Puspa Melita seorang gadis berusia 14 tahun yang harus kehilangan Ibunya dengan cara yang mengenaskan diakibatkan orang ketiga, kematian Ibunya membuat seorang gadis yang dulunya ramah, penuh senyum, dan juga ceria berubah 360° menjadi gadis yang pendiam dan penuh dengan dendam.
Puspa sudah menyusun rencana yang sangat matang untuk membalas dendam kepada orang yang sudah menghancurkan Ibunya.
" Kau hancurkan Ibuku, Ku hancurkan keluargamu. " Puspa melita dengan segala dendam kesumatnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda SB, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Selama Ferry memeluk tubuhnya, Lita sama sekali tidak membalas pelukan Ferry ia hanya diam saja seperti pohon pisang yang tidak bergerak.
" Mau apa Mas ke sini? sebaiknya Mas pulang sekarang! " usir Lita sembari mencoba melepaskan pelukan Ferry tetapi Ferry semakin erat pula memeluk tubuhnya.
" Lepasin Mas, kamu pulang saja aku tidak mau berurusan lagi denganmu atau pun dengan Mbak Vera! " usir Lita sekali lagi sembari terus berusaha untuk melepaskan pelukan Ferry.
" Tidak Lita, aku tidak akan melepaskan pelukan ini sebelum kamu mau memaafkan aku? " tolak Ferry mentah-mentah.
" Iya ya aku memaafkan kamu Mas dan sekarang lepaskan aku. " jawab Lita dengan lantang.
Setelah kata maaf terucap dari bibir mungil Lita, Ferry langsung melerai pelukannya dan ia memegang kedua tangan Lita dengan lembut sambil menatap manik mata hitam nan jernih milik Lita.
" Sekali lagi maafkan aku Lita? aku sudah menuduh kamu yang tidak-tidak dan sekarang aku sudah bisa mengingat semuanya! aku benar-benar minta maaf Lita aku benar-benar sangat menyesal? " ucap Ferry yang masih terus menatap manik hitam milik Lita.
" Iya aku udah maafin Mas kok, sekarang Mas pulang ya? Aku takut nanti ketahuan Mbak Vera bagaimana? " jawab Lita sambil celingukan melihat ke arah luar rumah.
Bukannya pulang ke rumah Ferry malah mengajak Lita untuk masuk ke dalam lalu ia segera mengunci pintu rumah Lita.
" Sudahkan, sekarang Vera tidak akan mungkin tau kalau kita sedang berduaan. " ucap Ferry yang kembali memegang kedua tangan Lita lalu menciumnya dengan mesra
" Mas Ferry kan sudah aku maafin, terus kenapa masih ada di sini? " sahut Lita bertanya.
" Lita aku tau apa yang ingin aku katakan ini adalah hal yang salah dan juga konyol saat di dengar tapi aku ingin kamu menjadi kekasihku? Karena setelah aku kembali mengingat peristiwa semalam, aku langsung jatuh cinta padamu Lita? " ungkap Ferry dengan ekspresi wajah yang serius sembari matanya memancarkan sinaran cinta untuk Lita.
Lita cukup terkejut mendengar pengakuan dari Ferry yang sangat mendadak walaupun hal ini adalah hal yang paling ia tunggu-tunggu, namun Lita tidak mau langsung menerima Ferry karena ia masih ingin bermain tarik ulur.
" Kamu jangan bercanda Mas ini sama sekali nggak lucu tahu nggak, mana mungkin hanya dalam semalam kamu sudah mencintai aku. " ujar Lita sambil terkekeh kecil.
" Lihat wajahku Lita, apakah kamu melihat adanya kebohongan dari raut wajahku? " pinta Ferry dan Lita pun langsung menggelengkan kepalanya karena ia tidak melihat kebohongan di sana.
" Kamu tidak akan menemukan kebohongan itu Lita, karena aku memang tidak berbohong padamu! aku serius dengan apa yang aku ucapkan, aku mencintai kamu Lita? Kamu mau kan menjadi kekasihku? " tanya Fery sambil terus memegang kedua tangan Lita dengan lembut.
" Jika Mas memang mencintai aku dan menginginkan aku menjadi kekasih Mas, lalu bagaimana dengan mbak Vera Mas? " tutur Lita balik bertanya.
" Aku sudah tidak memperdulikan dia lagi Lita, saat aku setia dia selalu mencurigai aku dan selalu menuduhku bermain gila di belakangnya, dan sekarang aku akan benar-benar bermain gila di belakangnya dan jika perlu aku akan menjadikan kamu istri keduaku Lita? " jawab Ferry dengan lancar tanpa ada beban sedikitpun.
" Jika kita menjalin hubungan, bagaimana jika mbak Vera tahu lalu dia akan menyakiti dan melukai aku Mas? " sahut Lita sembari menunjukkan ekspresi wajah ketakutannya.
" Kamu jangan khawatir Lita aku pasti akan selalu melindungi kamu dan tidak akan pernah aku biarkan Vera melukai ataupun menyakiti kamu walau seujung kuku pun, apa lagi jika kamu sudah mengandung anakku nanti. " Tutur Ferry yang sedang meyakinkan Lita jika ia mampu melindungi sebagai seorang laki-laki sejati.
Lita nampak terdiam sembari terus menatap wajah laki-laki yang ada di hadapannya saat ini, di dalam hatinya Lita berteriak kegirangan karena jalannya untuk mencapai tujuan pertamanya sangat mulus dan juga mudah bahkan tanpa hambatan sedikitpun.
" Bagaimana Lita kamu mau kan menjadi kekasihku? " Lagi-lagi Ferry menyatakan cintanya untuk yang kesekian kalinya.
Dengan tersenyum manis dan pipi yang merah merona Lita menjawab pertanyaan cinta dari Ferry.
" Iya Mas aku mau. " jawab Lita sembari menganggukkan kepalanya.
Setelah Lita menjawab mau Ferry langsung tersenyum lega dan ia kembali mencium kedua tangan Lita untuk yang kesekian kalinya. Karena rasa bahagia yang memuncak Ferry kembali memeluk tubuh Lita dengan erat sembari terus mencium puncak kepalanya berkali-kali.
" Terima kasih Lita, terima kasih karena kamu sudah mau menerima cintaku dan mau menjadi kekasihku? " ujar Ferry yang berbicara tepat di dekat telinga Lita.
Lita merinding dan bulu kuduknya langsung berdiri karena telinganya adalah salah satu titik sensitifnya.
" Sama-sama Mas dan sejujurnya aku juga sudah jatuh cinta pada Mas sejak pandangan pertama. " sahut Lita dan Ferry langsung melerai pelukannya karena terkejut mendengar pengakuan dari Lita.
" Apakah kamu serius dengan yang kamu ucapkan barusan Lita? " Ferry bertanya sembari memegang kedua bahu Lita dan kembali menatap manik hitamnya.
" Beneran Mas, jika aku tidak mencintai kamu mana mungkin aku mau di saat kamu mengajakku untuk melakukan hubungan suami istri. " jawab Lita.
Ferry tersenyum senang karena cintanya berbalas dan tidak bertepuk sebelah tangan, tanpa aba-aba Ferry langsung menyatukan bi**rnya dengan bi**r Lita dan mereka berpagutan dengan sangat panas hingga membangkitkan sesuatu yang ada di dalam diri mereka masing-masin.
Karena mereka merasa sudah saling memiliki satu sama lain mereka kembali melakukan sesuatu yang sudah pernah mereka lakukan tadi malam, tetapi untuk yang kali ini Ferry melakukannya secara sadar dan dia benar-benar bahagia karena ternyata Lita sangat pandai menyenangkan dan juga memuaskan dirinya. Mereka terus melakukannya lagi dan lagi hingga mereka berdua kelelahan lalu tertidur di sofa ruang tamu dalam keadaan naked tanpa sehelai benang pun dan sambil berpelukan mesra.
Saking lelahnya mereka berdua tertidur sampai jam 10.00 malam, setelah bangun dari tidurnya mereka memutuskan untuk membersihkan diri bersama-sama di dalam kamar mandi, namun waktu yang seharusnya hanya sekitar 30 menit kini menjadi 2 jam 30 menit karena mereka kembali mengulang permainannya. Setelah puas barulah mereka benar-benar membersihkan diri dan mengenakan pakaian masing-masing.
Kruuukk...
Baru saja Lita selesai memakai pakaian dan memoles wajahnya tipis-tipis tanpa aba-aba perut nya berbunyi dengan sangat keras hingga didengar oleh telinga Ferry.
" Kamu lapar sayang? " tanya Ferry yang sudah mengubah panggilannya untuk Lita dan untuk dirinya sendiri setelah mereka resmi menjadi pasangan kekasih.
" Iya Mas memangnya Mas Ferry nggak laper apa? " jawab Lita dengan nada yang manja sambil duduk di pangkuan Ferry.
" Sayang jangan mulai ya? kita baru saja selesai loh. " ujar Ferry saat merasakan sesuatu yang di bawah mulai bangkit kembali.
Dalam seketika Lita langsung bangkit dari duduknya sambil memasang wajah yang masam.
" Mas ini mesum banget sih, aku kan cuman mau duduk di pangkuan Mas aja bukan mau mancing ikan. " ucap Lita sambil mengerucutkan bibirnya.
" Iya Mas tahu tapi sekarang setiap melihat tubuh kamu Mas bawaannya kepengen terus. " sahut Ferry sembari menunjukkan wajah mesumnya.
" Ih mesum banget sih kamu Mas, udah ah aku mau masak dulu Mas mau makan juga nggak? biar aku masakin sekalian? " ujar Lita bertanya sembari berjalan ke arah pintu kamarnya.
" Sayang tungguin dong masak Mas ditinggal sih? " ujar Ferry yang bangkit dari duduknya lalu melangkah dengan cepat menyusul Lita.
Setelah itu tangan kanan Ferry langsung memegang pinggang Lita lalu mereka berdua melangkah bersama-sama menuruni anak tangga menuju ke dapur untuk memasak. Saat di dapur aktivitas memasak Lita sedikit terganggu karena Ferry terus memeluk tubuhnya dari belakang dan sama sekali tidak ingin melepaskannya, berkali-kali Lita sudah meminta Ferry untuk duduk di kursi makan, tetapi Ferry yang sedang dimabuk cinta sama sekali tidak ingin berjauhan dengan kekasih hatinya.
Jika di sini Ferry sedang bersenang-senang dengan kekasih barunya yaitu Lita, tepat di sebelah rumah Vera sedang uring-uringan mencari suaminya yang tidak ada kabar sama sekali setelah tadi siang ia pergi meninggalkan rumah begitu saja. Berkali-kali Vera mengirim pesan maupun menghubungi tetapi ponsel suaminya mati dan sama sekali tidak dapat dihubungi.