Cinta Bunga Matahari

Tak menunggu waktu lama tibalah mereka di sebuah cafe di pinggiran kota. Mereka banyak memesan makanan, karena menu makanan di cafe ini sangat lezat. Mereka makan dengan begitu lahap, karena memang perut mereka sudah lapar sejak tadi.

Sesekali kegiatan makan itu mereka selingi dengan bercerita, bercanda, dan pada akhirnya tertawa. Mereka seolah begitu dekat dan sudah mengenal sejak lama. Meskipun diantara Bunga dan Hary tadinya sempat terjadi konflik, namun itu tidak menjadi alasan bagi mereka untuk tidak merasa nyaman. Karena seperti kata Hery, anggaplah hal itu tidak pernah terjadi.

Tiba-tiba seseorang menghampiri meja mereka, pembicaraan mereka pun terhenti sejenak.

Hai nona Cinta, aku tidak menyangka bisa bertemu kembali denganmu, ucap Edgart sambil tersenyum.

Oh tuan Edgart, akupun tidak menyangka kau sedang ada di sini, ucap Cinta pula dengan sopan.

Yah kebetulan aku baru selesai meeting di sini. Aku melihatmu dan aku ingin sekedar menyapamu, ucap Edgart sopan.

Sepertinya aku datang di waktu yang tidak tepat, maaf karena telah mengganggu waktu makan kalian, tambahnya lagi.

Oh tidak, kami sudah selesai makan, ucap Cinta seolah tidak masalah.

Baiklah, aku pergi dulu. Maaf sudah menggangu kalian. Oh iya by the way kau masih memiliki hutang padaku, aku masih menunggu untuk itu, ucap Edgart seolah mengingatkan.

Aku hampir lupa dengan janjiku padamu. Jika ada waktu aku akan segera menghubungimu, balas Cinta sambil tersenyum.

Tuan Yadgar, dan Tuan Ahmed, senang bisa kembali bertemu kalian, aku permisi, ucap Edgart sambil berlalu meninggalkan mereka.

Mereka seolah terdiam selepas kepergian Edgart tadi. Selim dan Hary seolah saling pandang, karena mereka paham akan situasi ini. Sedang Cinta, seolah tak terjadi apapun karena ia menganggap ini hanyalah sebuah kebetulan.

Saat ini hati Hary tidak dalam mode baik-baik saja. Jiwanya seakan meronta-ronta melihat dan mendengar kekasihnya tersenyum dan bahkan membuat janji dengan pria lain di depan matanya sendiri, yang notabenenya adalah musuh bebuyutannya.

Baru saja beberapa menit yang lalu mereka berdamai, kini sudah muncul masalah baru, gumam Hary dalam hatinya.

Bunga seolah membuka pembicaraan di tengah keheningan yang terjadi.

Hai Cinta, mengapa kau menyembunyikan hal besar ini dariku? Dimana kau mengenal pria tadi, ia terlihat begitu tampan dan juga keren, tanya Bunga penasaran dan tidak tahu apa-apa.

Bak di sambar petir, sontak pertanyaan itu membuat Cinta syok dan nyalinya seakan menciut, ia yang sedari tadi biasa-biasa saja, kini tidak baik-baik saja. Sedang Selim dan Ahmed hanya bisa menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

Hary menatap Cinta dengan begitu tajam. Rasa cemburunya kian memburu. Ia tersulut emosi. Ia tidak tahu bagaimana caranya untuk melampiaskan emosinya yang sudah di ubun-ubun.

Hai Cinta kenapa kau malah terdiam, ayo jawab pertanyaanku, tanya Bunga seolah tak sabaran.

Aduh, aku bagaikan buah simalakama, gumamnya dalam hati.

Aku pergi ke toilet dulu yah, aku kebelet nih, ucap Cinta seakan tergesa-gesa.

Cintapun berlalu meninggalkan mereka. Ia seolah mencoba menetralkan pikirannya yang sudah kacau akibat pertanyaan yang dilontarkan Bunga padanya. Dalam hal ini Bunga tidak salah jika bertanya hal semacam ini, karena ia belum tahu tentang hubungannya dengan Hary. Tapi Hary tampak sangat menakutkan baginya. Ia belum pernah melihat Hary seperti ini sebelumnya.

OMG bagaimana ini? ucapnya dalam hati seakan cemas.

Mengapa aku seperti wanita yang sedang ketahuan berselingkuh, tambahnya lagi.

Ini tidak bisa, aku tidak melakukan hal apapun, aku hanya kebetulan bertemu dengannya, ucapnya lagi sambil menenangkan dirinya.

Di tengah kemelut pikirannya, Hary sudah berdiri di hadapannya tanpa kata apapun. Ia tidak sadar dengan keberadaan Hary, karena. sejak tadi ia hanya berdiri sambil menunduk memegang kepalanya yang nyut-nyutan.

Saat ia mengangkat kepala, jantungnya seakan hendak copot sangking terkejutnya.

Mengapa kau masih di sini, apa kau belum selesai dari toilet? tanya Hary datar.

Aku baru saja selesai, bohong Cinta.

Kalau begitu aku ke sana dulu, tambahnya lagi hendak berlalu.

Namun tangannya di tahan oleh Hary, langkahnya pun terhenti.

Aku sudah tau apa yang kau lakukan di klub milik Edgart malam itu, ucap Hary datar.

Tapi aku belum tahu tentang janjimu bersamanya, tambahnya lagi seakan menuntut jawaban.

Ia hanya ingin mengajakku pergi sekedar makan sebagai ungkapan terima kasihnya, dan aku menerimanya, ucap Cinta seakan tercekat.

Ia tak tahu harus bagaimana lagi, Ia tahu saat ini Hary sedang di landa api cemburu, ia harus bisa meredakannya. Kemudian Cinta berinisiatif memeluk Hary yang sedang tidak baik-baik saja.

Maafkan aku. Aku tidak memiliki hubungan apapun dengannya. Aku tidak sengaja bertemu dengannya dan akhirnya kami mengobrol. Jangan berpikiran negatif, ucap Cinta jujur.

Kemudian Hary hendak melepaskan pelukannya, namun hal itu dicegat oleh Cinta.

Kau tidak boleh melepaskan pelukanku, jika kau masih marah padaku, ucap Cinta kemudian.

Aku tidak akan marah lagi denganmu, tapi dengan satu syarat, ucap Hary sambil berpikir.

Apa? tanya Cinta singkat.

Kau harus menciumku, goda Hary.

Kau menggodaku, kau mencari kesempatan dalam kesempitan, ucap Cinta seolah tak terima.

Siapa yang menggoda mu? Kau yang lebih dulu menggodaku, dengan memelukku tiba-tiba, ucap Hary santai.

Cinta seolah tak berdaya, jelas ucapan Hary adalah sebuah kebenaran.

Cup, satu kecupan mendarat di pipi Hary.

Rasa cemburu itu seolah hilang begitu saja, berganti dengan rasa yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Ia seakan meleleh mendapat ciuman dari kekasihnya itu. Sedang Cinta, wajahnya seperti kepiting rebus menahan malu karena nekat mencium kekasihnya itu.

Hary seolah tak ingin membiarkan cinta begitu saja, dan keromantisan ini tak ingin ia biarkan cepat berlalu, dengan berani ia mencium bibir Cinta, rasanya begitu memabukkan baginya. Ini pertama kali baginya, maupun Cinta. Sontak mereka jadi salah tingkah setelahnya.

Kita sudah terlalu lama di sini, aku pikir kita harus kembali. Mereka pasti menunggu kita, ucap Hary mencairkan suasana.

Kemudian mereka pun kembali ke tempat dimana teman mereka berada.

Selim merasa ada yang janggal diantara mereka, pasti ada sesuatu yang terjadi. Seharusnya Hary masih dalam keadaan emosi karena kekasihnya sempat digoda oleh pria lain. Akan tetapi, diantara mereka seolah tak terjadi apapun. Hary tampak sedikit sumringah, sesekali ia tampak tersenyum, pikirannya.

Apa yang terjadi dengan kalian dan mengapa kalian bisa kembali bersama-sama? selidik Selim.

Tidak ada yang terjadi diantara kami. Kami sama-sama dari toilet, apa salahnya jika kebetulan saja kami kembali lagi secara bersamaan, jelas Hary seolah tahu kecurigaan Selim.

Ayo kita pulang saja, hari sudah petang. Para gadis ini pasti butuh istirahat karena semenjak pagi mereka terus beraktivitas, ucap Hary seolah peduli.

.

.

.

Besok kita up lagi yah 🙏