih sayang dari semua akan menguatkan
jasmine
yaaaah cepat sekali tamatnya kak.. padahal seru lho baca cerita tuan. apa ada novel terbaru khusus cerita tuan,thor
Neny Mardiyanti
tebak2 buuah manggis😄
Neny Mardiyanti
thanks thor buat cerita yg bgs dan mendidik bahwa bersaudara hrs saling mendukung dan menjaga
semangat ya...
Riris
no komen akak....😥
sedih tuk berpisah dari kisah ini
Ida Lestari
ok lngsung baca thor.....
lnjut trus thor
semangat
Salmi Ati
segera meluncur😁😁
sum mia
oke kak.... langsung cuuuussss lah...
semoga ceritanya tetap seru dan keren . dan retensi novel bisa tinggi dan bisa menghasilkan cuan .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
Yulia Wati
siap kak othor👍👍
Yulia Wati
ceritanya seru tp sayang kok ud end ja kak othor ni
Salim S
reyn adiknya abang Er ya....waaaah pasti seru...cuuus lah
Sri Lestari
Cerita Abang Er ya Mak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!