Anak Tengah

Esok harinya jenazah papah mulai perjalanan untuk penguburan. Sanak saudara membantu keluarga klara untuk semua hal yang berkaitan dengan duka di hari itu hingga usai penguburan papahnya.

Usai pelayat pergi, kini tinggal mamah kakak dan adik tentunya ditemani keluarga fabian berkumpul di depan pusara untuk memanjatkan doa masing-masing. Ayah dan bunda fabian memulai pembicaraan di depan pusara yang semoga saja jenazah masih mendengar ucapan pelayatnya.

"Mas, yang tenang di sana yah. Urusan keluarga atau rencana yang belum kita jalankan jangan khawatir, kami akan meneruskan dan menjaga keluarga kesayangan mas." ucap ayah fabian sambil memegang pusara ayah sebagai tanda hormat yang juga pembicaraannya diangguki bunda untuk persetujuan.

"Mas, mbak terimakasih sudah membantu kami sampai di hari ini untuk papahnya anak-anak. Terimakasih juga untuk segala penjagaan ke depannya bagi keluarga kami. Semoga allah memudahkan segala yang tertunda dan disehatkan untuk keluarga mas dan mbak." Rangkul mamah terhadap bunda sebagai rasa syukur dan terimakasih karena memiliki kerabat yang sangat baik.

Klara dan fabian yang paham dibicarakan hanya terdiam, mereka tidak pernah terpikir bahwa kisahnya sampai di depan pusara orangtua. Dalam perjalanan pulang fabian mengajak klara untuk mampir membeli makanan keluarganya di rumah karena ia yakin sedari malam selera makan mereka berkurang bahkan bisa saja lupa dengan mengisi perutnya.

"Kak, terimakasih ya. Maafkan kalau keluargaku sering merepotkan."

"ra, berhenti untuk rasa tidak enak begitu, bukankah sekarang keluargamu juga adalah sedikit tanggungjawabku dan janjiku pada papahmu. Jangan sedih terus ya nanti papah juga ikut sedih, ara harus bahagia di sini karena papah juga udah bahagia di sana tidak sakit seperti kemarin." ucap fabian sambil mengajak turun memesan makanan

Hari-hari duka dilewati oleh keluarga klara, tidak mudah tapi memang semua harus dilalui. Mamah pun mulai sibuk dengan kegiatan barunya dan seringkali pulang menjelang malam, anak-anaknya memaklumi bahwa itu cara untuk melupakan sedihnya ditinggal belahan jiwanya. Kehidupan mereka dipaksa dewasa dan tidak lagi saling ketergantungan oleh keadaan setelah kepergian papah. Kepergiannya membuat hidup istri dan anaknya lebih mandiri untuk melanjutkan hidup. Klara yang dulunya selalu merengek dan mengandalkan papahnya kini ia belajar menanggung langkah kakinya sendiri, anak tengah yang sangat spesial bagi papahnya kini tumbuh menjadi wanita tangguh.

"Ayoooo sarapan semuanyaaaaaaa bangunnnnnnn..." teriakan klara mulai terdengar nyaring kembali.

"araaaaaaa, anak cantik mamah papah sudah bangun?? balas teriakan mamah dari atas, ini menjadi pemandangan indah baginya karena melihat klara beberapa hari lalu yang sangat terpuruk atas kepergian cinta pertamanya.

"ayo makan mah, mbak marni udah masak. ayo kak, dik kita cepat makan biar gak kesiangan! Hari ini aku ujian akhir mah doakan yaa semuanya biar lancar ujianku."

"Siap, mamah selalu doakan semua buah hati dan kesayangan papah kalian." senyum mamah dibarengi usapan kecil di ujung matanya karena terharu melihat anak-anaknya berkembang lebih baik setelah suasana duka yang mereka lalui.

Ujian akhir ini menentukan kelulusan klara di tingkat akhir sekolahnya, jadi klara sangat teliti dalam mengerjakan soalnya. Sahabatnya yang sudah lama ia temui kini terlihat kembali, saat suasana duka klara ternyata momen pahit juga terjadi pada kimi yang ditinggal oleh ibunya yang sudah mengidap penyakit serius beberapa bulan lalu. Kehilangan sudah pasti dirasakan bagi mereka yang memiliki, dan kepergian sudah pasti terjadi bagi mereka yang hidup. Cepat atau lambat semua akan terjadi bersamaan, tugas kita saat kedatangan hal tersebut adalah menikmati suasananya dan bangkit kembali untuk melanjutkan hidup.