NovelToon NovelToon
Taruhan Cinta Bad Boy Tampan

Taruhan Cinta Bad Boy Tampan

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Tamat / cintapertama / cintamanis / Bad Boy / Cinta Karena Taruhan
Popularitas:41.3k
Nilai: 5
Nama Author: Puput

"Gue menang taruhan! Gue berhasil dapatkan Wulan!"
Wulan tak mengira dia hanyalah korban taruhan cinta dari Alvero.
Hidupnya yang serba kekurangan, membuat dia bertekad menjadi atletik renang. Tapi semua tak semudah itu saat dia tidak terpilih menjadi kandidat di sebuah event besar Internasional.
Hingga akhirnya seluruh hidupnya terbalik saat sebuah kenyataan besar terungkap.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 20

"Gak mungkin!" Seketika air mata Shena terjatuh di pipinya. "Ara bukan anak kandungku?"

"Shena, apa yang kamu lakukan di sini?"

Shena melihat Sky yang baru saja masuk ke dalam ruangan itu. Dia berdiri dan menghampirinya. "Kak Sky kenapa diam-diam melakukan tes DNA ini?"

Sky menatap kertas hasil lab yang dipegang Shena. Entah cepat atau lambat, Shena pasti akan mengetahui hal itu. Tapi seharusnya dia sendiri yang mengatakannya pada Shena bukan seperti ini.

"Maaf, aku menyembunyikan ini dari kamu." Sky menutup rapat ruang kerjanya agar tidak ada yang mendengar pembicaraannya. Dia kini memeluk Shena yang masih menangis. "Ara memang bukan anak kandung kita. Dia tertukar di rumah sakit."

"Tertukar di rumah sakit? Bagaimana bisa?" Shena melepas pelukan suaminya lalu dia duduk di sofa yang berada dalam ruang kerja itu.

Sky ikut duduk di sebelahnya. Kali ini dia akan menjelaskan semuanya pada Shena. "Sebenarnya saat kamu koma setelah melahirkan dulu, Zaki datang ke rumah sakit. Aku tidak tahu apa yang dia lakukan di sana. Aku benar-benar kecolongan. Ternyata Ara telah ditukar. Sekarang aku berusaha mencari Zaki, tapi dia tinggal di luar pulau setelah bebas dari penjara."

"Tapi aku sudah terlanjur sayang sama Ara."

Sky kembali merengkuh bahu Shena dan mengusap lengannya agar lebih tenang. "Apa yang kamu rasakan itu sama seperti yang aku rasakan. Aku juga sudah menemukan anak kandung kita. Dia Wulan."

"Wulan yang pernah ke rumah sakit bersama Vero?"

"Iya, dia atlet renang di klub kita. Kamu tahu, dia sangat hebat dan pandai berenang. Sama seperti aku dulu. Tapi kasihan, dia hidup serba kekurangan. Ibunya hanya seorang pemulung dan sudah tidak mempunyai ayah. Aku sudah mengatur semuanya. Hidupnya sekarang sudah lebih baik dan tinggal di rumah atlet karena suatu saat nanti, antara Wulan dan Ara harus bertukar posisi."

"Nggak! Kenapa Papa bilang begitu. Ara tetap anak aku!"

"Tapi Wulan anak kandung kita. Dia juga berhak menikmati kemewahan yang kita miliki. Kamu bayangkan selama 18 tahun dia hidup serba kekurangan."

Shena menyandarkan kepalanya di bahu Sky. Dia semakin menangis membayangkan semuanya. "Tapi aku sudah terlanjur sayang sama Ara. Biarkan Wulan dan Ara di rumah ini."

"Shena, Bu Wati pasti juga ingin tinggal bersama anak kandungnya."

"Kasihan Ara kalau dia harus keluar dari rumah ini."

"Nanti kita cari solusi yang terbaik. Sudah jangan sedih. Besok ada pertandingan renang antar sekolah dan kebetulan Wulan ikut bertanding. Kita lihat ya."

Shena menganggukkan kepalanya. Dia semakin mengeratkan pelukan pada suaminya. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi Adara jika tahu hal ini.

...***...

"Kak Ares, aku ikut lihat pertandingan ya," pinta Adara. Sudah lama dia tidak datang ke tempat latihan yang sekarang digunakan untuk bertanding.

"Memang kamu sudah fit? Luka kamu masih belum sepenuhnya kering." Ares mengusap sekitaran luka di dahi Adara yang masih diperban.

"Gak papa. Kan aku cuma lihat, gak ikut renang."

"Ya udah, pakai jaket kamu. Kita berangkat sekarang, tapi pertandingannya belum dimulai. Ada briefing dulu sama Om Vicky. Gak papa kan?"

Adara menganggukkan kepalanya. Dia segera memakai jaketnya dan membawa tasnya keluar dari kamar.

"Mama, aku mau ikut Kak Ares ya?" kata Adara sambil menggandeng tangan Antares.

"Ara, luka kamu udah gak sakit?" tanya Shena.

Adara menggelengkan kepalanya. "Ara, bosan di rumah terus. Gak papa ya, Ma. Nanti Ara duduk anteng kok."

"Ya udah. Kebetulan nanti Papa sama Mama juga mau lihat pertandingan itu."

Seketika Antares menatap mamanya. "Lihat pertandingan?"

"Iya, Mama mau lihat kamu."

Gak mungkin Mama mau lihat pertandinganku. Apa Mama sudah tahu tentang Wulan?

"Kenapa tiba-tiba Mama lihat pertandinganku? Aku kan sudah biasa bertanding."

"Kak Ares, tidak apa-apa dong. Biar Kak Ares lebih semangat. Ayo, Kak! Katanya buru-buru." Adara menarik tangan Antares agar segera keluar dari rumah.

Apa sudah waktunya Ara juga tahu yang sebenarnya?

Antares menatap Adara yang sekarang berdiri di dekatnya dan sedang memakai helm secara perlahan agar tidak mengenai lukanya.

"Sakit gak? Kalau sakit, helmnya kamu bawa saja gak usah dipakai."

"Gak papa. Gak sakit kok."

Kemudian Antares mengaitkan tali helm di bawah dagu Adara. "Kamu naik."

Adara naik ke boncengan Antares, dan beberapa saat kemudian motor Antares segera melaju menuju tempat pertandingan. Dia melihat tangan yang melingkar di perutnya lalu tersenyum kecil.

Apa setelah Ara tahu kalau kita bukan saudara kandung, dia bisa mencintaiku seperti aku yang mencintainya?

...***...

"Ibu dan Wulan kenapa tidak bilang kalau pindah ke rumah ini?" Riki baru tahu jika ibunya dan Wulan pindah ke rumah atlet. Dia datang dan masuk ke dalam rumah yang baru tiga hari Wulan tempati itu. "Apa karena rumah ini adalah fasilitas untuk Wulan jadi aku tidak boleh menempati?"

"Kak Riki boleh tinggal di sini tapi Kak Riki tidak boleh mabuk lagi. Jangan ganggu Ibu juga, karena mulai sekarang ibu sibuk." Wulan memasukkan baju gantinya ke dalam tas kemudian dia keluar dari rumahnya.

"Kamu sombong sekali mentang-mentang jadi atlet." Riki masih saja mengikuti Wulan.

Wulan tak menggubrisnya. Dia semakin melangkah jenjang menuju tempat pertandingan.

"Wulan!" Riki menahan tangan Wulan dengan kuat yang membuat Wulan meringis kesakitan.

"Lepasin! Kak Riki mau apa?"

"Kamu punya banyak uang kan sekarang, bagi aku."

"Gak mau! Kak Riki cari saja sendiri. Kak Riki kerjaannya cuma mabuk saja."

Riki mengangkat tangannya dan akan memukul Wulan tapi ada yang menahan tangannya dengan kuat.

"Gue udah peringatkan lo berulang kali! Jangan ganggu Wulan. Dia itu adik lo!" Alvero memutar tangan Riki ke belakang dan membuat Riki meringis kesakitan.

"Lepaskan!"

"Sekali lagi lo berbuat ulah, gue bisa hancurin hidup lo!" Alvero melepas tangan Riki dan mendorongnya dengan keras hingga terjatuh.

Wulan tak bicara apapun pada Alvero. Dia berjalan jenjang meninggalkannya.

"Wulan, tunggu!" Alvero terus mengikuti langkah Wulan. "Aku minta maaf."

Wulan tak menyahuti perkataan Alvero, bahkan dia sama sekali tidak mau menatap Alvero. Entah sudah berapa kali Alvero meminta maaf padanya.

"Wulan!" Alvero menahan tangan Wulan lalu memakaikan gelang penyemangat di pergelangan tangan Wulan. "Semangat ya! Semoga kali ini kamu menang. Meskipun kamu masih tidak mau memaafkanku, tidak apa-apa."

Alvero tersenyum melihat gelang yang kini melingkar di tangan Wulan. Kemudian dia membalikkan badannya dan pergi meninggalkan Wulan.

Wulan menatap gelang penyemangat berwarna merah hati yang sekarang melingkar di pergelangan tangannya itu.

Gimana mau semangat kalau detak jantungku makin cepat kayak gini.

Dia kembali berjalan mendekati kolam. Dia letakkan tasnya dan membuka jaketnya tapi gerakannya berhenti saat melihat Sky dan Shena menghampirinya.

"Wulan ...."

1
Risma Waty
BTW, tetap ditunggu extra partnya... thanks so much for your writings. Ada nilai2 moral yang dapat dipelajari dari novel2 mbak. Sehat selalu... GBU ❤️
Risma Waty
Mbak, ibunya Ara kok nggak ada? kan dia yg sdh rawat Wulan sejak bayi.. kasihan nggak diikutkan dalam momen bahagia ini.
fb/Ig: Author Puput: iya. 🤭 lupa gak dijelasin ya. 😭 ibunya Ara gak ikut mabuk kendaraan. 🤭
total 1 replies
Salim S
laaah beneran udah nih...masa wulan ga di kenlin sma oma2,opa2,dan para spupunya.....padahal di tungu bangt momen itu nya.next Arnav ya thor......semangat,padahal tiap hari nunggu up nya,sekarang ga ada lagi dong yg di tunggu/Sob//Sob//Sob/makasih thor udah memberikan karya yg epik dan keren...semangat,ku tunggu karya2 mu selanjutnya...
Salim S: bener..
Eva Maulia: arnav yg kakaknya shena ya
total 2 replies
hansen
Keren thor/Smile/
dyah EkaPratiwi
Yah kog sampe sini aja kak,, uup lg dong
jaran goyang
𝐤𝐨𝐤 𝐜𝐩𝐭 𝐱 𝐚𝐧𝐝 𝐧𝐲 𝐤𝐤
jaran goyang
😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭𝐦𝐞𝐰𝐞𝐤 𝐚𝐪
jaran goyang
𝐠𝐚𝐤 𝐬𝐛𝐫 𝐲𝐚.... 𝐦𝐤 𝐧𝐲 𝐧𝐢𝐤𝐚𝐡
Azizah az
udh end ajah 🥺
Azizah az: sabar ya kk, itung² sedekah buat menghibur pembaca, semangat berkarya 👍👍
total 1 replies
jaran goyang
𝐬𝐞𝐫𝐮 𝐛𝐠𝐭𝐬.....
Salim S
seru kayanya kalau ares bisa ngalahin vero di kolam renang,dulu Sky ngaalah ga ikut kejuaraan di jepang dan akhirnya vicky yg ikut sekarang nasib ares sama kaya papa nya....ayo lah thor buat ares balik ke renang dan kalahin vero....
Risma Waty
Papa Sky kan tidak larang kamu bermusik, Ares.. namun prioritas di bisnis krn kamu yg akan lanjutin perusahaan. Ayo, tetap semangat
Risma Waty
Vero berhasil maraih kembali hatinya Wulan..
Ares pasti bisa meraih hatinya Ara
Salim S
bìkin ares balik lagi ke renang dong....masa sama kaya papanya yg harus pensiun dini dari renang...
jaran goyang
𝐨𝐤.... 𝐥𝐠𝐬𝐠 𝐭𝐞𝐦𝐛𝐤 𝐚𝐫𝐚 𝐫𝐢𝐞𝐬
jaran goyang
𝐛𝐫 𝐭𝐚𝐮 𝐤𝐚𝐮 𝐛𝐝𝐨𝐡
jaran goyang
𝐨𝐨 𝐠𝐭... 𝐰𝐮𝐥𝐚𝐧 𝐤𝐞 𝐮𝐣𝐚𝐧𝐚𝐧 𝐥𝐡𝐨... 𝐧𝐮𝐧𝐠𝐠𝐮𝐢𝐧 𝐤𝐚𝐮
Salim S
mending ama dipta aja wulan vero nya cemen ga mau berjuang baru segitu ydah mundur....
jaran goyang
𝐦𝐦𝐦𝐦𝐦𝐦𝐦.... 𝐦𝐤𝐢𝐧 𝐫𝐢𝐛𝐞𝐭
jaran goyang
𝐲𝐚 𝐚𝐥𝐥𝐡... 𝐛𝐚𝐢𝐤 𝐛𝐠𝐭𝐬 𝐤𝐦 𝐨𝐦𝐠 𝐠𝐭 𝐝𝐢𝐩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!