Selamat datang di Novel pertamaku.
Ini Karya Originalku, bukan Plagiat.
Laras Mutiara, seorang janda cantik dari keturunan biasa namun memiliki hati yang luar biasa.
Arga Trilaksana Wibawa, terpaksa menikahi Laras, istri pilihan mamanya. Bukan bahagia yang didapat Laras dalam pernikahannya. Namun hinaan, cacian, penderitaan yang diberikan Arga. Arga selalu menghinanya sebagai janda kotor & menjijikkan bekas laki-laki lain.
Suatu hari Arga terluka & Laras mengurusnya dengan baik.
"Apa kamu melakukannya ikhlas, tanpa merasa terpaksa?,"
"Iya tuan, aku melakukannya ikhlas. Dan aku juga akan mengurus tuan semampuku, karena aku tidak tahu, sampai kapan aku bisa berada di rumah tuan. Mungkin satu hari aku akan pergi dari sini, sesuai keinginan tuan,"
Arga menjadi tercekat, mendengar ucapan Laras. Hatinya tiba-tiba terasa sakit dan takut.
Akankah cinta tumbuh di antara mereka?
Atau justru Laras memilih pergi setelah kehadiran kekasih Arga dan menjadi janda untuk kedua kali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rara RD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20 - MEMIKIRKAN TEH BUATAN LARAS
Arga telah sampai di perusahaannya, PT. Satya Wibawa Group.
Perusahaan Texstil, yang bergerak dalam bidang pemintalan, tenun, percetakan, finishing kain dan pembuatan pakaian.
Bisnisnya ini, tidak hanya sukses di Indonesia tetapi juga sudah menyebar ke Asia Tenggara.
Langkah kaki sang CEO memasuki gedung, semua karyawan yang berpapasan dengan pria tampan itu segera mengucapkan salam Selamat pagi.
Arga langsung memasuki ruangan besar dan mewah, seperti kebanyakan ruangan CEO pada umumnya.
Tak lama pintu diketuk, tampak Rico memasuki ruangan.
Arga yang tengah fokus menatap laptop, memeriksa laporan keuangan, sejenak melirik ke arah pintu dan melanjutkan pekerjaannya.
"Bagaimana malam pertamanya, baik-baik saja kan?," Rico membuka pembicaraan.
"Pergi ke kantor pagi-pagi, harusnya kerja! Periksa semua laba bulan ini dan 2 bulan terakhir, terus perusahaan mana saja minggu ini yang sudah masuk daftar untuk pengeksporan barang, bukan malah menggosip tidak jelas! Sudah seperti Ibu-ibu gosip saja kau!," sentil Arga.
"Kau yang aneh Ga, baru kemarin menikah tapi mengapa hari ini sudah bekerja? Harusnya kalian itu honeymoon, menikmati bulan madu berdua. Saling mengenal satu sama lain. Saling mendekatkan diri, bukannya sibuk kerja. Sudah seperti Ibu-ibu tukang sayur! Setiap hari harus berkeliling menjual sayuran," sergah Rico pula tak mau kalah.
"Ahh, kau terlalu banyak bicara dan mengatur! Kau saja sampai sekarang tidak ada kekasih! Tidak laku-laku. Tidak ada gadis yang mau dengan laki-laki cerewet sepertimu. Memangnya tidak malu dengan umur, sudah tua! Jangankan istri, kekasih pun tidak ada!," ejek Arga mencibirkan bibir.
"Kalau aku, mending tidak punya kekasih daripada punya kekasih tidak direstui mama, haha, haha, hahaa..," Rico tertawa lepas membuat Arga spontan melempar pulpen ke muka Rico. Tetapi dengan sigap Rico menangkapnya.
"Tapi benar Ga, istrimu itu cantik dan terlihat sangat baik. Tidak salah tante Mayang memilihkan dia menjadi istrimu. Aku yakin kau tidak akan menyesal menikahi istri sebaik dia," jelas Rico serius, seakan-akan menasehati.
Arga menggelengkan kepala sembari tersenyum mengejek mengamati Rico.
"Kau dan mama sama saja! Buta mata, buta hati karena janda itu. Jadi mata dan hati kalian itu tidak bisa melihat, mana wanita baik, mana wanita yang hanya mau menumpang hidup!," tukas Arga mendelik.
"Jangan naif lah! Sebagian besar wanita itu memang menumpang hidup pada suami. Apa gunanya mereka menikah kalau mereka tetap harus banting tulang?," timpal Rico menyudutkan Arga.
Dalam hati, Arga membenarkan kata-kata Rico. Tetapi dia tidak mengatakannya.
"Malas membahas masalah janda pilihan mama. Mending suruh Siska ambilkan aku teh hangat," pinta Arga.
Tanpa menjawab, Rico segera menuju pintu dan memanggil Siska untuk membawakan satu cangkir teh hangat.
Dan tak berapa lama, Siska telah mengantarkan teh hangat pesanan Boss nya.
"Mengapa tadi kau tidak sekalian minta buatkan teh atau kopi?," tanya Arga menyeruput teh buatan Siska.
"Tadi sudah minum di rumah," Jawab Rico singkat.
Saat air teh itu menyentuh lidahnya, tiba-tiba pria arogan itu teringat bayangan wajah Laras.
Teh buatan Siska terasa tidak nikmat. Sedikit hambar, takaran gulanya pun kurang. Berbeda dengan teh buatan Laras. Takaran gulanya pas. Manisnya terasa nikmat saat disentuh lidahnya. Baginya teh buatan Laras sangat enak dan nikmat.
"Tapi sekarang enak ya, mulai hari ini, sudah ada yang membuatkan sarapan dan teh untukmu. Bagaimana teh buatan istrimu? Pasti nikmat kan?," tiba-tiba saja Rico bertanya yang cukup membuat Arga tersentak.
Air teh menyembur dari mulut Arga. Hampir saja mengenai Rico yang sedang duduk di depannya.
"Ada apa denganmu! Hah?!," umpat Rico berjalan menjauh.
"Sorry, sorry tidak sengaja," Arga sedikit terkekeh.
Sebenarnya, Arga sangat terkejut mendengar pertanyaan Rico. Dan merasa heran, Rico seperti bisa membaca fikirannya, jika tadi tanpa sengaja Arga sedang memikirkan teh buatan Laras.
...*******...
yg aq suka dr cerita ini banyak pelajaran yg bisa qta ambil, terutama keikhlasan dn kesabaran..selain itu cerita nya kaya d dunia nyata g kentara kehaluan nya..
aq jg suka dgn karakter ceo nya, d mana dia tdk d gambarkan seseorang yg benar2 berkuasa, yg klo ad masalah hrs menurunkan bodyguard2 nya at membeli hukum..d sini sangat wajar bgt soal masalah dn cara menyelesaikan masalah itu sendiri..Ka author nya benar2 genius bikin cerita nya ❤️🥰😍🤌
makasih bwt Ka Rara yg udh memberikan karya yg sangat bagus buangeeet,,
5 bintang rasa nya kurang bwt karya sebagus ini ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️