NovelToon NovelToon
I Love Tentara

I Love Tentara

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Murni / Pengawal
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: Clavi Ra

Gadis yang baru saja lulus SMK langsung di kirim orang tuanya ke asrama militer yang sangat jauh dari perkotaan.

Dari situlah kesya bertemu dengan kapten
yang terkenal dingin dan tegas.

"Ih kenapa lo ngikutin gue mulu sih, suka lo sama gue heh"

"Kalo iya kenapa"

"Dasar kapten gila"

"Apa kamu bilang hah"


Mau tau kelanjutan kisahnya burun baca!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clavi Ra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15

"Gak ini gak mungkin kan....... "

Aku menangis histeris ketika aku melihat tubuh Bastian yang berada di tanah dan darah yang ada di mana-mana. Aku mendekat perlaha-lahan hingga aku sampai di tubuh Bastian yang sudah tak sadarkan diri.

"Bas bangun lo kenapa kok bisa kaya gini hiks..... hikss..." Aku memeluk tubuh Bastian sesekali aku mengusap darah yang menutupi wajah Bastian.

"Key..... sya" mendengar Bastian berbicara dengan sangat lirih aku pun mendekatkan telingaku ke bibir Bastian yang sudah sangat pucat.

"Gu... e... ud... ah gagal jaga... in Sa... sa" Aku menggeleng dengan menahan tangisan "enggak lo gak gagal"

"Ke.. sya gue titip Sasa ya" Aku hanya menganggu dan mati-matian aku menahan tangisan ku.

"Gu... e pamit ya key" Aku menggeleng "Enggak lo gak boleh pergi lo harus jelasin semuanya, dan kita bakal jaga Sasa bareng-bareng, Bas bangun" ketika tidak ada respon lagi Dari Bastian saat itulah tangisan ku pecah.

"Astafirullah" Ayah sudah datang dengan membawa pistol nya, lalu dia mendekat ke arah ku.

"Bastian apa yang terjadi sebenarnya key" Aku diam sambil terus menangis, melihat aku yang kacauu Ayah pun memeluku dengan sangat erat.

 hiks.... hiks.... hiks....

Saat kami menangis aku mendengar suara tangisan seseorang perempuan, Aku berbalik dan aku sangat terkejut ketika melihat Sasa yang sedang meringkuk di pojok gang.

Aku melepas pelukan Ayah dan Aku melangkah pelan dengan pikiran yang sudah kacau. Aku lebih terkejut ketika melihat Sasa tidak memakai sehelai benang di tubuhnya.

Aku membukak jaketku dan menutupi tubuh Sasa. Tangisan ku kembali pecah, kenapa kenapa ini terjadi.

"Key..... Bastian.... key" Sasa menangis dan memukuli dirinya sendiri, kurasa dia sangat trauma dengan kejadian yang mereka alami.

Aku memeluk Sasa dan menangis "Maaf gue gagal jaga kalian, maaf"

wiu...wiu.... wiu... (suara sirine polisi)

Polisi datang dan langsung mengamankan jasat Bastian dan membawa Sasa ke rumah sakit. Ayah yang mengurus semua, Aku menemani Sasa di rumah sakit.

Keadaan sudah mulai tenang keluarga Bastian dan Sasa sudah di kabarkan mengenai kejadian yang di alami oleh Bastian dan Sasa. Tadi sempat ketika ibu Sasa datang beliau menangis histeris dan memeluk Sasa.

"keysa" merasa terpanggil aku membukak mataku yang tadi sempat terpejam "lo butuh sesuatu Sa atau mau gue pangilin dokter"

Hanya geleng kepala yang aku lihat "key sebenarnya gue sama Bastian tadi di kroyok sa... ma sama" Aku memeluk Sasa dengan erat.

"Kalo lo gak kuat buat cerita gak usah ya tenangin diri lo sendiri dulu" Aku mengelus puncak kepala Sasa dengan sayang.

"lo bisa pembicaraan kita di rekam" Aku melonggarkan pelukan ku dan melihat Sasa yang masih menatap ku dengan tatapan kosong.

Aku mengagukkan kepala ku dan mengambil ponsel di atas meja lalu aku menghidupkan rekaman di ponselku. "ih udah gue rekam emang buat apa?"

"buat bukti" Aku hanya diam dan memandangi wajah Sasa yang sangat memancarkan kebencian.

"Setelah dari restoran gue sama Bastian langsung pulang dan di gang itu motor Bastian mati. Kami pun mendorong motor Bastian dan gue coba hubungin lo berkali-kali tapi lo gak bales" mendengar itu aku semakin bersalah karena tidak bisa melindungi adik-adikku bahkan Bastian.

"Tiba-tiba Bastian di pukul sama seseorang berbadan besar terus mereka baku hantam dan gue di tarik sama temen preman itu dan lo pasti udah tau gue di apain, hiks..... hiks g...ue...gue di per*os4 sama para b4j*ngan itu hiks...." Aku langsung memeluk Sasa dengan sangat erat.

"Em berapa orang" Sebenarnya Aku ragu untuk bertanya tapi harus Aku lakukan agar penjahat itu segerah di tangkap.

"lim..... a lima orang" Aku memeluk Sasa yang langsung menangis meraung-raung. Aku tau kalo Sasa sekarang sangat terpukul oleh takdir.

Beberapa menit sudah berlalu, Sasa yang tadi menangis histeris sekarang sudah tenang dan sedang tidur.

Aku melihat Sasa yang banyak terdapat luka di tubuh membuat ku menangis lagi. "maaf karena gagal jaga kalian"

***

Ke esok hari Aku pergi ke pemakaman Bastian yang sudah banyak orang yang mengantarkan Bastian ke tempat peristirahatannya.

Aku melihat ibu Bastian yang sedang menangis histeris di samping gundukan makam Bastian. Aku mendekat dan aku memeluk tubuh wanita paruh baya itu. "Kesya Bastian hiks... kesya"

"Tante yang sabar ya Bastian pasti udah tenang di sanah" Aku memeluk ibu Bastian dengan perasaan yang sangat sedih.

Selesai dengan acara pemakaman Aku langsung pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Sasa. Aku membawa boneka teddy bear dan makanan kesukaan Sasa yaitu kue coklat.

Sampai di depan pintu rawat inap Sasa aku menarik nafas dan memasang senyum. Kamar Sasa ini adalah kamar VIP, Aku membuka pintu.

"Sasa gue ba..... " Bruk Aku menjatuhkan paperback yang berisi kuwe coklat dan boneka beruang itu. Aku menjatuhkan tubuh ku ke lantai.

"AAAA...... " suster yang juga masuk ke ruangan itu langsung pergi meninggalkan Aku yang masih diam di tempat.

Aku bangkit ban mendekat ke Sasa yang menggantungkan diri, menyentuh kaki Sasa yang sudah kaku.

Brak....

Terdengar suara gebrakan pintu dan ada beberapa orang yang datang dan menurunkan tubuh Sasa yang masih menggantung. Aku menangis dan mengikuti orang-orang itu membawa tubuh Sasa ke ruang mayat.

"Kenapa, kenapa lo pergi ninggalin gue sa kenapa" Aku menangis histeris dengan memeluk tubuh Sasa yang dingin dan kaku.

Brak....

pintu itu terbuka dan menampakan seorang wanita paruh baya dia adalah ibu kandung Sasa. Aku menyingkirkan tubuh dan memberi ruang untuk ibu Sasa.

Aku diam dan menatap kosong Sasa yang sedang terpejam dan tidak akan pernah bangunan lagi.

Plak....

Aku merasa pipi ku panas karena tamparan dari ibu Sasa. "Ini gara-gara kamu kalo saja kamu tidak mengenal Sasa mungkin Sasa tidak akan mati".

Deg...

Apa ini semua salah ku andai dulu Aku tidak pernah bertemu dengan Sasa mungkin Sasa tidak akan pernah bertemu dengan Bastian dan mungkin mereka tidak akan pernah pacaran dan kejadian itu tidak akan pernah terjadi. Karena Akulah yang memperkenalkan mereka berdua.

Aku di bawa keluar oleh kakak Sasa. "Mulai sekarang jangan pernah lo nampakin wajah lo itu lagi"

Aku hanya terdiam dan menatap kosong tembok rumah sakit itu.

"Apa ini salah gue" Aku menangis dan luruh ke lantai.

Beberapa bulan setelah Sasa meninggal dunia, pelaku pembegalan sudah di tangkap dan mereka akan di jatuhi hukum seumur hidup. Walaupun begitu Aku masih terpukul atas kejadian itu dan kelurahan Sasa sangat lah membenciku.

Semenjak saat itu aku menjadi tertutup hingga geng Road Renegades merubah semua hidupku. Perlahan-lahan aku bisa melupakan kejadian kelam itu. Dan setiap tanggal 11 Mei aku selalu pergi ke makam Bastian dan Sasa dan memori itu akan terus berputar di kepalaku seperti kaset rusak.

Flashback Off...

Abi memeluk ku dan aku menangis di pelukan Abi hingga aku tertidur di pelukan Abi.

"Kamu wanita yang kuat kesya.... "

***

1
Anrai Dela Cruz
Suka sejak awal
Dálvaca
Mantap!
vera: makasih kak 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!