NovelToon NovelToon
My Annoying Lecturer (I Love You)

My Annoying Lecturer (I Love You)

Status: sedang berlangsung
Genre:dosen / Berbaikan / Dikelilingi wanita cantik / suami ideal
Popularitas:14.3k
Nilai: 5
Nama Author: Rash1417

Aisyah Az-Zahra, mahasiswi semester akhir yang suka membuat onar dan suka memberontak hingga kedua orangtuanya pusing tujuh keliling dibuatnya.

Abimanyu Dewantara, seorang dosen yang terkenal galak. Para mahasiswanya menjulukinya 'dosen killer'. Namun demikian, ia tetap menjadi idola para mahasiswi karena ketampanannya.

Tapi hal itu tidak berlaku buat Aisyah, ia justru sangat membenci lelaki itu. Pasalnya, ia sering mendapat hukuman dari Abimanyu karena ia selalu membuat kesal sang dosen. Keduanya sudah seperti Tom and Jerry, selalu ribut dan tak pernah akur. Namun, siapa sangka, mereka berdua harus dipersatukan dalam ikatan pernikahan melalui perjodohan yang dilakukan oleh kedua orang tua mereka.

Bagaimana kehidupan pernikahan Tom and Jerry tersebut? Akankah pernikahan itu terjadi dan timbul cinta diantara keduanya? Atau mereka akan menolak perjodohan itu?

Ikuti kisah perjalanan mereka dalam 'My Annoying Lecturer (I Love You)'.

Update setiap hari

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rash1417, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20 Selangkah Lebih Dekat

"Pak Abi??? Bapak kok bisa ada di sini?" tanya Aisyah.

"Memang harus nya saya ada dimana? Di rumah kamu?" timpal Abi dengan candaan.

"Dih. Ngapain juga bapak di rumah saya. Mau jadi tukang kebun?"

"Gimana kalo jadi suami kamu saja?"

Ucapan Abi membuat Aisyah melongo, ia tak percaya kalau yang baru saja mengatakan gombalan itu adalah orang yang sama dengan yang selama ini dia kenal. Untuk beberapa saat mereka hanya diam dan saling menatap, sementara yang lainnya melihat mereka dengan senyuman penuh arti.

"Ekhem! Kayaknya bentar lagi ada yang nggak jomblo nih," sindir Azam.

Aisyah tersadar, ia melotot ke arah abangnya kesal.

"Apa sih bang, ikut campur aja lo."

"Sudah, sudah. Sebaiknya kita makan dulu, setelah makan baru kita lanjutkan ngobrolnya."

Akhirnya dua keluarga itu pun menikmati makan malam mereka. Tentu saja diselingi dengan obrolan-obrolan ringan. Sepanjang acara makan malam itu, diam-diam Abi mencuri pandang pada gadis yang duduk dihadapannya.

Rasanya ia bahagia karena bisa selangkah lebih dekat dengan gadis yang selama ini bersemayam dihatinya. Hanya tinggal menunggu waktu sampai nanti Aisyah siap untuk membuka hati dan menerima dirinya.

"Makan yang benar Bi. Aisyah nggak akan pergi kok," sindir Martha yang melihat putranya mencuri pandang pada Aisyah.

"Apa sih Ma. Orang ini lagi makan kok," kilah Abi.

Aisyah yang mendengar itu pun melirik Abi lalu menunduk malu saat tanpa sengaja tatapan mereka bertemu. Entah kenapa jantungnya berdebar kencang saat Martha mengatakan kalau Abi memperhatikannya diam-diam.

'Gue kenapa sih?' tanya Aisyah dalam hati.

...****************...

Selesai makan malam, semua orang berkumpul di ruang tamu. Para lelaki mengobrol dan membahas seputar pekerjaan dan bisnis mereka. Sedangkan para wanita tak jauh-jauh dari persoalan rumah tangga dan harga sembako yang harganya semakin meroket.

Sedangkan Aisyah mengasingkan diri duduk di halaman samping rumah keluarga Dewantara bersama Reyhan. Aisyah duduk di bangku panjang, di sampingnya ada lampu taman yang menerangi di kegelapan malam.

"Onty!" panggil Reyhan.

"Hmm!" Aisyah menjawab tanpa menatap sang keponakan. Sejak tadi kepalanya menengadah menghadap langit. Ia sedang memandangi bintang-bintang meskipun tak banyak, tapi cukup membuat langit malam itu terlihat indah.

"Yang tadi itu pacar baru nya onty ya?" tanya Reyhan tiba-tiba.

Spontan Aisyah menolehkan kepalanya dan terkejut mendengar pertanyaan dari bocah tiga tahun itu.

"Emang kamu tau apa artinya pacar?"

Reyhan mengangguk kecil, entah anak itu beneran tahu atau hanya asal menjawab saja.

"Sok tau kamu. Anak kecil tau apa soal pacar," cibir Aisyah.

"Apa? Anak kecil? Onty kali yang anak kecil. Aku sih udah kelas tiga, udah mau naik kelas empat. Aku udah gede," ucap Reyhan menirukan gaya anak kecil yang videonya viral itu.

"Wuahahaha!!! Apa sih kamu, lawak banget." Aisyah tertawa geli bahkan sampai mengeluarkan airmata nya. Anak umur tiga tahun bisa-bisanya melawak seperti itu.

"Hehehe. Tapi beneran loh onty, Reyhan lihat sendiri kalo pas makan tadi om itu terus lihatin onty."

"Serius kamu?" Reyhan mengangguk meyakinkan Aisyah. "Salah lihat kali kamu. Mana mungkin pak Abi kayak gitu ke onty," ucap Aisyah tak percaya.

"Ye si onty dibilangin nggak percaya."

"Musyrik namanya kalo onty percaya sama kamu," kilah Aisyah yang masih tidak mempercayai ucapan Reyhan.

"Ekhem! Seru nih kayaknya, boleh ikutan tidak?"

"Eh, pak Abi." Aisyah sedikit terkejut dengan kedatangan Abi yang tiba-tiba.

"Lagi ngomongin apa sih," tanya Abi penasaran.

"Halo om ganteng." Reyhan melambaikan tangannya menyapa Abi. Anak itu sengaja mengalihkan perhatian agar Abi tak lagi menanyakan apa yang sedang mereka obrolin. "Duduk sini om," ucapnya menepuk sisi yang kosong disebelahnya.

Abi pun duduk disamping Reyhan lalu mengelus puncak kepala anak itu dengan sayang.

"Halo juga anak ganteng, siapa nama kamu?" tanya Abi dengan lembut.

"Reyhan om, umur tiga tahun," jawabnya dengan mengangkat tiga jari. "Aku keponakannya onty Aisyah yang paling ganteng," lanjutnya memuji diri sendiri.

Abi tersenyum melihat anak usia tiga tahun itu sudah lancar bicara, sedangkan Aisyah melotot mendengar kepercayaan diri keponakannya itu.

'Nih bocah over pede banget, nurun siapa sih?' batin Aisyah.

"Kamu pintar sekali, pasti papa kamu yang ngajarin kan?"

Reyhan langsung menggeleng sambil menggoyangkan jari telunjuknya.

"No, no, no. Om salah, yang ngajarin aku itu onty Aisyah. Kata onty jadi orang harus pintar dan harus selalu percaya diri," ucap Reyhan dengan bangga.

Abi melihat ke arah Aisyah lalu tersenyum padanya dan dibalas dengan senyuman canggung oleh Aisyah.

"Ngomong-ngomong pak Abi ngapain kesini? Kenapa nggak gabung sama yang lain didalam?"

"Kenapa saya harus didalam kalau di sini ada kamu."

"Hah???"

...****************...

Pukul sepuluh malam, Abi mengendarai mobilnya mengantarkan Aisyah pulang. Tadinya gadis itu menolak dengan alasan dia akan pulang bersama orang tuanya. Namun, karena paksaan dari semua keluarga, akhirnya Aisyah memilih mengalah.

"Bapak kenapa mau-mau aja disuruh ngantar saya pulang? Kan saya bisa sekalian sama ayah dan ibu aja tadi," tanya Aisyah setelah lama mereka saling diam.

"Kenapa? Kamu keberatan?"

"Bukan masalah keberatan atau gimana ya pak, saya cuma merasa aneh aja gitu. Kok bisa bapak nggak nolak sama sekali tadi." Aisyah sangat penasaran sejak tadi, kenapa dosennya ini mau saja seperti saat ini. Tidak seperti Abi yang Aisyah kenal.

Malam ini Abi terlihat berbeda dari biasanya, mulai dari sikapnya yang manis sampai mau repot-repot mengantarkan dirinya pulang.

"Kamu mau sampai kapan memanggil saya bapak?" Sepertinya Abi sedikit risih mendengar panggilan bapak dari Aisyah. Ya walau sebenarnya panggilan itu tidak ada salah nya sama sekali. Mengingat hubungan mereka sebagai dosen dan mahasiswinya.

"Heh! Bukannya jawab malah bengong. Naksir kamu sama saya?" Abi mencubit pelan ujung hidung Aisyah untuk menggodanya.

"Sakit pak," ujar Aisyah berpura-pura kesakitan sambil mengusap ujung hidungnya. "Lagian bapak aneh banget malam ini, sumpah pak. Saya nggak pernah lihat sosok pak Abi yang seperti ini." Aisyah masih menatap tak percaya pada sosok Abi yang 360 derajat berbeda dari biasanya. Kenapa dosen nyebelin yang selama ini Aisyah kenal. Kenapa bisa berubah jadi dosen yang sweet dan lembut seperti ini.

Kalau begini kan, Aisyah bisa ...

'Eh. Nggak, apa yang gue pikirin sih.' Aisyah berkata dalam hati. Tanpa sadar ia sampai menggelengkan kepalanya.

"Kamu kenapa? Pusing?" Abi tampak khawatir, ia sampai menepikan mobilnya demi melihat keadaan Aisyah.

"Nggak kok pak, saya nggak apa-apa," jawabnya malu-malu.

'Sial. Apa sih yang gue pikirin dari tadi, buat malu aja.' Aisyah kembali berkata dalam hati.

"Beneran nggak apa-apa?" tanya Abi sekali lagi. Tampak jelas diwajahnya jika lelaki itu sangat khawatir. Berulangkali ia menyentuh kening Aisyah demi mengecek keadaannya.

"Beneran pak. Mendingan bapak jalankan mobilnya sekarang deh. Takutnya nanti kita kemalaman sampe rumah," kilah Aisyah.

Tak tahu saja, kalau saat ini jantungnya sedang maraton. Perhatian yang Abi berikan membuat pandangan Aisyah terhadap Abi sedikit berubah.

Apa yang dikatakan Aisyah ada benarnya, Abi pun segera melajukan kendaraannya. Dia tidak ingin mendapat kesan buruk dari orang tua Aisyah karena terlambat mengantarkan anak mereka pulang.

...****************...

1
Zayyin Arini Riza
cerita bagus dan sangat menghibur
Rash1417: terimakasih
total 1 replies
Sri Rahayu
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!