Hanya eklusif di noveltoon, jika ada di tempat lain, berarti plagiat, laporkan!!
Namanya Lora. Lora adalah seorang wanita tangguh dan dan jago beladiri, dingin tak tak kenal takut. Nasib buruk menimpanya, ia mati akibat kecelakaan karena menolong seorang adik kecil yang melintas di jalan ramai. Dan akhirnya Lora masuk ke tubuh seorang gadis cupu, bernama Senja. Sebenarnya gadis itu tidak jelek, tapi dia tidak pernah berdandan. Itulah penyebab Senja di bully.
Sedangkan Senja mati akibat jatuh dari lantai 13 karena teman-temannya menyuruh ia membetulkan banner ya terkoyak. Dan akhirnya Lora Time travel ke tubuhnya Senja.
Tak di sangka kehidupan baru Lora, ia bertemu CEO yang sangat menyukainya, ia mencoba lari namun sang CEO terus mengejarnya dan membuatnya jatuh cinta
Bagaimana kelanjutannya ayo baca jangan lupa tinggalkan jejak ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 20
"Dewi pembunuh, Dewi pembunuh, Dewi pembunuh, Dewi pembunuh," sorak para penonton.
"Master aku tau kaulah yang terbaik," Teriak Momo.
"Ehem... tes... tes... yang bernama Senja harap datang keruangan Buk Rika sekarang, sekali lagi yang bernama Senja harap keruangan Buk Rika, sekarang," terdengar dari pengeras suara kampus.
"Untuk apa dia memanggilku, aku saja belum melihat ayam panggang dari Momo," omel Senja dan langsung menuju keruangan buk Rika.
Senja masuk ruangan dan melihat seorang laki-laki yang bernama Guntur dan 2 krang pemgawal di samping kiri dan kanannya.
"Silakan duduk," kata Guntur mempersilakan. Senja duduk di sofa berhadapan langsung dengan Guntur.
"Bolehkah saya menanyakan 1 hal?" Tanya Guntur penih misteri.
"Bolehkah aku minum dulu?" Tanya Senja balik.
"Oh, baiklah silakan," angguk Guntur. Senja meminum minuman di atas meja dan langsung habis.
"Sudah selesai?" Tanya Guntur kembali.
"Ya," jawab Senha singkat.
"Ini kalung kamu dapat dari mana?" Tanya Guntur memperlihatkan kalungnya.
"Kembalikan kalungku," bentak Senja yang ingin meraih kalung tersebut namun Guntur segera menariknya kembali.
"Jawab dulu dengan benar, maka aku akan mengembalikannya," kata Gunyur serius.
Senja menarik nafas kemudian berkata. "Ini adalah pemberian dari pria paruh baya yang kutolong," ujar Senja datar.
"Jangan bohong," bentak Guntur.
"Aku tidak bohong," balas Senja meninju meja hingga retak dan meninggalkan noda darah di meja.
"Bahkan dia lebih keras dariku," batin Guntur.
"Baiklah kali ini aku percaya, tapi kalung ini aku yang pegang," kata Guntur.
"Ini adalah milikku, untuk apa kau mengambilnya," teriak Senja.
Guntur memajukan tubuhnya kearah Senja.
"Kau mengatakan ini milikmu karena pemberian dari orang itu, apakah kamu tau dari mana dia mendapatkannya?" Pertanyaan Guntur membuat Senja kembali berfikir, bisa saja pria yang dia tolong waktu itu, ia mencurinya atau menemukannya.
"Aku tidak peduli dari mana dia mendapatkannya, dia telah memberikan padaku, berarti menjadi milikku," jawab Senja tak mau kalah.
"Apa kamu tau ini punya siapa?" Tanya Guntur lagi.
"Aku tidak peduli itu punya siapa, barang yang sudah di tanganku adalah milikku," sangah Senja.
"Ini adalah milikku, yang sudah lama aku cari" jawab Guntur membuat Senja terdiam sesaat.
"Apa tandanya jika itu milikmu?" Tanya Senja ingin membuktikannya.
"Kamu lihat, didalam liontin ada huruf GT, itu adalah namaku dan juga nama perusahaanku, dan aku sudah berjanji, siapa yang menemukan kalung ini, jika dia laki-laki aku akan menjadi saudaraku, jika dia perempuan aku akan menikahinya," jelas Guntur.
"Perjanjian macam apa itu? Aku tidak menerimanya," tolak Senja.
"Namun aku akan melakukan segala cara agar kamu bisa menerimanya," ujar Guntur bersender di sofanya.
"Aku tidak tertarik atas perjanjianmu itu dan kau bisa mencari orang lain untuk kau nikahi," tolak Senja lagi.
"Kamu wanita yang keras, aku sangat menyukainya," kata Guntur tersenyum.
"Tapi aku tidak menyukaimu," tukas Senja.
"Aku akan membuatmu jatuh cinta padaku," tantang Guntur
"Aku sudah katakan, aku tidak menyukaimu!" ujar Senja menatap tajam pria tampan di hadapannya dan ia membalikkan badannya dan pergi.
Guntur segera memegang tangan Senja. "Tunggu sebentar," ujarnya.
Senja membalikkan badannya dan menatap Guntur tajam.
"Mau apa lagi? Dan lepaskan tanganku!" perintahnya.
"Aku hanya ingin mengobati luka di tanganmu," jawabnya tersenyum.
Bersambung
Jangan lupa like vote komen dan hadiah
Terima kasih