Dewi Eka Arshila, seorang gadis cantik yang sangat berperangai buruk.
Perangainya yang seperti ini terjadi karena ulah sang kekasih yang sudah mengkhianatinya. Ditambah pula ia yang baru kehilangan sosok ayah yang tega meninggalkan sang ibu dan juga dirinya. Suatu hari, Arshilla bertemu dengan Bima, pria tampan yang selalu memperhatikan dirinya. Berkat usaha gigih Bima dalam meraih cinta gadis pujaannya, Arshilla menerima lamaran Bima dengan setulus hati. Namun sesuatu terjadi yang membuat hati Arshilla terguncang. Kejadian apa yang membuat hati Arshilla seperti ini? Lalu bagaimana kelanjutan kehidupan Arshilla selanjutnya?
Terus ikuti The End Of Our Love.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanna Agustiani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18
Kini mereka berenam sedang menatap tajam Arshilla, seolah mereka sedang meminta penjelasan pada Arshilla
"Lo pada kenapa sih liatin gue?" tanya Arshilla
"Maksud lo apa tadi? Lo hamil? Beneran?" selidik Riyan
Arshilla menghela nafasnya "Nggak!" jawabnya
Mereka pun terkejut "Terus tadi itu apa sayang?" tanya Bima
"Jadi, aku tuh nemuin testpack punya art rumahku, Bim. Tadinya aku mau buang eh ternyata kebawa, kamu lupa tadi pagi kita buru-buru berangkat kuliah?" kilah Arshilla. Pasalnya ia kira tak ada yang mengetahui seberapa jauh mereka bersama. Hanya Riyan yang tau dan itu pun dia masih bungkam.
"Aku kira kamu hamil, Ice!" ucap Kirana
Namun Bima bingung bagaimana bisa testpack itu mempunyai dua garis, sedangkan apa yang Arshilla ucapkan tadi pagi hasilnya adalah negatif.
"Ya nggak lah, kita ngga sejauh itu. Ya kan sayang," Arshilla menatap Bima.
Bima tersenyum tipis lalu mengangguk "Tentu, aku masih bisa mengontrol diri sebelum menikah,"
"Pfft!" Riyan menutup mulutnya karena mereka menatap bingung ke arahnya, berbeda dengan Bima yang menatap Riyan dengan tajam
"Apa lo pada ngeliatin gue? Gue ketawa karena nih! Gue lagi liat video lucu!" ucapnya sambil memperhatikan ponselnya pada mereka.
"Oh ya sayang, dia mantan kamu yang pernah kamu pergoki itu ya?" tanya Bima
Arshilla mengangguk "Ya! Setelah aku memergoki dia dan wanita itu, beberapa bulan kemudian dia pindah ke Jerman,"
"Gue boleh nonjok dia nggak sih! Sebenernya gue punya dendam Kusumat sama dia!" ucap Riyan kesal
"Sono lo tonjok!" sahut Arshilla.
Ditengah obrolan itu Delon melintas dan duduk di sebelah kursi tepat bersebelahan dengan meja Arshilla.
"Bima, anak kita ngidam nih," rengek Arshilla
"Uh,, anak Papa ngidam apa sayang?" ucap Bima sambil mengusap lembut perut Arshilla
"Aku ngidam disuapin kamu,"
Bima terkekeh kecil lalu mulai menyuapi Arshilla "Enak?"
Arshilla mengangguk "Enak, aku suka. Baby kita juga pasti suka,"
Riyan menahan tawanya karena merasa geli dengan drama pasangan itu.
"Kalian udah lama menikah ya?" tanya Delon.
Bima menoleh lalu tersenyum "Ya, kita udah menikah 1 tahun yang lalu!"
Delon menganggukkan kepalanya "Artinya gue nggak bisa menggapai cintanya lagi. Gue terlambat, apalagi dia sedang hamil," gumamnya dalam hati.
Tiba-tiba Melati tersandung dan tak sengaja menumpahkan kuah bakso ke bahu dan dada Arshilla.
"Aww!" pekiknya.
Melati yang tersungkur pun dengan cepat bangun dan meminta maaf kepada Arshilla, karena ia tahu bagaimana sifat perangainya yang buruk
"Sorry Ice! Gue,, gue nggak sengaja! Tadi kaki gue tersandung.
"Lihat-lihat mangkanya!" bentak Arshilla.
"Sorry sorry," ucap Melati
"Bawa ke UKS aja, Bim!" usul Kirana
Bima mengangguk "Kita ke UKS ya sayang," ucap Bima dan diangguki oleh Arshilla
"Udah nggak apa-apa. Lain kali lo hati-hati!" ucapnya.
Melati mengerutkan keningnya, tak biasanya Arshilla menerima permintaan maaf namun ia bersyukur karena tak menjadi bahan maki an wanita Ice itu.
Bima mengambil kotak obat, namun ia bingung bagaimana cara mengobatinya, mengingat kuah bakso itu tumpah tepat di bahu dan dada Arshilla.
"Aku obatin sendiri!" ucap Arshilla.
Ia membalikkan badannya lalu membuka kancing drees depan dan mulai mengoleskan salep.
"Bim, perih banget," rengeknya.
Bima memutar tubuh Arshilla dan melihat dadanya memerah.
"Sini aku tiup, kamu tetap oleskan salepnya," Arshilla mengangguk, Bima meniup dada Arshilla dengan lembut
"Udah, Bim," ucap Arshilla.
Mata Bima masih terpaku pada buah kembar yang masih terbungkus berwarna merah menggoda itu.
"Sayang," Bima menenggelamkan wajahnya pada buah kembar itu
"Bim, nanti ada yang liat, ah!"
"Sebentar aja."
Arshilla memeluk kepala Bima, membiarkan pria itu melakukan keinginannya.
*********
Rosa kini sedang duduk berhadapan dengan seorang pria yang umurnya tak jauh berbeda darinya. Rosa terlihat dingin menatap pria itu,
"Aku mohon maafkan aku ya, kita mulai lagi dari awal!" pinta seorang pria
"Aku udah bahagia hidup berdua dengan Arshi, aku udah nggak butuh kamu dalam kehidupan kami. Semenjak kamu ketahuan, kami sudah menghapus namamu dalam kehidupan kami!" ucap Rosa
Pria menghembuskan nafasnya berat "Aku tau aku salah karena sudah menikah diam-diam apalagi aku sudah mempunyai seorang anak dengan wanita itu. Tapi ku mohon! Percayalah. Aku masih mencintaimu, Rosa!"
"Aku sudah muak dengan kata cintamu yang palsu! Sudah! Aku tak ingin bertemu dengan mu lagi!"
Rosa bangkit dari duduknya lalu pergi meninggalkan pria yang begitu merasa sedih.
Di dalam mobil Rosa menahan dirinya untuk tak menangis, nyata rasa sakit itu masih ada meskipun sudah bertahun-tahun yang lalu
Sementara itu
"Eh kelas kita kosong nih! Gimana kalau kita jalan-jalan aja!" usul David
"Boleh juga, coba tanya Bima. Dia mau apa nggak?" ucap Riyan
Adi menyenggol lengan Bima "Bim, kelas kita free nih! Jalan-jalan kemana gitu yok!"
"Oke aja,"
"Ice diajak dong!" ucap Adi. Karena dimana ada Ice disitu juga ada Kirana
"Gue chat dulu ya."
Bima mengeluarkan ponselnya untuk mengirim pesan kepada Arshilla
"Yang! Mereka bertiga ngajakin jalan, kamu mau ikut?" tanya Bima pada pesan singkatnya
Arshilla menoleh setelah membaca pesan tersebut
"Aku ngga ikut ah, kamu aja sama mereka," balas Arshilla
"Ya udah, kalau gitu aku juga nggak ikut,"
Arshilla mengerutkan keningnya "Kenapa?"
"Kalau nggak ada kamu nanti aku digodain cewek-cewek. Emang kamu mau calon suami kamu yang tampan ini digoda cewek lain?"
Bima mengangkat kepalanya lalu menampakan cengiran kudanya, karena di depannya ini ada sosok wanita dengan wajah yang garang
"Awas aja kamu berani tergoda wanita lain!" ucap Arshilla dengan mode ngambek.
Bima menarik tangan Arshilla hingga wanita itu duduk di pangkuan Bima.
"Aku nggak akan tergoda wanita lain, Yang," ucap Bima sambil menyelipkan anak rambut Arshilla.
"Ya udah aku ikut deh, sama Kirana juga ya!"
Adi bersorak gembira mendengar itu "Yess! Gue bisa deket-deket sama Kirana,"
Riyan mengacak-acak rambut Adi karena geli melihat tingkahnya
"Yang aku mau tanya deh. Bukannya saat di mobil kamu bilang tes itu negatif? Kok bisa jadi positif?" tanya Bima setengah berbisik
"Saat Delon masuk, aku tau dia pasti mau meminta ku kembali. Dan ditengah pelajaran tadi pagi aku ngasih garis tambahan pakai spidol merah jadi terlihat dua garis," jelasnya sambil tertawa kecil
"Ada-ada saja kamu," Bima memeluk tubuh Arshilla.
Kemesraan itu tak luput dari pandangan Delon. Ia masih merasakan sakit di hatinya melihat kemesraan itu.
"Kamu jangan terlalu berharap bisa merusak rumah tangga mereka. Aku tau kau masih mencintainya. Tapi kamu juga harus bersikap dewasa dalam hal ini. Segala sesuatu adakalanya melepaskan yang seharusnya kau lepaskan." ucap Kirana.
Delon menundukkan kepalanya setelah Kirana pergi, ia pun merenung sejenak.