"Aku tidak suka perempuan pembangkang "
"Kalau kau tidak suka perempuan pembangkang seperti ku maka lepaskan aku sialan, aku pun tidak mau ada di sini aku tidak mau bersama kalian apalagi aku tidak mau menjadi istri kedua ataupun pembuat anak untuk kalian berdua, lepaskan aku, aku pun tak sudi tinggal di sini"
"Bermimpilah karena semua itu tidak akan pernah terjadi kau sudah aku beli maka seluruh hidupmu ada di tanganku kau mati ataupun hidup ada di tanganku, jika aku belum mengizinkanmu untuk mati maka kau tidak akan pernah mati"
"Persetanan denganmu"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ririn dewi88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 Pertengkaran lagi
Ziva yang baru sampai dirumahnya langsung disambut oleh ibu tercintanya "Ziva kau kemari dengan siapa mana suamimu"
"Tidak aku tidak datang bersama suamiku Bu "
"Kenapa biasannya kau datang bersama suamimu mana dia sekarang, tak biasanya Adi tak mengantarmu kemari biasanya kalau kau akan menginap di sini Adi selalu mengantarmu ke mana dia sebenarnya, apakah kau sedang ada masalah dengan Adi "
"Tidak Bu aku sama sekali tidak ada masalah dengan Adi, dia sedang ada kerjaan di luar kota dan aku tidak mau ikut bersamanya jadi aku mending bersama ibu saja daripada ikut dengan Adi, jarang kan kita bisa sama sama seperti ini "
"Baiklah nak ayo kita masuk kedalam rumah "
Ziva dibawa masuk kedalam rumah oleh ibunya dan mereka segera duduk santai diruang tamu sambil meminum tehnya.
"Ada yang ingin Ziva tanyakan pada ibu "
"Apa itu nak , apa yang ingin kau tanyakan"
"Baiklah aku ingin bertanya pada ibu apakah di keluarga kita ada yang mandul atau ada keturunan"
Ibunya Ziva mengerutkan keningnya "tidak sama sekali keluarga kita tidak ada keturunan mandul atau tidak pernah ada yang mandul, memangnya kenapa tiba-tiba kau bertanya seperti itu"
"Tidak aku hanya ingin bertanya saja apakah keluarga kita ada yang mandul, karena aku penasaran saja kenapa aku sudah lama belum punya anak bahkan sudah 7 tahun aku belum bisa mengandung"
"Tidak ada keturunan dari keluarga kita yang mandul jadi kamu tidak usah takut kalau kamu akan mandul mungkin saja kamu belum diberi keturunan oleh Tuhan atau mungkin yang bermasalah adalah Adi sendiri"
Ziva hanya bisa diam, tak ada yang mandul di keluarganya lalu kenapa dirinya bisa mandul, kenapa dirinya berbeda kenapa ya Tuhan.
"Ziva apakah kau baik aku saja "
"Ya aku baik baik saja Bu, aku sangat baik "
"Lalu kenapa kau diam saja, ada sesuatu yang mengganjal dalam hatimu, atau ada yang sembunyikan dari ibu "
"Emm tidak sama sekali Bu, aku sama sekali tak menyembunyikan apa apa dari ibu, sejak kapan aku menyembunyikan sesuatu dari ibu "
"Lalu hubunganmu dengan ayah mertuamu apakah baik baik saja "
"Tentu Bu sangat baik "
"Syukurlah "
Diam tak ada pembicaraan lagi, dan Ziva pun tak mau berbicara lagi takutnya malah keceplosan lagi, "Ziva apakah kau habis menangis "
Ziva langsung menatap ibunya dan menggelengkan kepalanya "tidak aku sama sekali tak habis menangis bu, mungkin aku kurang tidur saja "
"Hemm selalu saja begitu kau ini "
Ziva hanya tersenyum dan meminum tehnya dan kembali melamun bagaimana sekarang suaminya, bagaimana keadaannya apakah sedang bersenang senang dengan istri barunya atau sedang apa ya.
Tiba tiba saja dirinya kepikiran suaminya, kenapa seperti itu ya, rasanya makin tak rela melepaskan suaminya itu dirinya ingin ikut bersama suaminya namun suaminya tak mengizinkannya takutnya dirinya menganggu mungkin ya, ya pasti seperti itu, pasti suaminya takut dirinya menghalangi bulan madu mereka yang menyenangkan dan penuh gairah itu.
Bella pasti akan mau bersama suaminya, secara suaminya tampan dan mempesona siapa sih yang tak mau dengan suaminya.
***
Bella sengaja duduk paling pojok dekat jendela dirinya tidak mau dekat dengan Adi laki laki menyebalkan itu, kesal rasanya dirinya ini.
Adi yang melihat Bella duduk jauh darinya membiarkannya saja, lebih baik dirinya fokus pada ponselnya pada pekerjaannya.
Namun Adi sekarang mendengar Bella bersuara mengajak ngobrol Zack yang sedang menyetir "kak Zack sebenarnya kita akan kemana " meskipun dirinya tak pernah berkenalan dengan laki laki itu tapi Bella pernah mendengar namannya.
Zack langsung melihat kearah tuannya melalu arah kaca depan, terlihat tuannya begitu tajam melihatnya. Zack yang takut salah bicara hanya bisa diam saja.
"Kakak kau kenapa diam saja aku sedang bertanya padamu, dan aku bertanya baik baik loh "
"Emm saya kurang tahu nona hanya tuan saja yang tahu, coba nona tanya langsung pada tuan "
Bella melihat sekilas dan kembali melihat kearah depan "aku tak nyaman berbicara dengannya, tapi denganmu aku begitu nyaman, kalau boleh tau kau umur berapa tahun, dan apakah boleh aku memanggilku mu kakak "
Zack kembali melihat kearah kaca spion dan tuannya makin menatapnya dengan horor, tapi Zack tak mungkin tak menjawab perempuan yang sangat cerewet ini.
"Aku baru saja 25 tahun nona "
"Berarti kita beda 17 18 19 20 21 22 23 24 25 emm cukup jauh " ucap Bella sambil menghitung.
"Ya begitulah nona "
"Apakah kau punya pacar kak, "
"Tidak nona "
"Kenapa padahal kalau mempunyai pacar itu sangat menyenangkan dulu saja aku bersama Alvaro selalu jalan-jalan, makan es krim main ke restoran terus nongkrong-nongkrong gitu di sana di restoran itu, sama Rizki sama Arzan pokoknya senang-senang deh"
"Terus ya kak kita tuh suka banget bully orang tapi sih aku sekarang sadar itu nggak baik kak, kapan kakak mau punya pacar"
"Bella bisa kamu diam dan jangan selalu bertanya pada Zack itu tidak penting" marah Adi
"Kenapa kau yang menjadi repot padahal dia tidak keberatan aku bertanya terus-menerus aku tidak bertanya padamu jadi diam lah, aku sedang ingin lebih dekat lagi dengan kak Zack aku juga ingin mempunyai teman tapi bukan denganmu "
Adi memijat kepalanya dan menghembuskan nafasnya bisa bisa dirinya darah tinggi menghadapi perempuan itu "kau bisa bertanya padaku tidak boleh mengganggu orang yang sedang menyetir itu sangat berbahaya"
"Kenapa aku saja dulu dengan Alvaro selalu mengobrol saat dia sedang menyetir, tak ada apa-apa dan tidak ada kecelakaan baik-baik saja aku tidak mau bertanya padamu dan aku tidak mau mengobrol denganmu kau itu sangat menyebalkan"
"Selalu saja Alvaro Alvaro Alvaro dan Alvaro lagi, apa kehebatan laki-laki itu sampai-sampai kau terus saja memujanya seperti itu tidak baik mencintai laki-laki sedalam itu belum tentu laki-laki itu mencintaimu pula"
"Kau tidak tahu masa laluku jadi kau tidak tahu bagaimana Alvaro mencintaiku, jadi kau diam saja kau tidak tahu apa-apa kalau saja kau tidak menculikku seperti ini aku akan bahagia bersama Alvaro, aku masih bersamanya sekarang tapi semuanya sudah hancur bahkan nanti saat aku pergi darimu pun Alvaro tidak akan pernah mungkin bisa menerima ku kembali, "
"Kalau dia memang mencintaimu dia akan menerima semua kekuranganmu dan keadaanmu bagaimana pun itu"
"Iya aku tahu pasti dia akan menerimanya tapi aku tidak akan mau kembali padanya aku akan malu dan merasa sangat menjijikan setelah disentuh olehmu nantinya
"Kau Bella "