Leona Sarasmitha tiba-tiba terbangun di dunia asing dan merasuki tubuh seorang bangsawan yang tak memiliki sihir?
Leona Arathena Castallio, di kenal sebagai sampah karena tidak memiliki sihir dan diabaikan keluarganya.
Bagaimana kehidupan nya setelah di dunia aneh ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Matatabi no Neko-chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
"Nona menyuruh kita membuatnya seperti terlibat kecelakaan, kan?" Tanya seorang pria sambil menyeret sebuah tubuh yang tak sadarkan diri ke tepi jurang.
"Ya. Usahakan agar tidak ada yang mencurigainya. Dia sudah menolong kita dengan menyingkirkan orang ini." Sahut temannya sambil menghancurkan kereta kuda.
"Setiap bulan orang ini selalu membawa anak muda dari desa kita dengan iming-iming pekerjaan, ternyata mereka dijual." Kesal yang lainnya.
"Desa kita ini sudah di buang oleh raja dan kaisar karena kondisinya. Beruntung Baron Calisius mau bertahan memimpin desa ini."
"Sayangnya dia dibunuh oleh bajingan ini."
"Sudahlah. Bagaimana jika mereka sudah sadar dan mendengar pembicaraan kita?" Salah satu diantaranya memperingati sambil membuang tubuh Michael ke jurang.
"Biarkan saja. Sudah untung ada yang mau menggantikan posisi Baron di desa terbuang ini. Meskipun nona itu merupakan putri Duke yang dirumorkan kejam atau apalah, tapi keadaan kita sudah membaik berkatnya."
"Aku setuju. Tapi kenapa permaisuri mempersulit desa kita? Padahal mereka sudah menghapus desa ini dari peta kerajaan maupun kekaisaran."
"Itu urusan yang di atas. Sebaiknya kita segera pergi." Ucap yang lainnya.
Setelah memastikan tidak ada jejak yang mencurigakan, mereka segera pergi meninggalkan tempat itu, dengan meninggalkan beberapa orang yang tergeletak tak sadarkan diri dengan kepala berdarah. Kondisi di sekitarnya sangat kacau dengan bekas pertarungan di sekitar sana.
Orang-orang itu tidak meninggal. Mereka hanya pingsan dengan luka di kepalanya. Paling tidak mereka akan sadar nanti malam atau besok pagi, kecuali Michael yang terluka parah. Tubuh pria itu di buang ke jurang. Sudah dipastikan pria itu tewas di sana.
Setelah mereka menghilang, salah satu diantaranya mulai menggerakkan jari tangannya pelan. Dia mendengar semua percakapan mereka dan membuka matanya perlahan.
Pria itu memutuskan pergi dari sana dengan tertatih-tatih menjauhi tempat itu. Majikannya yang kejam telah mati dan dia tidak memiliki tempat tinggal. Segera pria itu pergi menuju arah desa itu untuk bersembunyi.
💠💠💠💠
Leona telah selesai mengobati para pelayan yang terluka lalu menatap tajam mereka. Meskipun mereka adalah pelayan, mereka adalah orang-orangnya sekarang.
Michael adalah sepupu jauh dari keluarga permaisuri yang merupakan pemilik serikat dagang yang terkenal kejam. Dia tak segan-segan memeras bangsawan miskin untuk bertransaksi dengan harga yang sangat mahal dan menculik beberapa pemuda pemudi desa untuk di jual. Bahkan berkat dia, klan Tigries dan bangsa siluman telah hilang di kerajaan Seanthuria.
"Kenapa kalian tidak melawan?" Tanya Leona sambil menatap mereka satu persatu.
"Kami tidak berani, Nona. Mengingat dia adalah kerabat permaisuri sementara kami hanyalah pelayan." Sahut Arelle mewakili yang lain sambil menunduk ketakutan.
Leona menghela nafas lelah. Jika begini maka mereka akan semakin ditindas oleh orang lain nantinya.
"Baiklah. Sepertinya kalian semua perlu latihan khusus agar kejadian ini tidak terulang lagi." Ucap Leona tegas.
Para pelayan hanya diam menunduk. Mereka tidak berani membantah.
"Mulai besok aku akan melatih kalian selama dua bulan. Persiapkan diri kalian."
"Baik Nona."
Leona segera pergi meninggalkan mereka dan menemui pemuda tadi. Dengan bar-bar Leona menendang pintu ruang kerja Jim hingga mengagetkan kedua orang yang berada di sana.
"Maaf menunggu lama." Ucap Leona sambil nyengir tanpa dosa.
"Nona Leona, sudah berkali-kali saya mengingatkan Anda untuk bersikap sopan. Sekali saja, tolong." Pinta Jim sambil mengusap wajahnya kesal.
"Ayolah, Paman. Itu terlalu merepotkan. Tolong." Balas Leona sengit. Jim mengalah. Berdebat dengan Leona akan menguras emosi dan kewarasannya.
Leona menatap pemuda itu dengan tajam. Pemuda itu hanya bisa berkeringat dingin dengan tatapan yang terlihat seperti predator yang mengincar mangsanya.
"Jadi, kau adalah asisten bedebah itu?" Tanya Leona to the point.
"Benar, Nona. Saya adalah asistennya yang bertugas menawarkan dagangannya. Meskipun tidak di bayar, saya bisa bertahan hidup dengan mencuri sedikit uang penjualannya." Ucapnya jujur.
"Hal itu tidak dibenarkan dalam segi apapun." Tegas Leona.
"Saya terpaksa melakukannya. Saya sudah bekerja keras namun tidak pernah mendapatkan upah. Saya perlu uang untuk bertahan hidup. Setiap hari dia selalu menyiksa saya dan memaksa saya bekerja." Sahutnya tegas dengan nada kebencian. Leona tersenyum. Sepertinya dia adalah orang yang cocok untuk menjadi rekan bisnisnya.
"Kau mau bekerja sama denganku? Aku memerlukanmu untuk bisnisku. Kau hanya mendapatkan tiga puluh lima persen saja, mengingat bahan baku dan pembuatan nya ada padaku." Ucap Leona serius.
Pemuda itu tampak berfikir sebentar lalu mengajukan pertanyaan pada Leona. "Apakah saya akan di bayar jika mau bekerjasama?"
"Tentu saja. Tiga puluh lima persen uang itu milikmu." Ucap Leona. Tiga puluh lima persen uang dari hasil perdagangan merupakan keuntungan yang fantastis.
"Baiklah. Saya setuju. Saya harap Anda memegang janji."
"Tentu saja. Ini surat kerjasama nya." Leona menyodorkan surat kerja sama itu kepada pemuda itu yang diterimanya dengan raut wajah tegang. Pemuda itu membacanya dengan seksama dan menatap Leona dengan serius.
"Baiklah, Nona. Saya setuju."
"Kalau begitu terimakasih. Omong-omong kita mungkin tidak bisa bertemu langsung karena sebentar lagi aku akan masuk akademi. Kau bisa bertemu dengan Jim, Pamanku. Karena dia yang menggantikan ku dalam bisnis ini." Ucap Leona.
"Tidak masalah. Ngomong-ngomong saya Saga Xianxin." Ucap pemuda itu memperkenalkan diri. Dia memiliki wajah tampan blasteran Cina-Eropa, rahang tegas dengan mata sipit bewarna ungu dan memiliki rambut hitam legam.
"Saya Leona Arathena Castallio dan dia Jimmy Kirito Calisius."
💠💠💠💠
Leona akhirnya melatih pelayan di kediaman Calisius. Mereka dilatih fisiknya dengan keras. Dalam dua bulan mereka telah mahir bela diri dan bisa menggunakan berbagai senjata.
Leona juga melatih ilmu medis pada mereka dan memperkenalkan racun serta penawarnya, untuk berjaga-jaga jika sewaktu-waktu hal yang tak terduga terjadi di kediaman Calisius.
Leona juga memberikan sebuah buku pada masing-masing pelayan dengan judul 'Paduan Membuat Mental Lawan Down' yang membuat para pelayan mengerutkan kening.
"Mungkin kalian membutuhkannya suatu saat nanti. Pelajari itu, mungkin saja kalian ingin mengalahkan lawan sekali serangan." Ucap Leona santai dan berlalu dari sana.
Pembangunan desa telah selesai delapan puluh persen. Sebagian besar rumah tinggal penduduk telah selesai di bangun. Leona juga membuat aula desa, perpustakaan, menara jam, rumah sakit, sekolah serta beberapa tempat kerja. Dia ingin desa ini menjadi lebih maju dalam hal apapun.
Leona juga melatih penduduk desa yang masih produktif bersama beberapa pelayan dan siluman. Mereka diajari berbagai hal mulai bela diri, senjata serta obat-obatan modern dan kuno, dan sedikit racun.
Leona diam-diam membantu membangun beberapa rumah dengan elemen kayu miliknya sehingga beberapa rumah selesai di bangun dalam waktu singkat.
Desa yang awalnya kumuh kini terlihat tertata rapi. Rumah-rumah bobrok kini tidak terlihat lagi digantikan dengan rumah kayu yang terlihat kokoh dan indah. Tidak lupa dengan pagar kayu dan sebuah pohon besar di depan rumah warga yang membuatnya terlihat seperti terowongan yang indah.
Desa ini akhirnya memiliki sebuah menara jam, rumah sakit bergaya modern, perpustakaan, sekolah dan lapangan pekerjaan. Meskipun baru rampung sembilan puluh persen, penduduk desa merasa sangat senang dan merayakannya dengan membuat sebuah festival di awal musim dingin.
Jim menatap Leona bangga. Meskipun gadis itu hanyalah keponakan dari sepupu jauhnya, Leona telah membuat perubahan besar pada desa peninggalan baron Calisius.
"Kau telah berhasil membuat desa ini menjadi lebih baik, Leona." Ucap Jim dengan nada bangga sambil menepuk kepala Leona hangat.
"Itu karena mereka mau berubah, Paman. Jika mereka tidak mau berubah, maka tidak akan ada kemajuan disini." Balas Leona sambil menyesap lemonade hangat.
Mereka duduk di depan perapian sambil membaca buku dan menikmati cemilan bersama. Leona menyukai desa ini. Tempat yang tenang dengan pemandangan indah serta banyak harta yang tersembunyi membuatnya tersenyum puas. Desa yang kaya raya namun di buang oleh raja, jadi Leona memanfaatkan semaksimal mungkin sebelum orang-orang merebutnya.
Leona tersenyum miring. Raja ternyata sangat bodoh dari perkiraannya. Dari segi manapun desa ini berdekatan tiga kerajaan lainnya yang merupakan jalur strategis. Sayangnya mereka begitu bodoh dan lebih mengutamakan posisi tahta daripada membangun negerinya.
Duke Castallio pun pastinya tidak mengetahui hal ini karena sibuk menjadi anjing kerajaan. Dia hanya fokus melatih prajuritnya serta memberantas monster dan melupakan desa ini.
Meskipun sebagian besar penduduknya adalah Nolid serta orang buangan, jika diasah mereka bisa menjadi orang berbahaya. Entah apa yang dipikirkan kaisar dan raja hingga menghapus desa indah seperti surga ini, yang pasti Leona akan membuat mereka ketar ketir.