Sekuat apa pun aku bertahan, nyatanya aku tidak bisa sekuat itu," ucap Vira.
Dunia Vira seakan runtuh saat tahu jika suami yang sangat ia cintai sudah menikah siri secara diam-diam dengan sahabatnya sendiri. Faktor belum dikaruniai keturunan yang membuat Yusuf tega mengkhianati cinta Vira.
Akankah Vira bertahan dengan pernikahannya atau kah memilih menyerah dan melanjutkan hidup sesuai takdir yang sudah dituliskan oleh Allah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 27 Khitbah
Keesokan harinya, Syafik, Kyai Ahmad, dan Farida mendatangi rumah Vira.
“Assalamualaikum.”
“Waalaikumsalam.” Aminah membuka pintu dan terkejut dengan kedatangan Kyai Ahmad.
“Selamat pagi, Bu Aminah!” sapa Umi Farida dan langsung memeluk hangat Aminah.
“Mari silakan masuk.” Aminah mempersilakan semuanya masuk.
“Ada apa ya, Pak Kyai sama Umi beserta Ustadz Syafik pagi-pagi datang ke rumah? Saya jadi kaget.” Aminah sampai gugup dengan kedatangan Kyai Ahmad yang mendadak itu.
“Ibu tidak usah kaget, kedatangan kami ke sini ingin bertemu dengan Vira, putri ibu,” seru Kyai Ahmad.
“Oh, kalau begitu sebentar saya panggilkan Vira dulu.” Aminah pun pamit untuk memanggil Vira yang saat ini sedang berada di dapur.
Vira sebenarnya dari tadi sudah mendengar suara Kyai Ahmad dan Syafik, namun dia tetap diam karena jantungnya tiba-tiba terasa tidak aman. “Vira, di depan ada Kyai Ahmad bersama Umi Farida dan juga Ustadz Syafik,” seru Mama Aminah.
“Mereka ada perlu apa?” tanya Vira gugup.
“Tidak tahu, katanya mereka ingin bertemu denganmu,” sahut Mama Aminah.
Vira benar-benar merasa sangat gugup bahkan seketika tangannya terasa sangat dingin. “Vira gugup, Ma.”
“Sudah, ayo kita ke depan gak enak membiarkan tamu harus menunggu lama.” Aminah memaksa Vira untuk ikut bersamanya.
Vira berjalan dengan menundukkan kepalanya. Sesampainya di depan, Vira menangkup kan kedua tangannya di depan dada dan duduk bergabung bersama yang lainnya. Sementara Syafik, ikut menundukkan kepala karena tidak bisa dipungkiri kalau jantung Syafik pun berdetak tak karuan.
“Vira, mungkin kamu akan kaget dengan tujuan kami datang ke sini. Syafik sudah tidak punya orang tua, jadi saya dan istri saya mewakili almarhum kedua orang tua Syafik untuk mengkhitbah kamu,” seru Kyai Ahmad.
Vira dan Aminah membelalakkan matanya. Vira sama sekali tidak percaya dengan apa yang diucapkan oleh Kyai Ahmad. “Mak— sud Pak Kyai apa?” tanya Vira gugup.
“Syafik ingin mengkhitbah kamu, Vira,” sahut Umi Farida menjelaskan.
Vira dan Aminah saling pandang satu sama lain, lalu Vira beralih melihat ke arah Syafik yang dari tadi hanya diam saja. “Maaf Ustadz, apa Ustadz serius ingin mengkhitbah putri saya?” tanya Mama Aminah.
“Iya. Mungkin ini terlalu cepat bahkan saya baru dua kali bertemu dengan putri anda. Tapi jujur saja, saya sudah yakin dan ingin mengkhitbah Vira,” seru Syafik tanpa ekspresi.
Aminah menggenggam tangan Vira. “Bagaimana Vira, apa kamu akan menerima khitbah dari Ustadz Syafik?” tanya Mama Aminah.
Vira semakin tidak bersuara sama sekali, dia terus saja menundukkan kepalanya. “Bagaimana Vira, apa jawaban kamu?” tanya Kyai Ahmad.
“Apa Ustadz tahu dengan status saya?” Vira saat ini memberanikan diri untuk bertanya.
“Iya, aku sudah tahu,” sahut Syafik.
“Terus, kenapa Ustadz mau menikahi seorang janda kalau diluaran sana masih banyak gadis yang jauh lebih segalanya dari aku,” tanya Vira.
“Janda dan gadis hanyalah status, tapi hati tidak bisa dibohongi. Aku yakin kalau semua ini ada campur tangan dari Allah, dan aku hanya mengikuti apa kata hati dan apa kata Allah,” sahut Syafik.
“Tapi aku punya banyak kekurangan Ustadz. Salah satunya, aku belum bisa memberikan keturunan maka dari itu mantan suamiku selingkuh karena dia ingin mendapatkan keturunan,” sahut Vira dengan mata yang berkaca-kaca.
“Selama kita masih punya Allah dan selama kita masih percaya kepada Allah, itu semua tidak jadi masalah karena tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah,” seru Syafik.
Vira meneteskan air matanya, ucapan Syafik memang sangat menenangkan tapi Vira mempunyai trauma tersendiri. Dulu, Yusuf pun sering bicara seperti itu tidak masalah dengan keturunan tapi pada kenyataannya Yusuf selingkuh juga. Vira tidak mau sampai kejadian itu sampai terulang lagi.
“Saya trauma, saya takut terluka untuk kedua kalinya,” lirih Vira.
“Nak, Umi yang akan menjadi jaminan untuk Syafik. Jika nanti Syafik menyakiti kamu, Umi pastikan yang akan turun tangan untuk menghukum Syafik,” seru Umi Farida meyakinkan.
Aminah mengusap punggung putrinya itu dengan lembut. “Sayang, setiap orang punya sifat dan wataknya masing-masing. Tidak semua pria wataknya sama seperti Yusuf.” Aminah mencoba memberi pengertian kepada putrinya itu.
“Masa lalu itu memang tidak mudah untuk dilupakan, tapi minimal kita bisa memaafkan masa lalu. Tutuplah semua memori yang pernah terjadi di masa lalu dan bukalah lembaran baru untuk mendapatkan cerita baru dan mendapatkan ketenangan baru,” tutur Kyai Ahmad.
“Memaafkan itu tidak akan mengubah masa lalu, tapi memaafkan bisa mencerahkan masa depan. Apa yang terjadi tidak akan mungkin bisa kembali lagi, dan kalau kamu terus-terusan memikirkan masa lalu dan tidak memaafkan masa lalu, Umi yakin kamu tidak akan mendapatkan pengganti lagi karena rasa benci kamu masih ada dalam hati kamu.” Farida menambahkan ucapan dari suaminya.
Air mata Vira semakin deras sampai-sampai cadarnya pun basah dengan air mata. “Kalau kamu masih belum siap, tidak apa-apa. Mama tidak akan memaksa kamu,” seru Mama Aminah.
Vira memejamkan matanya, lalu menghembuskan napasnya secara perlahan. “Yang dikatakan Kyai Ahmad dan Umi Farida memang benar, saya tidak boleh terus-terusan memikirkan masa lalu.” Vira menghentikan sejenak ucapannya.
Setelah menundukkan kepalanya beberapa detik, Vira pun mengangkat kepalanya lalu menatap Syafik yang saat ini memang sedang menatapnya. “Bismillah, saya menerima khitbah dari Ustadz Syafik,” sahut Vira mantap.
“Kamu sudah yakin?” tanya Syafik.
“Insya Allah saya sudah sangat yakin,” sahut Vira.
“Alhamdulillah.” Semua orang mengusap wajahnya.
“Vira sudah menerima khitbah kamu, sekarang apa yang mau kamu sampaikan kepada Vira?” tanya Kyai Ahmad.
“Vira, 2 bulan lagi aku akan menikahi kamu tapi karena aku mempunyai kesibukan di Jakarta, selama 2 bulan itu aku tidak akan menemuimu. Jadi, kamu harus ingat jangan menerima khitbah dari pria mana pun lagi. 2 bulan kemudian, aku akan datang bersama Kyai dan Umi untuk menikahimu,” seru Syafik.
Vira hanya bisa menganggukkan kepalanya. Setelah melakukan pertemuan dan berbincang-bincang, akhirnya mereka pun pamit pulang. Vira terduduk di atas sofa sembari memegang dadanya.
“Ma, semoga ini menjadi pilihan terbaik untuk Vira,” seru Vira.
“Amin, Mama do'akan semoga kelak kamu dan Ustadz Syafik menjadi keluarga yang sakinah, mawadah, dan Warahmah.”
Vira pun masuk ke dalam kamarnya dan duduk di ujung ranjang. “Ya Allah, jika ini memang terbaik untuk hamba maka lancarkanlah segalanya. Hamba berharap, semoga Ustadz Syafik menjadi pria terakhir untuk hamba yang akan membawa hamba ke dalam surga-Mu.” Vira kembali termenung, dia berharap keputusannya itu benar dan Syafik akan menjadi imam yang baik untuk dirinya.
kamu sama kayak AQ Vira, bisanya cuma nangis
.salma sm kalila satu emak kyk nya sm sifat nya suka ngerebut😡😡
Banyak pelajaran yang bisa dipetik.
Jika sabar dan pengin lebih baik sebagai hamba Alloh pasti kasih yang terbaik
🙏🫶 untuk kakak author