Ibunya masuk rumah sakit jiwa
Ayahnya sedari dulu tidak pernah mengakuinya
dan kekasihnya malah berpaling pada Kaka tirinya.
Inilah kisah Naina, gadis sejuta luka tapi tetap tersenyum.
ketika usia Naina berusia 12 tahun, ibunya masuk ke dalam rumah sakit jiwa akibat ulah ayahnya, dia juga dibuang ke panti asuhan.
6 tahun berlalu ayahnya memanggilnya, Dia pikir ayahnya memanggilnya untuk meminta maaf tapi ternyata Naina salah.
ayahnya menyuruh dia datang, meminta dia melepaskan Gerald yang tak lain kekasihnya, yang juga sama-sama berasal dari panti asuhan. ayahnya melakukan ini karena ternyata, Kakak tirinya menyukai kekasihnya. yang paling membuat Naina sesak, ternyata kekasihnya juga menyetujui ucapan ayahnya.
Dan pada akhirnya Naina jatuh di luka paling dalam, tapi tanpa Naina sadari balik luka yang dia derita ada kebaha
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tanpa sadar
men temen aku update 4 bab ya, seperti biasa gas komen gas like
“Silahkan kembali apartemen Anda sebelum Tuan Mario murka." Anak buah Mario mengulangi ucapannya ketika Gerald sedang menatapnya. Hingga Gerald tersadar, laki itu pun memutuskan untuk tidak bertanya lagi dan kembali ke dalam mobilnya untuk pulang ke apartemen, dia terlalu takut membayangkan Mario murka.
Walaupun selama ini Mario selalu bersikap baik padanya, tapi ada kalanya Gerald menyadari Mario menatapnya dengan kesal ketika dia lambat, itu sebabnya Gerald selalu bekerja keras untuk bisa menghafal dan mengingat semuanya agar tidak mendapatkan tatapan kesal lagi dari Mario. Dia juga tidak menyangka, ternyata Mario juga mengawasinya hingga sekarang Gerald berpikir harus hati-hati dalam bertindak
***
Gerald masuk ke dalam apartemennya, lelaki tampan itu langsung mendudukkan diri di sofa kemudian menyandarkan tubuhnya ke belakang. Lalu melihatku sekelilingnya,
“Naina, bagaimana kabarmu. Apa kau menangis karena aku pergi secara tiba-tiba, apa kau bersedih karena aku tidak bisa dihubungi?" Gerald berbicara seolah dia bertanya pada Naina, dan sekarang dia membayangkan Naina ada di depannya dan tersenyum padanya.
“Naina seharusnya aku senang bukan mendapatkan kehidupan yang aku inginkan dari dulu, tapi kenapa Ada yang aneh.” dan tepat Setelah mengatakan itu, bayangan Naina menghilang, hingga bulir bening langsung terjatuh dari pelupuk mata Gerald.
***
“Jadi maksud mu dia datang ke rumah itu?" Tanya Mario pada anak buahnya yang tadi mengikuti Gerald, rahang lelaki itu langsung mengeras ketika mengetahui apa yang Gerald lakukan.
“Ya, Tuan. Anak itu pergi lagi ke rumah lamanya."
Emosi Mario langsung meningkat, “Berani sekali dia!” Mario mengeram marah, Gerald sudah menjadi kekasih dari putrinya tapi lelaki itu berani-beraninya datang untuk melihat Naina.
“Apa aku harus melakukan sesuatu padanya Tuan?" Tanya anak buah Mario lagi, hingga Mario menghela nafas dia berusaha mengontrol emosinya.
Setelah mengetahui apa yang Gerald lakukan, tentu saja Mario ingin sekali menghancurkan lelaki itu. Tapi dia tidak bisa, dia juga tidak boleh gegabah. Karena ini berkaitan dengan Kirea, bisa bahaya jika Gerald tiba-tiba mundur ataupun jujur pada Kirea yang sebenarnya.
“Tidak usah lakukan apapun awasi saja dia.”
“Baik, Tuan. kalau begitu aku permisi.”
Baru saja anak buah Mario akan pergi dari ruang kerjanya, lelaki itu kembali berbalik ketika Mario memanggilnya kembali.
“Apa anak itu masih bekerja di tempat yang sama?” tanya Mario, hingga anak buah Mario mengangguk, membuat Mario menghela nafas lega.
Mario tahu siapa Carlos, nama Carlos dan ayahnya sudah Malang melintang di dunia hitam, dan sebenarnya Mario juga lah yang mengatur untuk Naina bekerja di sana.
Sebab, Mario tahu semua pekerja sangat sulit untuk keluar dari kastil itu, Karena tentu saja banyak sekali rahasia yang terdapat di sana, tentu saja Mario memberikan pekerjaan itu pada Naina agar Naina tidak kembali lagi dan juga tidak mengganggu hubungan kirea dan Gerald.
Tanpa Mario sadari, mungkin saja suatu saat dia akan menyesali keputusannya karena bisa saja, posisi Naina bisa lebih kuat dari darinya karena ada Carlos di belakangnya.
***
Setelah Pamit pada Safira, Naina langsung keluar dari kamar gadis itu, rasanya dia tidak tega untuk meninggalkan Shafira dan kembali tidur bersama Carlos, belum lagi dia juga melihat perubahan wajah Safira. Tapi, sepertinya dia tidak punya pilihan lain, beruntung pada akhirnya Safira mau mengerti tentang posisinya.
Setelah berada di depan kamar Carlos, Naina langsung membuka pintu, dan ternyata Carlos sedang duduk sambil menyadarkan tubuhnya ke belakang, dan hanya bertelanjangg dada saja.
Seketika Naina merasakan rasa canggung, tapi wanita itu berusaha menormalkan ekspresinya, lalu berjalan ke arah ranjang kemudian membaringkan tubuhnya tanpa menoleh ke arah Carlos membuat Carlos mengusap wajah kasar.
Biasanya, dia akan langsung menarik tubuh Naina untuk melakukan apapun yang dia mau, tapi sekarang lidah Carlos rasa kelu..
“Siapa yang bilang kau boleh tidur mendahuli aku?" Tanya Carlos yang pada akhirnya membuka mulut hingga Naina menoleh ke arah belakang.
“Bukankah kita sudah sepakat, kau tidak akan memaksaku untuk melakukan apapun yang tidak aku sukai."
“Dan kita juga sudah sepakat bahwa kau harus menjadi istriku dan melakukan tugas sebagai seorang istri, lalu kau pikir melayaniku di ranjang bukan tugasmu?"
Saat ini sejujurnya, Carlos sedang merasakan emosi yang membuncah, dia emosi pada dirinya sendiri karena membiarkan Naina melakukan tawar-menawar dengannya. Padahal, biasanya Carlos tidak pernah sesabar ini.
Ketika mendengar ucapan Carlos, Naina langsung terdiam, dia tidak berani menjawab lagi karena apa yang Carlos ucapkan benar.
“Jadi cepat, lakukan tugasmu sebagai seorang istri!”
Carlos kembali berbicara, kali ini nadanya dipenuhi dengan penekanan, seolah tidak membiarkan Naina untuk menjawab.
”Jika kau tidak mau maka ....”
“Baiklah, tapi jangan seperti kemarin. A-aku ingin bermain dengan lembut." Wajah Naina Langsung memerah ketika mengatakan itu, dia sebenarnya enggan mengatakan hal seperti ini karena benar-benar memalukan ,seolah dia yang meminta hal ini terjadi.
Tawa Carlos hampir saja meledak ketika melihat wajah Naina yang tersipu malu dan memerah, tiba-tiba terpikirkan satu ide di dalam diri Carlos biasanya Naina yang akan bekerja untuknya dan kali ini dia yang akan membuat Naina melambung.
Di tengah rasa malu yang melandanya akibat perkataan barusan pada Carlos, Naina langsung berbalik. Wanita cantik itu perlahan bangkit dari berbaringnya kemudian berniat untuk melakukan hal yang seperti biasa dilakukan.
Namun tak lama Naina menghentikan gerakannya ketika Carlos menahan tangannya, hingga Naina langsung menoleh ke arah lelaki itu.
“Berbaringlah!” titah Carlos membuat Naina kebingungan, tapi dia pun mengikuti ucapan suaminya, dia membaringkan tubuhnya dan pada akhirnya Carlos lah yang bekerja.
Carlos memulai serangannya dengan sangat lembut, memperlakukan tubuh Naina dengan sangat baik, memuja tubuh istrinya hingga Naina merasa bahwa dia bukan berhadapan dengan Carlos, karena Carlos biasanya tidak seperti ini. Dan dia juga tidak percaya Carlos bisa memperlakukan tubuhnya dengan selembut ini.
Bukan hanya itu saja, Naina benar-benar terlena dengan sentuhan lelaki itu. Dia bingung dengan tubuhnya sendiri karena dia tidak pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya.
Rasanya Carlos ingin menggila karena harus tetap bermain santai. Tapi, entah kenapa dia senang, apalagi ketika melihat respon tubuh Naina yang menerima sentuhannya dengan baik. Jika biasanya dia selalu melihat Naina yang tertekan, tapi kali Carlos bisa melihat perbedaan istrinya.
Kali ini Naina tidak menatapnya dengan was-was, terlihat enjoy dengan apa yang sedang mereka lakukan. Pada akhirnya percintaan itu pun kembali terjadi dan Carlos benar-benar bisa merasakan perbedaan Naina.
walaupun biasanya Carlos tidak bermain seperti ini tapi ada kepuasan tersendiri di dalam di lelaki itu ketika Naina terlihat menerima apa yang dia lakukan.
Waktu menunjukkan pukul 12 malam, Carlos menarik selimut untuk istrinya yang sudah terlelap. Naina sudah tertidur 1 jam lalu, dan selama 1 jam itu pula Carlos terus menatap istrinya.
Tak lama Carlos merubah posisinya menjadi terlentang, lelaki tampan itu melihat ke arah langit-langit. Dia tersenyum ketika mengingat hal barusan, dan sepertinya lelaki itu bersyukur mengikuti saran Gavin. Sebab, jika dia terus mempertahankan egonya, dia pasti akan terus merasa gelisah sama seperti satu minggu lalu