Karena takut dikeluarkan dari sekolah dan dicabut beasiswanya, Dara terpaksa menyembunyikan kehamilan dan melahirkan bayinya di sekolah.
Dara tidak sendirian tapi dibantu oleh ayah sang bayi dan anggota geng motornya. Bisakah mereka menyembunyikan dan membesarkan bayi itu sampai mereka semua lulus sekolah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Selanjutnya
Di kompetisi kali ini, Dara jadi bersemangat. Dia kembali seperti beberapa bulan yang lalu ketika baru mengenal Galang.
Walaupun dia masih merasakan sakit tapi gadis itu bisa menahannya.
Jangan setres dan kurangi kegiatan sekolah sementara waktu supaya janinnya bisa berkembang
Dara jadi mengingat kata-kata dokter Lala padanya.
Setelah kompetisi ini, Dara pasti akan menolak pertandingan sementara.
Namun, ada hal lain yang Dara takutkan sekarang, bagaimana cara menutupi perutnya yang membesar?
"Dara, fokuslah!" bisik teman-teman Dara karena gadis itu terus melamun.
"I... iya," balas Dara gelagapan.
Membuang kekhawatirannya sejenak, Dara memfokuskan diri untuk mengikuti kompetisi.
Hari itu, Bright High School tidak membawa piala juara satu seperti sebelumnya tapi mendapat juara harapan karena memang kompetisi sangat sengit.
"Apapun yang kita dapatkan hari ini, kalian sudah bekerja keras," ucap guru pembina.
"Untuk Dara, kita harus berbicara empat mata!"
Dara mengikuti guru pembina dengan takut tapi ternyata guru pembina mengkhawatirkan keadaan anak muridnya.
"Ada apa denganmu? Akhir-akhir ini kurang fokus, apa ini ada hubungannya dengan Galang?" tanyanya.
"Maafkan saya, saya akan berusaha untuk membedakan kepentingan pribadi dan sekolah," balas Dara.
"Jauhi Galang kalau anak itu berdampak buruk dengan sekolahmu," ucap guru pembina yang tidak suka dengan Galang.
Namun, Dara tidak bisa menjauhi Galang karena ada bayi yang mengikat keduanya.
Dara justru berusaha menemui Galang ketika kembali dari acara kompetisi. Gadis itu menemui Galang di basecamp geng motor V.
"Gal..." panggil anggota yang melihat Dara datang. "Dara mencarimu!"
Galang yang masih memegang peralatan bengkel langsung melemparnya, dia sudah menunggu kedatangan gadis itu.
"Kau sudah kembali?" Galang keluar dari bengkel basecampnya.
Dara berlari kecil untuk memeluk Galang, dia tidak peduli pemuda itu bau oli. "Aku terus memikirkanmu, apa kau tinggal di sini?"
"Hm, hanya sementara. Ayo ikut aku!" Galang mengajak Dara untuk ke kamarnya yang ada di basecamp.
"Apa terjadi sesuatu?" tanya Dara yang belum tahu kalau fasilitas Galang dari keluarganya sudah dicabut.
"Aku bisa mengatasinya," jawab Galang. Dia membaringkan diri di atas kasur kecil di sana lalu merentangkan kedua tangannya. "Kemarilah!"
Perlahan Dara mendekat dan menjatuhkan dirinya ke pelukan Galang.
"Aku hampir gila karena kau hanya diam saja, aku akan menebus semua kesalahanku, kau hanya perlu percaya padaku saja," ucap Galang.
Dara tidak tahu hal apa saja yang telah dilalui oleh Galang, pasti hari-hari yang pemuda itu lalui juga sulit sama seperti dirinya.
"Bagaimana jika perutku semakin besar nantinya? Bagaimana cara melahirkan bayinya dan membesarkan bayi itu tanpa ketahuan?" tanya Dara kemudian.
Sebenarnya Galang sudah mempunyai rencana untuk hal itu semua, dia hanya perlu merealisasikannya.
Tangan Galang terus mengelus punggung Dara dan meminta gadis itu menatap matanya. Ketika mata mereka bertemu, mereka berciuman dengan lembut.
Tindakan mereka tidak benar tapi semua sudah terlanjur jadi Galang atau Dara harus bertanggung jawab dengan cara mereka sendiri.
"Bibirmu masih saja manis," ucap Galang setelah melepas ciuman.
Pipi Dara merona karena malu, bisa-bisanya Galang menggodanya disaat seperti ini.
"Aku sudah memikirkan semua selama beberapa bulan ini," Galang lalu mengambil sebuah buku yang di dalamnya sudah dia tulis tentang rencana selanjutnya.
"Perkiraan melahirkan saat ujian kenaikan kelas lalu kita harus bertahan sampai ujian akhir sekolah nanti," jelas Galang.