Steven Permana adalah seorang CEO yang mempunyai seorang anak yang bernama Grace,.
Grace ini gadis cantik yang tidak diharapkan oleh ibu kandung nya hingga dirinya emosi dan menyebabkan Grace tidak bisa bicara dan pendengaran nya sedikit terganggu.
Kemana pun Steven pergi Grace selalu di bawa nya, hingga dalam pertemuan bisnis nya Steven bertemu dengan seorang wanita yang pandai bahasa isyarat hingga Steven menyetujui kerja sama itu.
Mau tahu kisah selanjut nya.
Kuy intip karya ku yang kesekian kali nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💫✰✭𝕸𝖔𝖒𝖞𓅓 𝕹𝕷✰✭🌹, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menemani Grace Makan
Karena perut yang kenyang, Grace tertidur sampai sore hari, begitu Grace membuka kedua mata nya, yang Grace cari adalah Raya, sudah keliling rumah tapi Grace tidak juga menemukan Raya, sampai akhir nya Grace masuk ke kamar nya bu Maria.
"Nek, mamah Raya kemana?" tanya Grace dengan isyarat tangan nya setelah berada di depan bu Maria.
"Cucu nenek sudah bangun, sini nak." bu Maria ngajak Grace duduk di atas tempat tidur lalu bu Maria menghadap ke wajah Grace.
"Mamah Raya pulang dulu, karena dia juga banyak kerjaan, besok sepulang kerja mamah Raya kesini lagi, dan mamah Raya berjanji akan melakukan terapi lagi pada Grace, jadi Grace jangan bersedih ya, sekarang Grace sama nenek dulu."
Wajah Grace langsung memperlihatkan kesedihan nya, sudut mata nya sudah berair tanda dirinya sedang menahan tangisan nya.
"Sayang jangan menangis ya? kalau Grace kangen nanti kita hubungi mamah Raya bagaimana? Nenek sudah punya no ponsel nya." bu Maria sudah mendapatkan no ponsel Raya, sebelum Raya pulang bu Mara sempat meminta no ponsel Raya.
Grace menatap bu Maria dengan wajah yang sangat berbinar, dia bahagia bisa menghubungi Raya walaupun lewat sambungan telepon.
"Sekarang Grace ,mandi dulu ya nak, setelah mandi kita hubungi mamah Raya, nanti mamah Raya ngga mau menerima panggilan kita kalau Grace nya belum mandi." Grace mengangguk dan menarik tangan bu Maria mengajak ke kamar nya, bu Maria tersenyum, sekarang dia ada senjata untuk merayu Grace.
Setelah mandi Raya menyiapkan untuk berangkat kerja besok, Raya tipikal orang yang tidak mau selalu ada yang ketinggalan.
"Grace sudah bangun belum ya? kok aku ingat sama dia, aku yakin kalau Grace akan kembali bisa bicara, karena yang dia derita sekarang bukan bawaan dari lahir, aku harus membuat Grace bisa bicara lagi." gumam Raya lalu mencari-cari cara terapi untuk Grace di ponsel nya.
Dengan serius Raya membaca dan memahami di setiap kalimat yang sedang dia baca di ponsel nya, tapi tiba-tiba ada panggilan video dari no baru, tertera di poto profil nya anak kecil yang sudah dia kenali.
"Grace." gumam Raya dengan bibir tersenyum dia menerima panggilan nya.
Pertama yang Raya lihat adalah wajah cantik dan imut Grace sedang tersenyum kepada nya.
"Halo sayang, sudah bangun ya? wah anak mamah ini sudah cantik dan segar, sudah makan belum?" tanya Raya lewat isyarat tangan nya, Grace hanya tersenyum menatap Raya, dia sangat bahagia begitu melihat isyarat tangan Raya yang menagatakan kalau dia anak nya.
"Nak, Grace ngga mau makan." ucap bu Maria yang ada di samping Grace.
"Makan dong sayang, kalau ngga makan mamah ngga mau angkat telepon dari Grace lagi." Raya sedikit mengancam Grace agar mau makan.
"Mamah temenin Grace makan ya."
"Iya nak, mamah temenin."
Bu Maria langsung membawakan makanan buat Grace, sengaja porsi nya agak banyak karena memang Grace belum makan dari siang tadi, Grace hanya makan kue buatan Raya saja.
Sambil melakukan panggilan video akhir nya Grace mau makan, bu Maria merasa bahagia melihat interaksi kedua nya yang seperti anak dan ibu.
Tanpa terasa nasi yang ada di piring kini sudah tinggal satu suap.
"Sudah nek, sudah kenyang."
"Satu lagi sayang." bu Maria pun memberikan suapan yang terakhir lalu memberikan Grace minum.
Lama mereka melakukan panggilan video hingga terdengar ada suara ketukan di pintu rumah Raya hingga terdengar oleh bu Maria.
"Sayang, buka pintu nya." teriak Fajar sambil mengetuk pintu.
"Seperti suara pria, apa itu pacar nya Raya." bathin bu Maria sambil menatap Raya yang sedang melihat kearah samping dia.
"Sebentar mas." teriak Raya, bu Maria hanya diam, dirinya merasa kecewa karena Raya sudah mempunyai pasangan.
"Ibu maaf ya aku ada tamu jadi harus mengakhiri nya." ucap Raya dengan sopan, bu Maria hanya mengangguk.
"Nak, mamah tutup dulu ya telepon nya, soalnya mamah ada tamu dulu ya sayang, besok pulang kerja mamah menemui Grace, dah sayang." Raya memutuskan panggilan video nya setelah melihat Grace melambaikan tangan nya juga.
Raya langsung menghampiri dan membuka pintu utama.
"Lama banget sih sayang, lagi apa sih?" tanya Fajar sambil menyimpan makanan yang dia bawa di atas meja.
"Barusan aku lagi menerima panggilan video dari Grace mas." jawab Raya lalu duduk di samping Fajar.
"Siapa Grace? perasaan teman kamu ngga ada yang bernama Grace?"
"Dia itu seorang anak berusia lima tahun, dia sudah menganggap aku ibu nya, wah mas tahu aja kalau aku lagi lapar." Raya mengalihkan pembicaraan nya, karena takut Fajar terus bertanya tentang Grace, Raya tidak mau kalau Fajar tidak mengizinkan untuk bertemu Grace karena papah nya yag duda dan ganteng.
"Mas tahu kamu pasti belum makan, makanya mas bawakan makanan nya." Fajar menatap damba kepada Raya, tapi Raya sibuk dengan makanan nya hingga dia terus menyantap nya hingga makanan habis.
Fajar tidak mengalihkan pandangan nya dari Raya sejak Raya duduk di samping nya, Fajar membayangkan kalau dirinya bercinta dengan Raya, betapa bahagia nya kalau yang ada di bayangan nya terjadi.
Selagi membayangkan dirinya sedang bercinta dengan Raya, dengan perlahan adik kecil Fajar sudah meronta-ronyta di bawah sana.
Mungkin karena Fajar sudah melakukan nya dengan Selena, sehingga rasa itu kini bangkit walaupun hanya membayangkan nya saja.
Dengan perlahan Fajar menyentuh pipi Raya lalu membelai nya.
"Kamu sangat cantik sekali harei ini sayang." ucap Fajar sambil menahan rasa yang sudah membuncah pada dirinya.
Raya hanya tersenyum sambil menatap Fajar, "Setiap hari juga aku cantik mas." jawab Raya yang biasa saja, karena Raya memang tidak punya pikiran apa-apa.
Dengan perlahan Fajar mendekatkan wajah nya, begitu mau menyentuh bibir Raya, Raya memalingkan wajah nya hingga bibir Fajar pun hanya mengenai pipi mulus Raya.
"Sayang, please satu kali saja aku merasakan bibir kamu." ucap Fajar dengan tatapan sendu nya, sungguh dia sudah ngga tahan saat ini.
"Mas, kan aku sudah sering bilang kalau kamu mau semua yang ada pada tubuh aku, kita nikah du," belum selesai Raya mengucapkan kalimat nya, Fajar sudah mencium bibir nya dengan paksa.
"Plak." tanpa sadar Raya sudah menampar pipi Fajar yang sudah berani-berani nya mencium bibir nya yang selama ini dia jaga.
"Aku sudah bilang nantii mas kalau kita sudah sah menjadi suami istri." teriak Raya dengan penuh emosi, dia merasa sudah ternodai oleh Fajar.
Tanpa bicara Fajar pergi meninggalkan rumah kontrakan Raya sambil menyentuh pipi nya yang terkena tamparan dari Raya.
tapi kalau novel istri tidak percaya suami tetap juga suami yang salah karena tidak bisa menjaga kepercayaan istri (hilang tu asas kepercayaan antar pasangan yang dibanggakan wanita)