Tentang Elora Lentera Adiraja, seorang gadis 16 tahun yang menyukai sahabat masa kecil sekaligus kakak angkatnya, Maharaja Samasta Brajaya.
Sayang, perasaan Elora tidak berbalas. Raja yang dulu menyayanginya berubah total ketika ditinggal mati oleh kedua orang tua.
Raja membenci Elora!
Raja pun tidak repot menyembunyikan ketidak sukaan nya dan lebih sering bersikap dingin pada gadis itu.
Bahkan saking bencinya, di hari Elora mengungkapkan rasa suka, Raja malah menembak orang lain, dan berpacaran dua minggu setelah hari itu.
Tanpa mengatakan alasan nya, Raja terus membangun tembok di antara mereka tanpa tahu jika suatu hari nanti akan kehilangan Elora, seseorang yang ternyata mengidap penyakit langka.
**
'Aku akan membuat mu menderita hingga kau lebih memilih mati dari pada menyukai ku.'
~Maharaja Samasta Brajaya~
'Aku akan menyukai mu hingga saat terakhirku, agar tidak ada penyesalan nantinya.'
~Elora Lentera Adiraja~
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon p!!ndaN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19| Blood Cake
...***...
"Siang nona. Maaf bapak terlambat," ucap pak Budi penuh penyesalan, menyapa Elora yang mengembangkan senyum hangat.
"Tidak apa, Pak," sahutnya pelan.
Masih menunduk, Elora merapikan buku sketsa yang ia gunakan tadi.
"Nona!"
Tiba-tiba pak Budi memekik, histeris. Pria paruh baya itu turun dari mobil dengan was-was.
"Hidung Nona Elora berdarah!" pekik nya gelagapan. "Apa karena bapak terlambat datang, ya?"
Elora yang turut kaget, menyentuh hidung nya. Untuk ke lima kali nya ia kembali mimisan. Meskipun begitu, dia tetap menyamarkan rasa sakit lewat senyum palsu nya.
"Tidak apa-apa, Pak. Ini karena Elora terlalu lama menunduk."
"Memang nya bisa begitu, Non?" tanya Pak Budi heran.
Elora mengangguk berbohong. Tidak mungkin ia bilang itu karena penyakitnya, yang ada pak Budi akan semakin merasa bersalah. Belum lagi pria itu yang memang belum tahu akan penyakit Elora pasti akan heboh, dan meneruskan nya hingga ke telinga Raja.
"Ayo pulang, Pak."
"Baik, Nona."
Setibanya mereka di rumah, Elora dengan langkah kurang bersemangat melenggang memasuki rumah.
Aroma semerbak memenuhi indra penciuman nya. Bau manis coklat memaksa masuk, menyeruak. Mood buruknya seakan melayang diganti dengan langkah riang menuju dapur.
"Mbok Cum buat kue, ya?" ucap nya kegirangan.
Namun, ketika sosok nya berhenti di dapur, rasa senang itu seolah lenyap saat netranya menangkap sosok mbok Cum yang tidak sendirian.
Estela berdiri di sana dengan celemek membungkusi tubuhnya. Gadis itu melempar senyum hangat dengan wajah di penuhi tepung.
Di samping Estela ada Raja. Pria itu menatapnya datar seolah kehadiran Elora tidak diinginkan di sana.
"Bukan Mbok Cum yang buat, tapi nona Estela, Non," jawab mbok Cum.
Estela yang nampak bahagia dengan kehadiran Elora, berbicara seraya memotong kue coklat yang sudah di habiskan setengah.
"Besok ulang tahun Bunda, kami berencana memberinya kejutan dengan kue buatan sendiri," jelasnya.
Setelah berhasil mengambil sepotong kue, Estela langsung melangkah maju, menyodorkan potongan tersebut.
"Kau mau mencoba nya, El?" tanya nya dengan senyum semringah.
Bergeming, Elora tidak menerima, ataupun menolak. Dia heran melihat Estela yang seolah telah melupakan kejadian di sekolah tadi. Bahkan Raja pun tampak sudah tidak mempermasalahkan hal tersebut.
"Apakah mereka memang sudah sedekat itu, sampai Estela bisa sangat mengendalikan Raja?" batin Elora, kembali terluka. Dirinya hanya menatap Esetela, bergantian dngan Raja dan mbok Cum yang menunggu respon nya dengan tak sabar.
"Nona Elora cobalah. Kue buatan Nona Estela jauh lebih enak dari yang biasa kita pesan," celetuk Mbok
"Ya, cobalah," ucap Raja singkat, ikut menimpali.
Elora memejamkan matanya, menarik napas dalam. Dia terlalu muak dengan semua ini.
Brak!!!
Tanpa di duga, dia menepis kue yang di berikan Estela.
Suara pecahan piring, menggelegar memenuhi ruangan. Estela, Mbok Cum bahkan Raja sama-sama terkejut.
"ELORA!" pekik Raja, berdiri dari duduknya. Dia menghampiri Estela yang spontan menunduk mengecek kaki nya yang lecet karena perbuatan Elora.
"Aku muak, Estela! Aku muak dengan semua ini!" pekik Elora. Tanpa bisa di cegah, air mata mengalir dari kedua netra nya.
Melihat Raja yang begitu perhatian, Elora semakin terluka. Ia terisak meratapi nasib nya yang amat menyedihkan. Bahkan jauh lebih menyedihkan dari gadis miskin yatim piatu.
"Apa merebut Raja belum cukup untuk mu, HAH???" teriak nya frustasi seraya terduduk menyila, membiarkan pecahan beling di sekitar melukai kaki nya yang masih terbungkus kaos kaki tipis.
"Nona! Kaki mu bisa berdarah!" pekik mbok Cum menghapiri, namun Raja, pria itu lebih dulu menarik Elora.
"Apa yang kau lakukan?" sergahnya.
Kaos kaki yang menunjukan bercak darah membuat pria itu spontan membungkuk. Hendak menyentuh namun secepat kilat Elora melangkah mundur.
"Kaki mu terluka, Elora!" geram Raja, kembali mendekat namun lagi-lagi Elora melangkah mundur.
Mbok Cum yang juga ada di sana melangkah maju.
"Biar saya saja, Den," sela nya namun Raja tidak menggubris. Pria itu berdiri, dan dengan kasarnya mencengkram lengan Elora.
"Jangan keras kepala!" putusnya tak mau di bantah. Hendak menarik Elora untuk menyingkir dari sana.
Sayang, Elora terlalu keras kepala. Dengan satu kali hentakan, ia berhasil menepis tangan Raja, melepaskan dirinya dari pria itu.
"Apa lagi yang mau kau rebut setelah ini?" lirih Elora menatap Estela, benci.
Dengan sedikit meringis, Estela yang sebelum nya menunduk, mengangkat wajah nya. Gadis itu terisak.
"Apa kau marah karena aku meminjam baju mu, El?" ucapnya membuat Elora mengernyit bingung. Bukan pada mereka, tapi Elora marah pada dirinya sendiri. Ia ingin bersikap acuh tak acuh seperti halnya Estela, namun tidak bisa melakukan nya, tapi apa katanya?
Baju?
Bahkan Elora sendiri baru sadar jika Estela mengenakan bajunya saat gadis itu mengatakan demikian, tapi berani sekali dia menganggap kemarahan Elora hanya sekedar karena sebuah baju.
Tidak masuk akal!
Mendengar nya, Mbok Cum yang ada di sana dibuat tidak nyaman.
"Maaf, Nona, baju yang di kenakan nona Estela, mbok yang ambilkan. Tapi, itu karena ijin den Raja," lapor mbok Cum. Suaranya bergetar, menandakan ia ketakutan.
Ketakutan? Padaku?
"Bukan it_"
"Kau marah hanya karena baju, Elora?" potong Raja, memberikan reaksi keheranan.
Padahal ia hanya ingin meluruskan bahwa apa yang baru saja terjadi bukanlah karena masalah baju sepele tersebut, tapi semua orang menatapnya seolah itulah yang terjadi.
Atmosfer seakan mendingin. Elora diam, bergeming. Mereka adalah orang-orang yang sangat mengenalnya, tapi kenapa mreka menatap nya seperti itu?Mengapa Semua orang metapanya seperti penjahat?
Elora terpojok.
"Ini semua salah ku. Jika kau marah karena aku mengenakan bajumu, aku minta maaf, El," seru Estela memecah keheningan tapi semakin memperkeruh keadaan. Dia menghampiri mbok Cum memegang tangan wanita renta itu.
"Maaf karena membuat mbok ikut terseret dalam hal ini. Aku ridak menyangka Elora akan sangat marah. Jika tahu akan seperti ini, aku pasti tidak akan mengenakan nya," ujar Estela panjang lebar berderai air mata.
"Sekali lagi, tolong maafkan aku," lirihnya.
Segera setelah itu, Estela melepaskan celemek yang mengikat tubuhnya.
"Aku akan pergi setelah mengganti baju," ujar nya dengan suara tercekat lalu melarikan diri ke kamar mandi.
Raja ikut terpengaruh. Ia tidak lagi peduli akan kondisi kaki Elora. Dirinya lebih mementingkan kondisi Estela.
"Kau keterlaluan, Elora!" ketus Raja, menyusul Estela.
Mbok Cum pun yang tampak masam wajah nya seolah menunjukan kekecewaan. "Bibi akan mengambil obat merah untuk, Nona," ucap Mbok Cum turut meninggalkan ruangan.
Elora menatap dirinya lewat pantulan kaca rak piring. Darah yang tidak berhenti mengalir, memaksa untuk kembali ke kamar nya.
"Nona, biar mbok bersihkan dulu luka nya!"
...***...
bener - bener bagus banget
aku baca noveltoon dari tahun 2019 loh tp baru kali ini d buat penasaran 🤐 padahal biasa y paling males baca kalo belum tamat 🥲
pliiis thooor up tiap hari yaa
Aku nya lagi dalam masa" ujian semester, jdinya gak bisa fokus nulis😭
eps ini lumayan lama up nya yaa
gass thooor semangat trus ya🤩