NovelToon NovelToon
Ketabahan Adikku

Ketabahan Adikku

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen Angst
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Amie.H

Menjadi anak terakhir kata orang adalah hal sangat menguntung kan, sebab akan dimanja dan mendapatkan full kasih sayang dari orangtua dan kakak-kakaknya.
tapi tidak bagi adikku, meski lahir dari sebagai anak terakhir dari empat bersaudara dia justru banyak menyimpan keinginan bahkan tak jarang mendapatkannya dengan berkerja keras tanpa sepengetahuan orangtua kami.


bagaimana ceritanya, mari ikuti dan pantau terus ceritanya☺️😇

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amie.H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20.

Huh, liat aja aku akan hancurkan pernikahan billy dengan anak miskin itu. lebih baik billy dengan ponakanku yang cantik, tinggi, putih, kaya lagi" gumamnya dalan hati.

Setelah menempuh perjalanan hampir satu jam, mereka pun sampai didepan rumah om agung dan tante, billy memasuki rumah dengan di iringi oleh tante bella dan yang lainnya. Begitu juga dengan bibi nita dan om wisnu.

"kami langsung pulang aja ya mbak" kata om wisnu sesaat setelah kami semua duduk di ruang tamu rumah om agung.

"duduk dulu nu" kata om agung pada om wisnu.

"gak usah mas, biar kami langsung pulang aja gapapa. Lagian mas agung sama mbak bella pasti capek setelah acara tadi, jadi kalian lebih baik istirahat aja" kata om wisnu yang langsung di angguki oleh om agung.

"yasudah kalau begitu" jawab om agung membuat om wisnu tersenyum kecil.

"inget nu, ajari istri kamu untuk tidak mengomentari hidup orang. Jika saat ini kalian ada diatas bukan berarti kalian akan selalu berada diatas, jangan nyeleneh" kata tante bella melirik sinis bibi nita.

"apa maksud mbak ngomong kaya gitu, mbak mendoakan kami jatuh miskin begitu?" tanya bibi nita dengan nada sewot.

"mana ada aku doain kalian. Apa yang aku bilang itu beneran nit, kamu selalu merendahkan orang tapi kamu sendiri lupa darimana kamu berasal. Inget nit, kamu juga dulunya orang miskin. Hanya karna kamu menikah dengan wisnu yang saat itu mendapat bagian warisan lebih banyak akhirnya kamu bisa kuliah dan bekerja sehingga hidup kalian bisa naik seratus delapan puluh derajat seperti ini" kata tante bella yang sengaja mengingatkan bibi nita dimana asal usulnya.

"mbaakk, jangan keterlaluan ngomong kaya gitu sama aku. Biar gimana pun aku adik iparmu mbak" kata bibi nita.

"aku gak lupa nit kalah kamu adik ipar ku, makanya aku ingatkan kamu sebagai kakak ipar yang baik" jawab tante bella tanpa rasa takut melihat bibi nita yang sudah menatap marah ke arahnya.

"mah udah mah,,,," kata om agung, tante bella sungguh kesal dengan kelakuan bibi nita yang senang merendahkan orang. Jika orang lain, mungkin tante bella akan diam karna itu bukan urusannya tapi jika menyangkut keluarganya maka tante bella akan melindunginya.

"mamah kesel pah, papah gak liat gimana wajah billy tadi waktu manusia ini menghina calon istrinya. Memangnya dia siapa yang bisa menghina orang lain, dia juga bukan siapa-siapa pah. Dan dia harus sadar dan tau diri!" kata tante bella yang langsung meninggalkan ruangan itu menyusul billy yang sudah lebih dulu meninggalkan mereka memasuki kamarnya.

"sudah ya, kalian kalau mau pulang silahkan. Maafkan bella ya, dia mungkin emosi" kata om agung pada om wisnu dan bibi nita.

"gapapa mas, mbak bella benar. nita aja yang mulutnya gak bisa dijaga, kalau begitu kami pamit pulang dulu ya mas. Assalamualaikum" kata om wisnu sambil menatap kesal kearah istrinya.

Om wisnu berjalan mendahului bibi nita, ia yang ditinggal oleh sang suami pun bergegas berlari menghampiri sang suami yang melihatnya dengan tatapan sinis.

"kenapa sih kamu kok ngeliatin aku kaya gitu?" tanya bibi nita.

"kamu itu gak sadar diri banget jadi orang, masih aja menghina orang. Kamu lupa dari mana kamu berasal, lucu kamu nit" kata om wisnu menembus hati bibi nita.

"mas, kok kamu jadi belain mereka sih. Yang istri kamu itu aku loh mas" kata bibi nita yang sama sekali tak dihiraukan oleh om wisnu.

Sementara itu di rumah ana.

"sepertinya salah satu keluarga billy ada yang suka sama lo mbak" kata rizky yang masih duduk bertiga dengan nayla dan juga ana.

"gapapa lah biarin aja, salah satunya kan gak semua. Lagian yang mau nikah sama gue kan billy nya bukan orang itu" jawab ana cuek.

"iyaa tapi kan mbak, dia bisa jadi batu sandungan. Apalagi tadi ngeliat lu tuh udah kaya orang jijik gitu tau gak sih" kata rizky lagi.

"biarin aja lah ky, urusan dia mau dia suka atau ngga bukan urusan gue" jawab ana lagi. Rizky pun diam setelah mendengar wajaban ana yang nampak cuek dengan salah satu keluarga billy yang seperti tak menyukainya.

"yaudah terserah lo aja ya mbak, yang penting gue udah ingetin" kata rizky yang langsung mendapat anggukan kepala dari ana.

"an,,,, itu bawa masuk ke dalam barang yang dibawa sama keluarga billy an. Masih di luar itu loh, atau langsung aja lah di bukain terus dibagiin an. Biar gak menuhin tempat" kata mama menyuruh ana membuka bebawaan dari keluarga billy.

"harus sekarang ma, ngga nanti aja sorean gitu" kata ana.

"biar sekalian an capek nya, udah sekarang aja. Sana bertiga tuh sama rizky sama nayla" kata mama yang mau tidak mau di lakukan oleh ana.

Ana pun langsung merapihkan beberapa barang dan menumpuknya menjadi satu.

"kita buka yang mana dulu mbak?" tanya nayla.

"yang mana-mana aja nay, ky lo buka yang makanan itu aja semua ya. Terus minta piring sama mama biar sekalian ditata buat di bagiin, lo kalau mau ambil lah sekalian buat nazwa itu buah nya sama anak lo. Bawa aja satu parcel itu nanti bagi dua ya, satunya buat gue sama nayla nanti taruh di kulkas aja" kata ana yang langsung di angguki oleh rizky.

mereka pun menyiapkan beberapa piring yang isinya hampir sama banyak, selanjutnya rizky dan nayla membagikan kepada semua penghuni kontrakan masing-masing satu piring termasuk juga untuk nazwa dan anak rizky.

Bagian terakhir membuka sebuah paket besar yang entah apa isinya.

"ini mbak, gede banget kayanya mesin cuci deh mbak" kata nayla.

"mesin cuci, masa sih dek?" tanya ana yang agak heran.

"iyaa kan kayanya mbak, coba deh tanya sama mbak iki. Mbak, mbak iki ini kaya bungkus mesin cuci gak sih?" tanya nayla pada rizky.

Rizky pun mendekat dan melihatnya dengan seksama.

"kayanya sih iya mesin cuci, cuma kita buka aja. Siapa tau cuma kardusnya doang mesin cuci isinya mah lainnya" kata rizky sembari terkekeh.

Akhirnya mereka pun membuka kotak besar itu, dan benar apa yang di katakan nayla jika itu adalah mesin cuci.

"waahh beneran mesin cuci mbak, baik banget keluarga mas billy ya mbak ana" kata nayla dengan mata berbinar.

"tunggu dulu dek, apa ini gak salah mas billy bawain mesin cuci. Bentar ya mbak ana telpon mas billu dulu" kata ana yang langsung menghubungi billy lewat ponselnya.

Selang beberapa menit, ana pun kembali.

"gimana mbak, bener kan kalau mesin cuci ini buat kita?" tanya nayla pada ana.

"iyaa nay, mesin cuci ini buat kita. Emm buat mama sih, biar mama gak capek nyuci lagi katanya" jawab ana.

"alhamdulillah billy emang calon suami idaman lah pokoknya, emang bener-bener pengertian jadi laki" kata rizky.

"yaudah sana kasih tau mama, kayanya mama masih di dalem deh" kata ana pada nayla.

"iyaa aku panggil mama sama bapak dulu, biar nanti di taruh deket kamar mandi" kata nayla dengan semangat.

Tak lama nayla pun kembali bergabung dengan ana dan rizky membawa mama dan juga bapak di belakangnya.

"nah tuh kan ma, liat ma ini mesin cuci dari mas billy" kata nayla dengan nada riang.

"masyaallah beneran ini dari billy an?" tanya mama dengan mata berkaca-kaca.

"iyaa bener ma, ini dari mas billy. Katanya biar mama gal capek nyuci" jawab ana yang melihat mata mama nya berkaca-kaca.

"alhamdulillah hirabbil alamin, bersyukur kita punya calon mantu baik banget pak yaallah" kata mama.

"iyaa ma alhamdulillah, yaudah ayok kita bawa masuk kebelakang. Kita taruh deket kamar mandi aja ya ma" kata bapak yang langsung di angguki oleh mama.

"yuk kita lanjutin beresin ini, masih banyak nih yang belum di buka" kata ana pada nayla dan juga rizky.

"banyak banget mbak" jawab rizky dan juga nayla secara bersamaan.

"iyaa makanya itu gur minta bantuan sama lo, kalau cuma sedikit mah gue bisa sendiri" jawab ama.

Mau tak mau mereka pun menyelesaikan apa yang menjadi pekerjaan mereka itu, sesekali bercanda dan tertawa bersama.

Bersambung.....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!