NovelToon NovelToon
KARMAPHALA: SAHEN PANGERTOS

KARMAPHALA: SAHEN PANGERTOS

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Pusaka Ajaib / Ilmu Kanuragan
Popularitas:39.2k
Nilai: 5
Nama Author: Altairael

Bumirang Tunggak Jagad terlahir dengan menanggung kutukan karmaphala yang turun temurun diwariskan oleh leluhurnya. Di sisi lain, dia juga dianugerahi keistimewaan untuk bisa menghapus karmaphala tersebut karena terlahir dari satu-satunya keturunan perempuan. Dia juga dianugerahi wahyu agung oleh semesta karena pengorbanan kedua orang tuanya.

Dia harus mengembara sambil menjalani berbagai macam tirakad serta melakukan banyak kebajikan sebagai upaya untuk menghapus karmaphala bawaan tersebut. Pemuda itu pun disinyalir sebagai utusan semesta yang akan meruntuhkan sang penguasa lalim.

Akan tetapi, musuh yang harus dia hadapi tidak hanya sang raja lalim beserta para pengikutnya, tetapi juga dirinya sendiri. Dirinya yang penuh amarah, Baskara Pati

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Altairael, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BUMIRANG DITAWAN

Di dalam diri Bumirang memang terdapat anugerah luar biasa. Akan tetapi, bukan berarti dia bisa menggunakannya dengan sesuka hati. Bahkan seandainya dia ingin sesuka hati pun, sebagian dari dirinya akan mencegah.

Memiliki kemampuan luar bisa, berarti Bumirang juga harus menguasai pengendalian diri yang luar biasa pula. Kalau tidak, dia bisa salah langkah dan segala usaha yang telah dilakukan untuk menghapus karmaphala bawaan lahir akan menjadi sia-sia. Maka dari itulah Eyang Pamekas selalu berpesan supaya dia selalu menjaga hati tetap bersih.

Kemarin malam setelah pertemuan dengan Oyot Ngulo, Bumirang bermaksud menggunakan mata batinnya untuk melihat suasana desa lagi, tetapi mata batinnya tidak mau terbuka.

Biasanya pun, dalam keadaan tidur dia masih bisa waspada, pasti menyadari bila ada yang berniat jahat. Namun, kemarin malam dia telah dilemahkan sehingga tidak merasakan apa pun ketika ada yang memindahkan tubuhnya. Yang melemahkan bukan kekuatan dari luar, melainkan dirinya sendiri atau sesuatu dalam diri yang sudah menuntunnya semenjak dia kecil. Sesuatu yang terbentuk dari akumulasi kebiasaan baik untuk menahan diri.

Bila itu terjadi, berarti secara naluriah dia tahu bahwa apa pun yang akan dialaminya merupakan keharusan. Keharusan karena jagat ingin menambahkan sebuah kaweruh. Sang Hyang Acintya ingin membeberkan sebuah fakta.

Ketika bangun keesokan harinya, dia mendapati diri terbaring di atas tempat tidur mewah beralas kain sutera merah mengilap. Kedua tangan dan kakinya dalam keadaan terentang, diikat pada sudut-sudut tempat tidur. Yang lebih mengejutkan lagi, pakaian usangnya telah ditanggalkan dan diganti dengan kain putih tipis hanya untuk menutup bagian vital saja. Selain itu semua bisa dilihat dengan jelas.

Di mana ini? Bumirang membatin sembari mengedar pandangan yang terbatas. Kamar ini sangat indah dan mewah, seperti ruang pribadi seorang putri kerajaan.

Aroma dupa serbuk cendana harum merebak, tetapi Bumirang tidak menyukainya. Aroma dupa itu tidak murni, hidung pemuda itu pun mengernyit jijik.

"Rupanya, Raden, sudah bangun." Suara perempuan sangat lembut menyapa, sosoknya muncul dari pintu yang letaknya lurus searah dengan kaki Bumirang.

Begitu Bumirang mengangkat kepala, perempuan cantik bertubuh molek itu pun langsung menutupi pandangannya. Berjalan melanggak-lenggok, kain sutera putih transparan yang dikenakan menempel lekat pada kulit, membentuk sempurna setiap lekuk tubuh. Bahkan dua gunung kembar yang parit pemisahnya sengaja dipertontonkan, tampak bergoyang naik turun seirama gerak kaki yang melenggang gemulai.

Bumirang segera merebahkan kepala dan menutup mata. Sang Hyang Acintya. Jika dengan melihat, mata ini akan membawaku jatuh dalam maksiat, butakan saja. Aku ikhlas.

"Raden." Suara perempuan itu mendayu merdu penuh tipu daya dan rayuan. Perlahan kaki jenjang berkulit putih nan mulus itu naik ke tempat tidur, lalu bersimpuh di samping Bumirang yang sedang berusaha memusatkan pikiran.

Sang Hyang Acintya. Aku mohon lindungi raga ini dari sentuhan jari-jari yang bisa menyesatkan.

Tiba-tiba Bumirang merasakan sentuhan lembut pada wajah, tubuhnya seketika mengejang dan refleks kedua kaki dan tangannya menyentak.

"Singkirkan tanganmu dariku, Nyai." Suara Bumirang tetap terdengar tenang meskipun di dalam sana jiwanya bergelombang tidak karuan.

"Seharusnya kamu senang, Raden. Karena aku telah memilihmu untuk menjadi suamiku. Suami yang kelak akan menjadi bopo dari anak-anakku." Perempuan itu tersenyum penuh arti, sembari terus menggoda Bumirang dengan jemari yang semakin nakal menelusuri setiap lekuk dada dan perut berototnya.

Bumirang sudah terlatih untuk mengendalikan diri sejak kecil. Dia bisa membuat detak jantung tetap tenang meski jiwanya sedang bergelora bagai debur ombak menghantam karang. Namun, walaupun bagaimana dia tetaplah manusia biasa, laki-laki normal yang memiliki hasrat. Pertahanan dan pengendalian dirinya bisa hancur kapan saja jika perempuan itu terus menyentuhnya seperti itu.

Mengetatkan rahang dan mengepalkan tinju erat-erat, dia berkata dari antara gigi yang dikatup rapat, "Kahyangan dan mayapada akan murka jika itu terjadi, Nyai. Manusia dan siluman tidak seharusnya menjalin hubungan seperti itu."

Bibir berpoles sewarna darah segar tersenyum mencemooh. "Jangan menipu diri sendiri, Raden. Bagaimana kamu bisa berbicara seolah tidak memiliki hasrat setelah aku menyentuhmu seperti ini, hum?"

Perlahan dia menunduk untuk menempelkan telinga ke dada bidang Bumirang. Suara jantung berdetak tenang dan teratur seketika membuat senyum di wajah cantiknya sirna.

"Tidak mungkin!" Dia berseru sembari mengangkat kepala dari dada Bumirang, lalu menatap wajahnya lekat-lekat. "Siapa kamu sebenarnya?"

Bibir Bumirang menyungging senyum tipis. "Aku juga tidak tau, Nyai. Karena sebenarnya, salah satu tujuanku mengembara adalah untuk mencari jati diri."

"Kurang ajar! Kamu sengaja mempermainkan aku!"

"Bukankah Nyai datang karena ingin bermain-main denganku?" Setelah itu, Bumirang tergelak-gelak, tertawa lain dari biasanya, seolah bukan dia yang tertawa.

"Kurang ajar! Kamu akan tau apa akibatnya jika berani mempermainkan, Nyai Basingah!" Perempuan itu murka luar biasa. Suara kemarahannya mendatangkan angin dahsyat yang mampu mengombang-ambingkan tempat tidur di mana Bumirang terikat.

Mata yang pupilnya perlahan menyempit, kemudian memanjang vertikal, menatap bengis penuh hasrat membunuh. Di wajah yang semula cantik rupawan, secara perlahan tumbuh sisik-sisik ular kebiruan mengilap. Hidung mancung dan bibir merah meronanya pun perlahan memanjang hingga akhirnya membentuk moncong ular, tetapi bagian belakang tetap bentuk kepala manusia berambut panjang.

Dari balik kain tipis yang membalut tubuhnya, kaki yang semula bersimpuh tiba-tiba mencuat sudah dalam bentuk ekor ular, dan tidak lama kemudian sosoknya pun sudah sempurna, tegak berdiri pada perut. Lidah bercabang menjulur-julur dan mendesis.

"Darahmu sangat manis. Aku bisa mencium aromanya. Simrah. Pardi kewu, pardi netih. Simrah!" Ular siluman itu perlahan melilit tubuh Bumirang hingga akhirnya hanya tinggal kepala yang kelihatan.

Namun anehnya, seerat apa pun ular itu menggulung dan melilit, Bumirang tetap tersenyum. Malah ular siluman itu yang dibuat gusar karena korbannya sangat sulit dilumpuhkan.

"Darahmu adalah milikku! Milikku!" Ular siluman itu membuka mulut lebar-lebar, lalu secepat kilat hendak mematuk bagian leher Bumirang. Namun, tiba-tiba saja ikat kepala Bumirang terlepas dan seketika itu juga cahaya terang benderang memancar sangat menyilaukan.

"Aaarrrhhhggg!" Siluman ular itu melolong kesakitan dan tubuhnya langsung terhempas dahsyat hingga menabrak dinding, lalu jatuh terkapar di lantai.

1
Windy Veriyanti
Eyang Kakung Sora Buana...Ki Gerung...
cucunda Bumirang ada di dekatmu sekarang
Alta [WP: Yui_2701]: 😁😁😁😁😁😁😁😁😁
total 1 replies
Anny
/Sob//Sob//Sob//Sob/ ikut nangis kan aku,
Anny
Oooh dasar Restu /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Anny
Dipikir-pikir bener juga 🤣🤣🤣
Anny
Nah nah nah loh 🤔🤔🤔🤔🤔
Anny
Ini benar, tapi di sisi lain aku juga sependapat dengan Bumirang /Chuckle/ mumet 🤣
Alta [WP: Yui_2701]: Kwkwkwkw standar ganda gak tuh🤣🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Windy Veriyanti
kayaknya perlu di fotocopy episodenya, biar bacanya bisa lebih lama 😁
Windy Veriyanti: siaaaappp 🙋😆
aku akan sabar menanti...
Alta [WP: Yui_2701]: Wkwkwkwkwk aku sudah update satu lagi, tapi masih nunggu koreksi🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
total 2 replies
Andini Andana
bukan Lembu Sora kaannn..? 🤔
🤣🤣🏃🏃🏃🏃
Andini Andana: weh... pilih kasiiiiihh /Grimace//Smug//Smug//Grimace/
Alta [WP: Yui_2701]: Gak, dia gak diajak🤣
total 4 replies
Andini Andana
dibayar tunai /Chuckle//Proud/
Andini Andana
selain rambut dan jenggot yg lebat, mungkin badan yg terlihat kekar itu hasil dari timbunan daki, bukan semata2 otot yg terbentuk dari pekerjaan memecah batu 😳🙄🤭🤭🏃🏃🏃🏃🏃
Alta [WP: Yui_2701]: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Andini Andana: ngalahin daging kurban 🐐🐄 /Slight//Slight//Slight/
total 7 replies
Rinchanhime
setuju sekali
Rinchanhime
Kamandaka split terus
Anny
Ah belum ada jawaban. Tapi feeling-ku kayaknya gak salah /Chuckle//Chuckle//Chuckle//Chuckle//Chuckle/
Alta [WP: Yui_2701]: 🤭🤭🤭🤭 dan ternyata benar ya
total 1 replies
Anny
Ni siluman Jahat iya , baik juga iya 🥲🥲🥲🥲🥲
Anny: /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Andini Andana: abis gak ada coklat coklat monyet adanya abu abu monyet 🤣🤣🤣
total 4 replies
Anny
Mampus
Anny
/Joyful/ Jos tenan
Anny
Eeee resek amat ni orang 😕
Anny
Kenapa tokoh-tokoh yang baru muncul karakternya kuat kuat 🥲🥲🥲🥲
Alta [WP: Yui_2701]: Soalnya bakal gak muncul lagi kayaknya 😅😅😅
total 1 replies
Anny
Kita lihat, apakah tebakanku benar tentang Ki Gerung/Facepalm/
Anny
Oke, lanjutkan /Ok//Good/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!