“Semua saudara Oliver lelaki. Aku tak percaya jika gadis manis itu dititipkan pada pria.” — Arline Franklin
“Aku juga lelaki. Kau pikir aku ini wanita?!” — Arthur Franklin
Arthur Franklin. Pria dingin dan misterius itu sangat mencintai 3 hal dalam hidupnya. Pekerjaan, wanita dan alkohol. Sayangnya, Arline yang merupakan kakak kandungnya menitipkan anak tirinya, Hailey Owen kepada Arthur, si pria pecinta wanita.
Akankah gadis manis itu tetap aman saat berada di bawah pengawasan dan penjagaan Arthur? Atau … Hailey malah menjadi mangsa, seperti wanita lainnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sheninna Shen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pria Hidung Belang
..."Dia sampai takut kalau putrinya berpacaran dengan pria hidung belang." — Arline Franklin...
Hailey tak bisa memejamkan matanya. Ia bergegas mandi dan bersih-bersih untuk segera menghampiri Oliver ke rumah sakit.
Setelah berdandan ala kadarnya agar tak terlihat pucat, Hailey pun meraih ponselnya dan bergegas keluar dari kamar.
Wanita dengan topi rajut putih di kepalanya terlihat celingak-celinguk menatap sekeliling. Ada seseorang yang tak terlihat di jangkauan pandangannya. Hailey pun melangkahkan kakinya menuju ke tangga, melewati kamar tamu. Tentu saja itu kamar yang di tempati oleh Arthur!
Ceklek!
"Dia keluar!" Batin Hailey saat itu juga. Entah kenapa jantungnya mendadak berdetak dengan sangat kencang. Apa karena pria itu yang telah membuat ia keenakan?
Arthur keluar dengan penampilan yang sudah rapi. Ternyata pria itu juga bebersih diri. "Kenapa tidak istirahat?"
"Aku mau segera bertemu dengan Oliver." Hailey memasang wajah sedih dan memelas. Kini ia tahu, bahwa pria itu paling tak bisa jika berhadapan dengan wajah sedih wanita. Pikir Hailey menerka-nerka.
Padahal ... tak semua wanita bisa meluluhkan hati Arthur. Tapi karena di mata Hailey, Arthur terlalu sering bercinta dengan wanita lain, ia pun menarik kesimpulan bahwa Arthur mudah luluh pada semua wanita.
"Baiklah. Ayo." Arthur melengos melewati Hailey. Tak ada kalimat apa-apa lagi yang keluar dari mulutnya.
"What? Dia melengos begitu saja? Apa bercinta di mobil itu hanya angin lalu baginya?! Tak ada basa basi sedikitpun?!!!" Rutuk Hailey sambil mengeram dengan ekspresi yang kesal.
Hailey pun mengekori Arthur dari belakang dengan langkah yang perlahan. Tentu saja karena miliknya yang masih terasa perih. Ia menuruni tangga satu per satu dengan penuh kesulitan.
Arthur menoleh ke belakang, ke arah Hailey. Ia mendengus sebal dan kembali menapaki tangga.
Hailey melihat Arthur menghampirinya. "Apa? Kau mau memarahiku karena—"
Hailey terdiam saat Arthur langsung membopong tubuhnya dari depan. Ia tak menyangka, pria yang sempat menjadi serangan pikiran negatifnya, kini berinisiatif membantunya.
"Bisa tenang?" Tanya Arthur dengan suara baritonnya.
Entah kenapa, setelah merasakan bercinta dengan Arthur, Hailey baru sadar bahwa pria itu memiliki suara yang s3ksi.
"Danke," ucap Hailey pelan dalam bahasa Jerman. Ia berterima kasih, namun enggan menatap wajah pria itu. Yah ... karena masih ada sedikit kekesalan di dada.
...🌸...
"Mom! Dad!" Hailey langsung berhamburan masuk ke ruang rawat inap. Ia melihat Arline dan Oliver berada di satu ruangan yang sama.
"Hei, Hailey!" Oliver memeluk tubuh anaknya yang langsung memeluk tubuhnya. Ia mengelus pelan kepala Hailey dengan penuh kasih sayang. "Bagaimana kabarmu?"
"Dad! Seharusnya aku yang bertanya!" Rengek Hailey sambil memasang wajah cemberut. Kemudian ia menatap perban yang melingkar di kepala Oliver. "Apa ini sakit?"
"Ini? Apa ini juga sakit? Lalu, ini? Ini?" Hailey menunjuk ke semua perban sampai ke memar dan luka kecil yang terlihat di tubuh ayahnya.
Melihat tingkah Hailey, semua yang ada di ruangan itu mendadak tertawa terbahak-bahak. Bahkan Arthur yang jarang tertawa pun, terlihat sebuah lengkungan tipis di wajahnya. Pria itu ikut tertawa kecil dan kembali mengembalikan ekspresi datar seperti biasa.
"Semuanya sakit, tapi rasanya sudah hilang saat melihat anakku yang cantik ini," kekeh Oliver sambil mencubit pipi Hailey.
"Aw! Daddd ...." Hailey langsung berpindah ke kasur yang Arline tempati. Wanita manis dan ternyata manja itu memeluk tubuh Arline. "Mom ... look at Dad!"
Tentu saja tingkah manja Hailey yang sangat dekat dengan Arline membuat Arthur terbelalak. Bagaimana bisa? Padahal, Arline adalah ibu tiri. Jarang sekali anak tiri menerima kehadiran ibu tiri di kehidupan mereka.
"Lalu ...," Hailey menoleh ke arah Arline. "Bagaimana denganmu, Mom?"
"Apa tanganmu baik-baik saja?" Imbuhnya sambil menatap tangan Arline yang berbalut perban dan menggunakan penyangga di leher.
"Sakitnya berkurang karena kau datang," jawab Arline dengan lembut. Wanita dengan rambut bob itu tersenyum menatap Hailey. "Bagaimana kabarmu?"
"Apa dia membuatmu kesulitan?" Arline mengalihkan pandangannya ke arah Arthur yang sedang berdiri di sampingnya.
Arthur menghela nafas sambil menyilangkan kedua tangannya ke dada. Ia hanya diam dan menatap Hailey, menunggu wanita itu memberikan jawaban.
"Tidak. Uncle Arthur sangat baik padaku," terang Hailey sambil mengerling ke arah Arthur. Ia memberikan intonasi penuh penekanan pada kalimat terakhir ini. "Dia saaangat perhatian padaku, sampai-sampai aku kesal karena perhatiannya itu!"
Arline dan Oliver tertawa. Keduanya berbicara dengan panjang lebar melepaskan rindu karena sudah lama tak bertemu. Tanpa terasa, waktu pun berlalu. Waktu sudah menunjukkan pukul 10 pagi. Tapi Hailey dan Arthur belum sarapan.
"Aku keluar sebentar," ucap Arthur.
"Aku ikut!" Hailey bangkit dari duduknya. Kemudian ia mendekat ke arah Arthur dengan manja. Meraih lengan Arthur dan memeluk lengan itu dengan manja di depan Arline dan Oliver.
"Aku senang karena kalian akur," ucap Arline tenang. "Kalian tahu, hampir setiap malam Oliver mencemaskan Hailey."
"Takut jika putrinya tak bisa mandiri, takut kalau putrinya bertemu dengan orang yang jahat bahkan dia sampai takut kalau putrinya berpacaran dengan pria hidung belang."
"Dengarkan!" Hailey mencubit lengan Arthur. Menatap pria di sampingnya dengan tatapan mengejek. "Pria hidung belang!"
Arthur mengerutkan dahinya menatap ke arah Hailey.
"Kau tahu Uncle, aku lelah melihat wanita yang silih berganti masuk ke kantor bahkan ke apartemenmu!" Ejek Hailey yang sengaja mengusili Arthur di depan Arline dan Oliver. "Kau benar-benar pemain wanita!"
"Hailey sering ke kantor dan apartemenmu?" Tanya Oliver mengerutkan kening.
"Iya. Aku melakukan itu karena kesepian dan tak punya teman," keluh Hailey pilu.
Arthur mendelik. Menatap Hailey tak percaya. Ternyata wanita yang selama ini terlihat lugu dan polos di matanya, wanita itu lebih licik seperti rubah kecil. Sejak kapan kau melihat wanita lain selain Isabella? Dan tak punya teman? Ck! Bahkan kau sudah sering ke sana ke mari dengan teman dan mantan-mantan pacarmu, batin Arthur saat itu.
"Benarkan? Kau tidak bohong Hailey?" Tanya Oliver lagi.
"Benar! Aku berani bersumpah demi dunia dan seisinya!"
"Haaa ... syukurlah," Oliver bernafas lega. "Aku takut kalau kau suka berkeliaran tak jelas dengan teman-temanmu."
"Tapi, mendengar kau sering bersama Arthur, aku tak perlu cemas lagi," imbuhnya.
...🌸...
"Senang?" Tanya Arthur tiba-tiba saat keduanya pergi mencari restoran yang tak jauh dari rumah sakit.
Hailey tersenyum simpul. Kemudian wanita itu berlari ke depan meninggalkan Arthur dengan segala kekesalannya. Rasa sakit di tubuh bagian bawahnya mendadak hilang seketika.
Setelah merasa posisinya aman dari jangkauan Arthur, Hailey menoleh ke belakang, ke arah Arthur yang masih berjalan pelan dengan ekspresi tak puas hati.
"Hm. Senang. Karena pria tua menyebalkan sepertimu harus diberi pelajaran!"
Arthur berdecak sebal dengan tingkah Hailey. Namun, saat wanita itu berbalik badan membelakanginya, ia mendadak tak bisa menahan senyum tipis yang muncul di wajahnya.
"Terus saja membuatku kesal. Akanku balas kau tanpa ampun," gumam Arthur menyeringai iblis.
...🌸...
...🌸...
...🌸...
...Bersambung .......
😀😀😀❤❤❤❤
buaya dikadalin..
❤❤❤❤❤❤❤
daripada dutusuk dari belakang...
dan kenapa Arthur yang cuek bisa penarasan dengan Hailey krna itu tentang kau Hailey...perempuan yg sebenarnya Arthur cintai