kanaya seorang gadis yang baru saja akan merasakan bangku kuliah tiba tiba harus menikah dengan Bumi Mahesa Erlangga teman masa kecilnya yang sudah di anggap seperti kaka sendiri , hari dimana Bumi akan melakukan akad , tiba tiba Nesa menghilang . Pak Arif ayah kandung Bumi meminta Naya untuk menggantikan posisi mempelai perempuan. disinilah cobaan untuk Kanaya di mulai orang yang selama ini ia kagumi , dan selalu melindunginya tiba tiba menjadi orang yang dingin dan tidak berperasaan . luka hati akibat penghiantan Nesa membuat Bumi berubah menjadi orang yang sangat kejam bahkan kepada wanita lembut yang selalu berada di sampingnya. WARNINGGGG!!!!! siapkan tisu dan kanebo setiap membaca karena akan banyak mengandung bawang merah , bawang putih, dan bawang bombay... canda bawang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shadirazahran23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 20
Kanaya terduduk dengan lesu di kursinya, rasanya tidak semangat mengikuti mata kuliah kali ini, padahal bisanya ia sangat semangat bila mata kuliah akan berlangsung. Apa ini karena di tinggal pulang oleh Bumi? Entahlah Naya sendiri bingung.
Waktu sudah menunjukan pukul dua siang, Kanaya telah bersiap untuk pulang, kepalanya sangat pusing dan ingin segera tidur, namun langkahnya terhenti kala Dimaz salah satu dosennya memanggil.
"Ia Pak, ada yang bisa saya bantu?" ucap Naya sambil memegangi tas yang ia selempangkan di bahunya.
"Oh..tidak,kamu pulang sama siapa Nay?"
Naya sedikit mengernyitkan dahi, kenapa Dosennya menanyakan itu?
"Saya pulang sendiri Pak." jawab Kanaya.
"Saya antar pulang sekalian ada yang mau saya bahas sama kamu."
"Maaf Pak, jika ada suatu hal yang penting boleh disampaikan disini saja.Tempat kost saya tidak jauh dari sini, jadi Bapak tidak perlu mengantar saya."ucap Naya sedikit canggung.
"Oh... Kamu kost didekat sini. Saya kira jauh, soalnya tadi pagi saya lihat kamu diantar seorang pria dengan memakai mobil."
"Betul Pak."
"sebenarnya , ada yang ingin saya bicarakan hanya saja tidak enak ini masih di lingkungan kampus, jika ada waktu saya ajak kamu keluar boleh?"
'Ini Dosen maunya apa sih? Pake ngajak ketemu diluar segala.Memang gak bisa gitu ngobrol disini saja, kalau bukan yang ngajarin mata kuliahku udah ku tendang ni dosen.'
"Nay, jangan mengumpat saya bisaa dengar lo, saya ngajak ketemu di luar itu karena saya mau bahas sesuatu di luar mata kuliah atau kampus.Tapi ini tentang laki-aki yang bersama kamu tadi pagi."
"Kenapa dengannya Pak, memang Bapak kenal dengan laki-laki yang bersama saya?" tanya Naya sedikit terkejut.
"Saya memang mengenalnya namun tidak secara langsung, dia Bumi Mahesa Erlangga kan?"
Naya mengangguk.
"Saya tunggu jam tujuh malam ini Nay, jika kamu ingin tahu tentang pria itu."
Tanpa menunggu jawaban dari Kanaya, Dimaz langsung pergi meninggalkan Kanaya yang masih terpaku di tempatnya.
***
sesampainya di rumah, Kanaya langsung merebahkan dirinya di kasur. Tercium aroma Bumi yang masih menempel pada bantal dan Sprei, membuat wanita itu sangat merindukan Bumi. Kira-kira sedang apa suaminya itu.
Suara dering ponsel membuyarkan lamunan Kanaya. segera ia raih benda pipih berbentuk segi panjang itu, setelah menggeser tombol ON segera ia menempelkan pada daun telinganya.
"Halo...Assalammualaikum Mas."
("Waalaikumsalam sayang.Grecep banget angkat teleponnya , lagi kangen ya?') Ledek Bumi.
"GE-ER, siapa yang kangen gak ada tuh, Mas kali yang kangen." Jawab Naya, padahal didalam hatinya ia sangat merindukan lelaki itu.
(" Ia Mas memang kangen makanya Mas telepon kamu.Lagi apa sayang?")
'Lagi tiduran Mas baru pulang dari kampus."
('Udah makan belum?")
"Belum Mas, lagi nungguin GOFOOD, mungkin bentar lagi."
("Baiklah makan dulu habis itu kamu istirahat.Jangan keluyuran kemana-mana ya.")
"Baik Mas."
(Mas tutup teleponnya sekarang, jaga diri kamu baik-baik.)
"Assalamu'alaikum."Ucap Bumi mengakhiri panggilannya.
Di Kantor,
Bumi mentap layar ponselny yang terdapat foto akad nikahnya dengan Kanaya, yang awalnya foto itu tak ia pedulika sama sekali, mendadak hari ini menjadai moodboosternya.Bumi terus tersenyum jika mengingat bagaimana sang istri tersipu malu saat dirinya sedang mencumbu wanita itu.Terasa sangat kaku, Bumi sangat yakin jika Bumi adalah yang pertama untuknya.
BERSAMBUNG