Rachelia alviana ruslan terpaksa menjadi pengantin pengganti dan menikah dengan calon kakak iparnya yang lumpuh aldeandra hadi kusuma, teman sekolahnya sewaktu SMP. drama masa lalu dan problema keluarga menjadi kan rachel wanita yang mandiri tapi insecure terhadap lingkunganya karena terlahir dari istri kedua. akankah ada cinta diantara mereka? teman lama yang kembali dekat setelah ikatan pernikahan .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saidah_noor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bisik bisik rekan kerja
Bi asih mengobati lukaku dengan telaten ia menempelkan kasa pada dahiku dan memberiku kain yang didalamnya es beku untuk menghilangkan rasa perih di pipiku.
rasa sakit dikepalaku berangsur membaik berkat pengasuhku itu, aku pun menyandarkan tubuhku di bantal yang sudah ditata agar nyaman oleh bi asih.
" tidur in aja non biar mendingan " ucap bi asih memberiku perhatiannya.
Aku menurutinya dan menidurkan kepalaku, kejadian yang baru beberapa menit terlintas kembali dan membuatku mengingat kejadian di masa lalu dimana ibu tiriku selalu bersikap kasar padaku.
Hari itu aku yang baru pulang sekolah tiba tiba saja diseret ke kamar mandi dan disiram dengan air dingin setelah itu dikurung ditempat lembab itu, hingga membuatku sakit malam harinya alasanya karena aku terlambat pulang tapi jika kufikirkan kembali alasanya karena mamah tak ingin aku di ajak pergi ke acara makan malam keluarga.
Drrrttt drrrrtttt
suara ponselku berdering membuyarkan lamunanku, aku bangun dan bersandar lagi lalu meraihnya dan ada nama suami dadakan di layar tersebut, aku menggeser tombol hijau agar telpon tersebut terhubung.
" hallo !" sapa ku dengan ragu ragu.
" kamu dimana ?" suara aldeandra memekik disebrang sana membuat telingaku berdengung saja.
" apa tak bisa bicara lembut?" protesku.
" jawab saja pertanyaanku kamu dimana ?" dia benar benar kesambet apa ya.
"dirumah papah ?" jawabku pelan.
"apa aku tak dengar ?"
" DI RUMAH PAPA" teriaku.
" kamu itu gak bisa apa ngomong pelan " protesnya terdengar kesal.
" tadi aku jawab pelan kamu gak dengar "
" ya sudah tunggu disana aku jemput"
jantung ini mendadak was was mendengar aldeandra mau menjemputku, bagaimana jika dia tahu kekacauan keluargaku rasanya aku malu apalagi luka di dahiku dan pipiku masih baru aku berfikir sejenak.
"jangan aku lagi gak enak badan besok juga aku pulang setelah kekantor " aku berbohong bagaimanapun aku tak ingin dean tahu soal luka ini.
" aku bahkan sudah hampir sampai "
" apa ! Jangan kesini dulu aku lagi diluar " waduh kenapa aku bilang begitu.
" tadi bilangnya dirumah papa, kamu yang benar rachel apa jangan jangan kamu mau kabur ya" tuduhnya membuatku mendengus sebal.
" sembarangan kalo ngomong aku benar benar lagi diluar aku pulang besok saja ya malam ini aja aku nginep" melasku aku sudah kehilangan kata sekarang.
" benar... kamu gak bohong kan " tanya dean susah amat biar dia percaya.
" iya sungguh" ucapku meyakinkannya.
" awas kalo kamu berani kabur aku bisa membuat perusahaan papahmu bangkrut nanti" ancamnya dengan suara yang dingin lalu sambungan telpon pun mati.
Sepertinya aldeandra benar benar kesambet sejak kapan dia suka ngancam seingatku dia bukan lelaki seperti itu, hanya dingin cuek jika lagi sensi.
Aku menghela nafas kasar mengingat dunia yang tak pernah aku inginkan ini, sekali lagi aku sungguh ingin berteriak dan pergi kedunia lain kalo bisa.
bi asih datang kekamarku membawa nampan dan obat untuku, ia menaruh nampan itu di meja nakas dan memberikan obatnya padaku.
" diminum dulu non biar hilang sakitnya" titah bi asih seperti biasa merawatku sejak bayi.
" makasih bi" aku mengambilnya lalu meminum obat dan air putih setelah itu memberikanya kembali pada bi asih.
" tidur ya non jangan lupa kunci pintunya pak teo masih ada dirumah takutnya nyosor ke kamar non" ucap bi asih membuatku sedih kenapa aku bukan anak bi asih saja dari pada hidup seperti ini protesku pada takdir.
" bi ... " panggilku pelan .
" iya non"
" apa setiap hari papa seperti ini " tanyaku ragu karena aku tak pernah tahu soal ini aku juga tak begitu ingat semuanya karena ka justin mengajaku pindah setelah pulang dari papua.
"ya semenjak perusahaan tuan goyang aja non saat itu non juga masih di papua saat itu masih masa pemulihan kalo gak salah" papar bi asih tapi aku belum puas dengan jawaban itu.
" berarti itu sudah lama , gimana sama angel apa alasan itu kenapa dia sering chek in hotel"
" kalo itu bibi sih gak tau karena pak teo biasanya datang kalo ingin itu "
Pantas kak justin melarangnya ikut makan malam dia pasti takut aku dijual papa, dia sampai berdebat dengan mama karena mengajaku pindah ke apart.
" non kalo bisa jangan terlalu dekat sama angel dia itu bahaya selalu minta uang" ucap bi asih mulai memberikan wejangan.
" tapi angel lagi hamil aku kasihan makanya kemarin aku kasih 20 jt karena gak ada yang ngasih uang " ucapku keceplosan.
" 20 juta itu banyak non kemarin saya lihat dia dikasih uang segepok sama ibu " ungkap bi asih yang membuatku terkejut dan aku kena tipu.
Ternyata angel berbohong soal mamah yang tidak memberinya uang aku merasa bodoh percaya begitu saja padanya dan memberikan uang tabunganku pantas saja dia pergi setelah mendapatkan apa yang ia inginkan.
" duh benar kata den justin non itu perpaduan bapak sama ibu resti " ucap bi asih membuatku yang kesal jadi tambah kesal.
" emang apa kata kak justin" tanyaku segera.
" non itu polos, penurut dan mudah dibodohi seperti ibu tapi bar bar dan nakal seperti bapak " papar bi asih yang membuatku manyun.
Sepertinya sifat keibuannya sudah kambuh ...
" ingat ya non lain kali jangan kasih angel uang lagi dia dijual bapak karena salahnya sendiri yang suka minta uang sana sini sampai ke pak teo saja berani minta makanya pak teo memanfaatkanya karena saat itu bapak juga butuh uang untuk perusahaan" cerita bi asih panjang lebar sambil mengingatkanku.
" iya bi" jawabku malas.
********
Aku kekantor dengan memakai jasa ojek online alasannya aku bangun kesiangan , tapi saat sampai pas banget bu lita juga baru sampai dan aku lihat dia memarkirkan mobilnya.
Dia berjalan mendekatiku dengan gaya sok cantiknya dan riasannya yang seperti biasa minta ampun.
" gak dapet pelanggan ya makanya naik ojek " sindir bu lita dan aku tak menjawabnya sama sekali.
wanita macam dia harus di apain coba naik mobil salah naik ojek juga salah hobinya mengkritik hidup orang mulu gak ada kapok kapoknya.
Dia berjalan melewatiku saat aku melengos pergi meninggalkanya dan semua mata melihat bu lita seolah melihat bos saja, dia merasa berkuasa dan banyak yang menghormatinya ternyata.
Aku tak tahu apa yang ada di fikiran orang orang itu hingga gurita itu mereka hormati, sampai sampai aku melihat teman wanita yang sama sama suka bergosip itu mendekatinya dan mengucapkan kata selamat padanya dan aku dengar kata kata penjilat kelas atas. wah aku harus bertepuk tangan untuknya....
Saat dilift sudah biasa mereka akan membiacarakan gosip baru dikantor atau membicarakan ketampanan sang bos elektronik itu yang tampanya khas oppa oppa korea.
" ya ampun bu lita aku tak menyangka loh kalian akhirnya ahhh aku iri tahu gak sih" ucap wanita yang berambut sebahu dan berponi memakai kacamata itu khas banget seperti aktris telenovela.
" biasa aja kok " ucap bu lita dengan khas sombong nya sambil mengibaskan rambut bergelombang nya.
Kami masuk kedepartemen pemasaran rekan rekan disana menyambutnya dengan begitu heboh sampai ada yang memberikan bunga coklat dan lainya.
Aku tak mengerti kenapa mereka begitu ?
Aku duduk di meja kerjaku dan beberapa map sudah bertumpuk disana padahal kemarin tinggal sedikit, artinya aku lembur lagi.
Rianti mendekatkan tubuhnya padaku lalu berbisik.
" rachel bu lita hebat ya dia bisa pacaran sama pak dean " aku menelan ludahku mendengar bisikan rekan magangku.
" siapa yang bilang ?" tanyaku terkejut.
" emang elo gak tahu di group kantor heboh loh semalam karena bu lita makan malam sama pak dean" sejak semalam aku tak memainkan ponselku karena kejadian dirumah aku hanya menerima panggilan dari dean saja dan tak mengutak atik ponselku sampai sekarang.
Rianti meraih ponselnya lalu memberikanya padaku " nih liat mereka cocok banget kan"
Foto aldeandra dengan bu lita yang tengah makan malam itu membuatku ingin meledakan tawa pasalnya aku justru melihat mereka seperti anak dan emaknya yang lagi makan.
Dandanan menor ala bu lita membuatnya terlihat seperti emak emak dan itu jauh banget dari umurnya yang masih 30 an.
Aldeandra mengirimiku pesan untuk keruangannya sekarang lewat hp tak seperti biasa nya dia lakukan lewat bu lita, dan aku pamit pergi pada rianti sementara bu lita masih di agung agungkan sama bawahannya.
Aku menahan tawaku sampai dimana ruangan bos ku sudah didepan mataku, sejenak kuhela nafas pelan agar tawaku tak meledak .
saat aku masuk terlihat aldeandra tampak mempesona dengan kemeja putihnya dan dasi berwarna merah maroon bergaris garis sangat cocok dan terlihat seperti ceo di dalam drama korea yang ku tonton.
Aku menyadarkan diriku sendiri saat wajah tampan nan putih tanpa cela itu melihat ku sambil tersenyum manis sangat manis dan lebih manis dari gula gula kapas yang dijual di pasar dalam bentuk gelembung yang dibungkus plastik bergambar kartun.
" kamu datang juga akhirnya" ucap aldeandra tapi seketika itu wajahnya berubah cemas.
" dahi kamu kenapa ?" tanyanya terlihat seperti orang panik.
" gak apa apa cuma jatuh terus kebentur meja " aku tak bisa bilang soal kdrt di rumahku itu membuatku malu.
" kamu harusnya hati hati, udah minum obat belum biasanya kamu akan demam kalo terluka " ucapnya lagi dan tambah panik.
Dean ingin menyentuh dahiku tapi aku segera menepisnya dan itu membuat kami terasa canggung.
Andai saja ini bukan pernikahan kontrak mungkin aku bisa menerimanya karena satu hari sebelum pernikahan kak justin cerita kak reino sudah punya pacar dan tentu aku harus mundur, lagi pula aku menikah dengan temanku yang ku kenal baik di smp dan keluarganya juga menerimaku dengan baik pula apalagi tante nimas yang sudah ku anggap ibu dan audy adalah sahabat yang baik bagiku.
Aldeandra sendiri adalah lelaki pintar dan juga kaya ditambah wajahnya yang rupawan kan aku gak rugi meski menikah secara kaget dan mendadak, tapi semuanya membuatku bingung dan dengan cepat perubahan status dan hidupku terasa seperti naik turun gunung di agungkan lalu dilempar kejurang kan itu rasanya sakit.
" aku nyuruh kamu kesini untuk meminta jawaban yang kemarin" ucap aldeandra dengan suara yang sedikit canggung.
" aku ikut saja " jawabku mantap.
" maksudnya" dean menautkan alisnya bingung.
" aku akan menerima pernikahan kontrak kita sampai semuanya berakhir lagi pula dari mana aku punya uang sebanyak 500 miliar" paparku.
" kan ada opsi kedua"
" opsi gilamu itu sangat tak masuk akal" ucapku geram.
" itu harga teman loh chel 50 miliar satu anak" ucap aldeandra tersenyum jahil.
" jangan gila lo dean anak itu bukan barang elektronik " sewotku ada ada saja opsinya itu.
" ya sudah nanti kamu pulang bareng aku, dari pada kamu naik ojek kaya tadi " perintah sang bos sekaligus suami yang ku jawab dengan anggukan.
******
Makan siang hari ini tak seperti makan siang biasanya karena kehebohan semalam membuat kantor menjadi pusat bergosip.
Utara selatan timur barat semuanya ngomongin soal hubungan aldeandra dan bu lita , dari kubikel sampai toilet semuanya pada bergosip ngomongin kisah percintaan bos dan karyawannya itu.
Benar benar bisik bisik rekan kerja dan orang yang digosipin enjoy banget berjalan dengan cantiknya bak model pakaian desaigner terkenal, meski rianti ikut ikutan memujinya seperti yang lain disini gue makan dengan santai menahan tawa gaya bicara bu lita yang begitu dipuji dan di agung agungkan oleh karyawan lain .
" kamu hebat loh bisa dapetin pak bos " puji seorang laki laki berambut klimis itu sambil tersenyum.
" iya dong ... Kalian semua akan menjadi saksi bagaimana kisah percintaanku dengan dean" ucap bu lita menyombongkan diri sambi mengibaskan rambut panjangnya.
" woh gila udah akrab banget bicaranya juga" puji seorang wanita sebahu dan berkaca mata itu.
Kayanya standar aldeandra soal wanita menurun drastis deh kaya saham yang lagi anjlok....
Sore harinya saat semuanya sudah pulang , aku pergi ke toilet unyuk mengganti popok setelah selesai aku fikir tak ada orang selain aku tapi...
" iya sayang aku kangen sama kamu juga " suara perempuan yang tak asing bagiku.
" iya nanti kita ketemu" terdengar suara tawanya
' itu bu lita ' batinku.
" apa ! Enak aja aku tak punya hubungan apa apa sama pak dean dia cuma pacar cadanganku aja aku kan cintanya sama kamu "
Deg
' apa !'