Airis sangat terkejut saat di utus oleh kakak sepupunya untuk pelatihan software di salah satu perusahan ternama di Jepang bersama sang mantan Kelvin. Ia yang sudah setahun lebih move on tiba - tiba harus di pertemukan kembali dalam posisi yang begitu rumit. Karena ternyata Faris sang asisten kakak sepupunya juga menaruh hati kepadanya.
perusahaan itu bahkan memberikan tempat tinggal satu atap yang membuat Airis maupun Kelvin galau Gegana. Di sisi lain, Kelvin yang jelas masih belum bisa move on mencoba memberi perhatian, tapi setiap hari hanya di ketusi dan di cueki oleh Airis, dan Fakta mengejutkan kalau Faris menyukai Airis akhirnya di ketahui oleh Kelvin saat tak sengaja melihat keduanya jalan begitu mesra layaknya pasangan kekasih saat Faris mengunjungi Airis atas perintah Bos Rangga.
Siapa yang nantinya akan bersatu dengan Airis? Kelvin sang mantan? atau Faris lelaki yang baru ia kenal tapi sangat perhatian?
jangan lupa baca ya, beri like dan komennya juga. terima
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Maghfiroh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 20
Airis tersadar ke - esokan harinya dengan posisi Faris tidur memeluk tubuhnya dari belakang.
"Elo, ngapain tidur sama gua?" kata Airis sembari memukul tangan Faris.
"Aku cuman numpang tidur, pintunya juga aku buka. Kelvin saksinya kalau aku gak ngapa - ngapain kamu!" kata Faris lalu bangkit dari tempat tidur Airis.
Faris kali ini memang nekat. Ia sengaja tidur memeluk Airis dari belakang agar gadis itu tak kabur saat dasar dari pingsannya semalam. Ia memang tak ada niatan untuk menodai gadis itu sebelum waktunya.
Bersamaan dengan hal itu, Mama Airis menelpon Faris yang sudah di restui untuk menjadi menantunya.
[Hallo, Mama.] Ujar Mama Airis dengan wajah sumringah. Ia belum kenal dengan Faris tapi melihat kegigihannya memperjuangkan Airis membuat wanita yang tak lagi muda memberi restu untuk menikahi anak gadisnya.
[Hallo juga, kamu sedang apa? gimana sukses semalam?] tanya Mama Airis dengan wajah bersemu. Mama Airis sudah membayangkan romantisnya Faris dan Airis candle light dinner berdua di dekat menara tokyo.
Airis yang paham dengan suara Mamanya tentu saja langsung menoleh, dan ternyata dugaannya seratus persen benar. Faris sedang bertelponan dengan Mamanya.
"Eh, elo ngapain telponan sama mama gua?x tanya Airis memancing huru - hara.
"Orang mama kamu yang nelpon, kenapa sih cemburu?" tanya Faris mulai dingin dan datar. Sebenarnya ia hanya pura - pura sok cool agar Airis lebih menghargai dirinya.
"Ck! cemburu lo bilang jangan halu deh Lo." sanggah Airis dengan suara ketus.
panggilan suara itu masih terhubung, tentu saja Mama Airis dapat mendengarkan perdebatan keduanya.
Mama Airis yang kadung penasaran akhirnya langsung mengalihkan panggilan suara itu menjadi panggilan video. Awalnya ingin Faris tolak, tapi Faris takut di anggap tidak sopan. Akhirnya dengan sangat terpaksa, ia mengalihkan panggilan suara itu menjadi panggilan video.
[Astaghafirullahal'adzim, kalian tidur satu kamar?] tanya Mama Airis mulai naik darah, dan mode singa lapar.
Baik Airis maupun Faris tak ada yang berani menjawab. Tapi tanpa harus menjawab pun Mama Airis tentu saja tahu jika keduanya telah tidur di ranjang yang sama.
[Mama gak nyangka ya, kalau kalian berani tidur satu ranjang sebelum waktunya. Pokoknya Mama gak mau tau ya double Ris kalian harus nikah setelah pulang dari Jepang.] titah Mama Airis dengan nada penuh amarah.
[Tapi kita gak ngapa - ngapain mah, semalam Airis pingsan. Badannya juga menggigil. Faris gak teka makanya temenin dia di ranjang, malah ketiduran.] elak Faris mencoba membela dirinya, dan juga menjaga kehormatan Airis di depan Mamanya.
[Banyak alasan, ya kalian. Pokoknya saya gak mau tahu. Kamu harus segera nikahi Airis!] pungkas Mama Airis lalu langsung mematikan sambungan video call-nya.
Faris tentu saja bingung, walaupun sejujurnya ia sangat senang jika Airis bisa segera menjadi miliknya. Tapi bukan dengan cara ke gap tidur berduaan sekamar juga kali.
"Puas Lo Ris, udah bikin hidup dan perasaan gua makin berantakan. Kan gua udah bilang buat enggak menerima elo semalam kenapa elo malah datang kesini dan membuat semuanya makin merugikan buat gua." katanya sembari menangis. Bingung harus bagaimana. Jikalau ia menolak Faris ia juga tak mungkin bersama Kelvin, papanya pasti tidak akan setuju jika berbesanan dengan seorang narapida. Hancur sudah cerita cinta dan perasannya.
Airis duduk sembari memeluk lututnya di samping kasur, merutuki segala takdir yang menyapa. Kenapa Tuhan tidak berbaik hati untuk melancarkan kisah cinta di antara dirinya dan Kelvin? kenapa malah Faris yang datang melamar dirinya dan pontang panting berjuang sendiri?
"Ris, jangan nangis lagi? gak capek apa nangis dari semalam? aku janji bakalan bahagiain kamu dan menerima segala kekuranganmu." kata Faris mencoba menenangkan ikut duduk di samping ranjang, sembari memeluk Airis dari samping walaupun terus mendapat penolakan.
"Bohong, pasti habis ini elo bakalan berprasangka buruk lagi sama gua. Lo pernah mikir gak sih Ris, gimana perasaan gua kalau elo tuduh macam - macam. Gua emang anak nakal dan gua juga bar - bar. tapi asal elo tahu gua selama ini selalu menjaga diri, dan cuman elo lelaki yang tidak sopan tidur seranjang sama gua, dan nyuri ciuman dari bibir gua." balas Airis dengan terbata - bata. Ingat kejadian semalam benar - benar membuat Airis murka.
"Iya aku minta maaf. Janji akan percaya sama kamu." Balas Faris terus mengalahkan segala ego. Mungkin ia harus berjuang sendirian terlebih dahulu untuk menata kembali buduk rumah tangganya nanti dengan Airis.
Tak ada jawaban yang keluar dari mulut Airis, Ia terlampau kecewa dengan hidupnya sendiri. Gadis yang baru berusia 21 tahun itu akhirnya memilih untuk masuk ke dalam kamar mandi, memilih beraktivitas disana. Semantara Faris kini keluar dari kamar Airis dan duduk dengan tatapan kosong di ruang tamu.
kenapa saat aku serius dengan seorang gadis, tapi kenapa malah gadis itu sama sekali tak tulus. Batin Faris nelangsa sendiri.
Kelvin yang sudah rapi untuk bertemu dengan Adinda pagi itu di buat terkejut dengan wajah Faris yang kusut seperti baju yang sudah lama tidak di setrika.
"Kenapa elo kusut, berantem lagi?" tanya Kelvin to the point.
"Iya, mau kemana elo rapi amat. Weekend pula, mencurigakan banget elo?" tanya balik Faris.
Kelvin tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya, dia tersenyum ke arah Faris.
"Gua lagi pdkt sama cewek, udah janjian mau breakfast bareng sebelum dia berangkat koas" jawab Kelvin jujur.
"Cewek yang elo bilang kemarin?" tanya Faris menyelidik.
"Iya. gua berangkat dulu. Dia ternyata satu apartemen juga sama gua." Ucap Kelvin dengan mata berbinar. Ia sudah siap untuk move on dan mengakhiri dilema cinta segitiga antara dirinya, Airis dan Faris.
"Sip, sukses ya ngedate nya." balas Faris lalu membiarkan Kelvin pergi dari apartemen itu.
Airis yang sedari tadi sudah berada di kamarnya tentu saja mendengar obrolan Kelvin dengan Faris. Ia tak menyangka Kelvin benar - benar membuka hati untuk wanita lain dan memilih untuk mengubur namanya yang sudah lama bertahta di hatinya.
Airis hanya bisa membuang nafasnya panjang dan berandai - andai. "Andai saja dulu gua mau menerima penjelasan Kelvin dan kita gak putus pasti kita masih bersama. Ah Tuhan apakah Kelvin benar - benar bukan jodohku?" batin Airis dengan luka yang begitu terasa.
"Kenapa penyesalan selalu datang di akhir, kenapa? kenapa?" Gerutu Airis lagi.
Faris yang merasa jenuh sendirian, akhirnya mencoba memberanikan diri untuk mengetuk pintu kamar Airis, semua belum terlambat. Faris masih bisa mencoba untuk membuat Airis jatuh cinta pada dirinya. Walaupun ia yakin Airis akan sudah di taklukan.
"Sayang buka pintunya dong, jangan marah terus please.!" ujar Faris dengan suara lembut.
Airis yang dalam mode malas tentu saja urung membukakan untuk Faris, ia memilih untuk diam dan mengunci pintu agar Faris tak bisa masuk kembali ke kamarnya.
lebih gregett