NovelToon NovelToon
Black Rose In The School

Black Rose In The School

Status: sedang berlangsung
Genre:Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Paksa / Teen Angst / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Angst / Romansa
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ashelyn

Merebut kekasih saudara tirinya, dan mengandung anaknya. Bercerita tentang gadis cantik yang dijuluki sebagai mawar hitam di sekolah. Dia selalu membawa mawar hitam ditangannya setiap ia akan memutuskan hubungan dengan kekasihnya. Dia memiliki sikap yang buruk, sehingga hampir tidak ada yang benar-benar menjadi temannya. Dia tidak pernah mendapatkan cinta yang tulus, sehingga ia mungkin tidak percaya cinta. Sampai saat dimana ia melihat sesuatu yang terlihat hangat di depan matanya. Saat ia melihat seorang murid laki-laki yang bukan miliknya tengah bersikap manis kepada pacarnya. Disaat itu juga, Valencia menginginkannya. Rasa ingin memiliki itu semakin lama berubah menjadi obsesi. Sampai mereka menjalani hubungan yang panjang dengan banyak masalah diluar dugaan mereka. Bagaimana jadinya jika mereka sampai menikah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ashelyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14 ( Hubungan terlarang)

Suara tangisan sangat terdengar di sebuah apartemen mewah yang gelap. Suara tangisan perempuan itu seperti sebuah suara yang menemani malam yang dingin. Suara tangisan yang terdengar memilukan. Valencia terus menyalahkan semua yang terjadi padanya, kehidupan yang begitu menyedihkan.

“Kenapa! Kenapa aku selalu tidak beruntung dalam segala hal!” Ucapnya untuk yang ke sekian kalinya.

“Hidupku sudah begitu menyedihkan sejak dulu, bisakah sekarang aku bahagia?” Ucapnya sembari terisak.

Entah kenapa, setelah mendengar berita pertunangan Felix membuatnya tidak bisa menghentikan tangisannya. Ia seperti di tusuk ribuan jarum secara bersamaan, sangat menyakitkan dan membuatnya sangat menderita.

Dibalik rasa sakitnya, Valencia sadar bahwa dia telah benar-benar jatuh cinta pada Felix. Ia merasakan cinta untuk yang pertama kalinya, dan semakin membuatnya tidak ingin melepaskannya.

Apalagi membayangkan Felix akan menjadi suami dari saudara tirinya. Hidup bahagia bersama keluarga baru ibunya, semua itu sungguh membuat Valencia menggila. Ia seolah tidak rela jika semua itu sampai terjadi, bagaimanapun ia sangat membenci suami baru ibunya itu.

“Apa yang harus aku lakukan?” Ucap Valencia dengan tatapan yang kosong.

“Apa aku boleh melakukan segala cara untuk membuat Felix tetap bersamaku?” Ucap Valencia lagi.

Valencia melangkahkan kakinya menuju kamarnya, dengan lemah Valencia meraih ponselnya. Dia menghela nafasnya sejenak, sebelum akhirnya ia membulatkan tekadnya. Sembari mengusap air matanya, Valencia memutuskan untuk menelpon Felix.

“Hallo, ada apa Cia? Apa kau baik-baik saja?” Felix.

“Tolong aku, aku tidak baik-baik saja” ucap Valencia sembari terisak.

“Berikan nomor apartemenmu! Aku kesana sekarang!” Ucap Felix.

Valencia mematikan teleponnya sepihak. Ia mengetik alamat apartemen dan no apartemen miliknya dengan lengkap, ia mengirim pesan itu dengan beberapa emoji menangis dan sedih.

“Aku harus melakukan ini” ucap Valencia lirih.

Valencia berkaca di depan cermin besar di kamarnya, ia mulai melepas pakaian rumahan yang dipakainya. Ia mengganti pakaiannya dengan sebuah dress malam dengan punggung yang terbuka. Dengan mata sembabnya, Valencia memoleskan lipstik merah di bibirnya.

“Jangan salahkan aku atas semua yang aku lakukan, semua ini tidak akan terjadi jika kau tidak menghancurkan hidupku!” Ucap Valencia.

Valencia melangkahkan kakinya keluar saat dia mendengar bunyi bell apartemennya, ia segera membuka pintunya. Dan terlihatlah disana, Felix sedang berdiri sembari menatapnya dengan tatapan cemas.

“Apa yang terjadi?” Ucap Felix.

Alih-alih menjawab, Valencia justru melompat memeluknya. Valencia terisak di dalam pelukan itu, membuat Felix semakin cemas dan membalas pelukannya. Suara tangisan Valencia berhasil membuat penghuni lain keluar dari apartemen mereka. Sontak Felix segera membopong Valencia dan membawanya masuk kedalam.

Pintu sudah terkunci otomatis, Felix duduk di sofa dengan Valencia yang masih berada di pangkuannya. Ia membiarkan Valencia terus menangis di pelukannya, ia akan bertanya setelah suara tangisannya berhenti.

Felix terus memeluk tubuh ramping Valencia, sementara matanya melihat keseluruh bagian dari apartemen ini. Sepi, itulah yang Felix rasakan saat pertama kali melihatnya. Bahkan tidak ada televisi disini, suasana nya sangat sunyi untuk sebuah apartemen mewah.

“Aku menangis setelah mendengar kabar pertunanganmu” ucap Valencia, membuat Felix terdiam membeku.

“Bisakah pertunangan itu tidak dilakukan sekarang? Aku mohon padamu” ucap Valencia.

Dan Felix tidak bisa memberikan jawaban yang pasti, ia tidak bisa mengatakan kalimat penenang apapun yang bisa ia berikan pada Valencia. Ia hanya bisa memberikan sebuah pelukan yang hangat dimalam yang dingin.

“Maafkan aku” hanya itu yang bisa Felix katakan.

Valencia melepas pelukannya, ia memperlihatkan mata sembabnya dengan menatap Felix. Ia menjauh dari Felix dengan duduk disampingnya, tangisannya juga sudah berakhir.

“Aku hanya bisa memelukmu, aku tidak bisa mengatakan apapun selain itu” ucap Felix.

“Aku tau, maka dari itu tujuanku memanggilmu kesini. Karena aku ingin mengatakan sesuatu yang penting” ucap Valencia.

“Katakan sekarang” ucap Felix.

“Kita akhiri saja sampai disini” ucap Valencia dengan senyum tipis diwajahnya.

“Aku bukan milikmu lagi sekarang, aku hanya milik diriku sendiri” ucap Valencia lagi, membuat Felix tidak bisa berkata-kata.

“Kau bebas melakukan apapun. Dan aku bebas melakukan apapun sesuka hatiku, bahkan jika aku menjadi milik Alex sepenuhnya” ucap Valencia.

“Tidak! Kau tidak bisa lakukan itu” ucap Felix sembari menggenggam tangan Valencia.

“Cia, jangan lakukan ini kumohon” ucap Felix.

“Kita akhiri saja sekarang. Aku bukan milikmu lagi, kembalilah ke tempat masing-masing dan jangan saling menggangu” ucap Valencia.

“Aku akan menutupi semuanya selamanya, kau akan tetap menjadi pasangan yang setia dimata kekasihmu. Dan kau akan tetap menjadi murid baik bagi semua orang di sekolah”

“Dan Valencia, dia akan tetap berada di tempatnya. Menjadi mawar hitam disekolah, dengan segala berita buruk yang selalu mengelilinginya” ucap Valencia dengan senyum tipisnya.

Senyuman itu menambah rasa bersalah Felix, dia tidak tau apa yang harus ia lakukan sekarang. Dia merasa masih mencintai Lisa, tapi disisi lain dia juga tidak bisa melepaskan Valencia. Entah kenapa, saat bertemu dengan Valencia, dia merasa bahwa dia bisa menjadi dirinya sendiri, tanpa ada yang disembunyikan.

“Aku anggap diam sebagai tanda setuju. Kau bisa pergi sekarang” ucap Valencia mempersilahkan Felix untuk pergi dari apartemennya.

Felix dengan tatapan kosongnya, dia bangkit dari duduknya. Dia melangkahkan kakinya menuju ke jalan pintu keluar, dia masih merasakan kekacauan dalam pikirannya. Ia tidak bisa melakukan apapun selain mengikuti kata hatinya.

“Aku akan mengundur pertunangan itu. Sebagai gantinya, bisakah kita terus bersama sampai waktu itu tiba?” Ucap Felix setelah menghentikan langkahnya.

Valencia yang mendengar itu seketika tersenyum tipis, ia tau bahwa semuanya akan berakhir seperti ini. Bersikap seolah lemah dan tidak berdaya adalah sebuah sikap yang tepat untuk berhadapan dengan Felix.

“T-Tapi Felix, semuanya akan kacau” ucap Valencia, dan berhasil membuat Felix menatap kearahnya.

“Semuanya sudah kacau sejak aku memutuskan untuk bersamamu, aku akan bertanggung jawab jika terjadi sesuatu. Kau tidak perlu kawatir, aku akan sepenuhnya menanggung resikonya” ucap Felix sembari mengusap lembut pipi Valencia

“Terimakasih atas semuanya” ucap Valencia dengan mata yang berkaca-kaca.

Felix mengusap air matanya dengan kedua tangannya, kemudian dia membawa Valencia duduk di sofa. Mereka duduk bersama sembari menggenggam tangan, memberikan kehangatan dimalam yang sangat dingin ini.

“Apa kau tinggal sendiri di tempat ini?” Ucap Felix.

“Aku selalu tinggal sendiri” ucap Valencia dengan senyum lebarnya.

“Kenapa tidak tinggal dengan orang tuamu?” Tanya Felix lagi

“Aku tidak akur dengan ibuku, dan aku tidak sudi tinggal bersama suami baru ibuku” ucap Valencia.

Felix mengerti dengan keadaan keluarga Valencia, ia sedikit mendengarnya dari gosip para guru di kantor sekolah. Dan dia cukup tau batasan dari pertanyaan tentang keluarganya.

“Sebentar lagi kita akan lulus, kau ingin masuk universitas mana?” Ucap Felix.

“Entahlah, kurasa aku akan memikirkannya nanti” ucap Valencia.

“Mau lihat kamarku?” Ucap Valencia lagi dengan antusias.

“Bolehkah?” Ucap Felix dan Valencia mengangguk.

Valencia menarik tangan Felix untuk masuk kedalam kamarnya yang serba berwarna putih dan merah muda, banyak sekali hiasan yang berwarna senada dan semakin memberikan kesan feminim untuk kamar ini.

“Kamar ini cukup pantas untukmu, semuanya merah muda” ucap Felix sembari terkekeh.

“Dan ternyata ada televisi besar dikamar!” Ucap Felix.

“Tidurlah, kita akan menonton film sebentar” ucap Valencia dan mendorong Felix untuk berbaring diatas tempat tidurnya.

Valencia menyalakan televisinya, dia duduk di tepi ranjang sembari tangannya memegang remote dan mengarah ke layar lebar di depannya. Sementara punggungnya yang terbuka akibat dress yang dipakainya, membuat Felix salah tingkah.

“Valencia, bisakah kau mengganti pakaianmu sekarang?” Ucap Felix.

Valencia yang mendengar itu menghentikan aktivitasnya. Ia justru ikut berbaring disamping Felix, dia seperti membangunkan singa yang tertidur. Apalagi pelukan yang dilakukan Valencia, membuat Felix semakin menegang.

“Jika kau terus seperti ini, maka aku tidak tahan lagi!” Ucap Felix dan menindih Valencia.

‘Cup

Sebuah kecupan singkat berhasil mendarat di bibir Felix, Valencia tersenyum tipis setelah melakukan hal itu. Senyuman itu membuat Felix merasa tertantang.

Felix memulainya dengan sebuah ciuman yang lembut. Beberapa menit selanjutnya, ciuman itu berubah menjadi ciuman yang kasar. Bahkan tangannya sudah menyentuh seluruh bagian tubuh Valencia.

“Tunggu! Kita tidak memiliki pengaman!” Ucap Valencia mendorong Felix untuk menjauh.

“Maaf, tapi sebenarnya aku sudah membawanya sejak awal” ucap Felix, dan berhasil membuat Valencia membulatkan matanya.

Pada akhirnya mereka benar-benar melakukannya, Felix melakukan hal ini untuk yang pertama kalinya dengan Valencia. Dia seolah melupakan siapa kekasihnya yang sebenarnya, dia tidak menyadari bahwa sesuatu yang besar mungkin akan mengacaukan segalanya.

...----------------...

1
karina
lanjut
Celia Sulu
author tolong buat valencia pergi dari hidup Felix sementara waktu Thor sampai Felix sedar dengan perasaannya sendiri,kasihan valencia author
karina
lanjut
Triny Hadon
lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!