NovelToon NovelToon
Terpaksa menjadi kedua

Terpaksa menjadi kedua

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Poligami / CEO
Popularitas:887.5k
Nilai: 4.7
Nama Author: Ny.prast

"Ingat posisimu, kau kujadikan istri hanya untuk menebus semua hutang Ayahmu!" satu fakta yang teramat menyakiti hati hati Anyelir. Dia menjadi istri kedua, demi untuk melunasi hutang.
Hal-hal mulai terjadi, setelah Anyelir menjadi istri Devan pun, demi melunasi hutang Ayahnya dan menyelamatkan keluarganya dari kemiskinan. Anyelir masih mendapatkan perlakuan buruk dari saudara tirinya serta Rose yang tidak lain ibu kandungnya sendiri. Lantas, bagaimana dengan Devan, lelaki yang penuh mistery dan rahasia, membuat Anyelir seolah sulit menembus tembok Devan. Hidup seolah tidak berpihak pada Anyelir, dengan keadaannya yang memaksa untuk menjadi kedua.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ny.prast, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

perasaan Devan

Khirnya, seblak buatanku dan juga Larissa jadi, aku pun mengambil satu porsi dan berniat aku makan dalam kamar seraya menonton film drakor kesukaanku.

“Larissa, ini kamu bagikan buat yang mau ya? aku mau ke kamar,” ujarku berpamitan.

“Biar saya bawakan Nona,” tawar Larissa, namun langsung ku tolak. Aku pun melangkah membawa seblak milikku beserta minuman dingin ke dalam kamar. Aku mencari posisi terbaik dengan lesehan di bawah, dan membuka laptop untuk mencari film yang tengah tranding saat ini. Menikmati makanan pedas seraya menonton film di kamar sendiri, memang rasanya seperti surga dunia bagiku, apalagi aku sangat yakin kalau tuan Devan tidak akan pulang, jadi aku bisa bebas untuk sejenak.

“Nampaknya kau sangat menikmati waktu kesendirian mu.” Aku tersentak kaget, melihat seseorang yang sudah berada di ambang pintu kamar, bahkan aku sampai tersedak kuah seblak sangkin terkejutnya.

“Uhuk … uhuk …” rasanya pedih sekali, dan beruntung tuan Devan membantuku mengambilkan air, aku pun langsung meminumnya hingga tandas. Iya Tuan Devan lah yang datang, aku bahkan sampai tidak menyangka tuan Devan bisa membuka pintu kamarku, karena yang aku tahu pintu kamar hanya bisa dibuka oleh pin yang hanya aku saja yang tahu, tapi ternyata Tuan Devan memegang card, dan itu bisa disebut sebagai kunci cadangan.

“Te-terimakasih Tuan,” ujar ku dengan tergagap, hidungku rasanya masih perih apalagi tenggorokanku, tapi saat ini aku lebih fokus pada tuan Devan, aku takut kalau dia akan marah.

“Kau makan apa?” Tuan Devan semakin mendekat kearah ku, dan melihat mangkuk milikku yang sudah tinggal separuh.

“Merah sekali, pasti pedas,” ujar Tuan Devan seraya bergidik.

“Tidak kok Tuan, mau?” tawar ku, namun Tuan Devan menggeleng, memang tidak heran sih lelaki jarang sekali suka seblak, dengan alasan mereka tidak suka dengan pedas.  Aku menjadi agak canggung dengan kehadiran Tuan Devan, apalagi saat ini dia tengah duduk di belakangku, tepatnya di soffa panjang, namun dia tengah menatap layar ponselnya, mungkin masalah pekerjaan.

Aku kembali fokus pada layar laptopku, apalagi film drakor yang ku tonton tengah seru-serunya, sesekali aku juga meniup seblak yang masih terasa panas, dalam keadaan seperti ini, aku sampai lupa kalau aku tidak sendiri di kamar.

**

Devan Pove

Sepanjang perjalanan pulang, aku merenungi perkataan Felix, tentang aku yang harus mulai membuka hati, apakah memang semudah itu? Karena aku merasa semua terasa sangat berat, aku tidak bisa begitu saja membuka hatiku dan percaya pada wanita. Sesampainya di rumah, aku melihat mobil miliki Anyelir yang sudah terperkir cantik di garasi, pertanda dia sudah sampai di rumha. Aku cukup kagum, dia bisa pulang tepat waktu tanpa harus mampir kemanapun dulu, tidak seperti Laura. Ah iya mengingat Laura, aku kembali menugaskan dia untuk menginap menamani Ibu.

“Selamat datang Tuan,” para pekerja menyambut dan menyapaku.

“Maaf Tuan, nona Anyelir …” Larissa mungkin hendak meminta maaf karena tidak adanya Anyelir yang ikut menyambutku, dan aku hanya mengangguk paham. Aku melangkah kaki, memasuki rumahku, ku edarkan pandangan ke seluruh penjuru, dan tidak menemukan keberadaan istri kedua ku.

“Di mana Anyelir?” tanya ku pada Larissa.

“Ada di kamar Tuan, apa perlu saya panggil nona, Tuan?”

“Tidak, biar aku yang menemuinya,” tolakku, aku melangkah menuju kamar Anyelir, kamar yang terletak di samping kamarku. Aku membuka pintu kamarnya, dan pemandangan yang aku lihat, Anyelir tengah duduk dengan tenang seraya menatap layar laptopnya, dia juga tengah memakan sesuatu, yang aku pikir itu sejenis mie instan. Cukup lama aku berdiri seraya memperhatikannya, namun dia sama sekali tidak menyadari keberadaanku, sampai akhirnya aku berdehem pelan.

“Nampaknya kau sangat menikmati waktu kesendirian mu.” Ujarku, dan tepat pada saat itu Anyelir menoleh kearahku, nampaknya dia sangat terkejut dengan kedatanganku, sampai-sampai dia tersedak karena makanannya. Melihat wajahnya yang sudah memerah, membuatku tak tega, aku langsung mengambilkan air minum dan menepuk bahunya pelan.

Dia mengucapkan terimakasih saat batuknya sudah mulai berkurang, aku bisa lihat kalau makanan yang tengah dia santap sangat merah, dan aku yakin itu pasti sangat pedas. Melihat warna merah cabai saja aku sudah tidak berselar, aku pun memutuskan untuk duduk di soffa panjang yang ada di kamar Anyelir, sesekali memeriksa email yang masuk seputar pekerjaan, sedangkan Anyelir kembali fokus pada layar laptopnya, yang aku lihat tengah menampilkan sebuah film, tapi nampaknya bukan dari artis local.

Sesekali aku mengintip pada layar laptop, karena Anyelir sama sekali tidak melepaskan pandangannya barang sekejap dari sana, dan pada saat itu aku melihat adegan di mana lelaki dan perempuan tengah berciuman, aku pun melihat reaksi Anyelir, rupanya dia masih menatap layar laptop dengan sangat serius, sampai-sampai dia menyentuh bibirnya sendiri. Melihat bibir merah Anyelir, entah kenapa ada rasa aneh dalam diriku. Aku melangkah mendekat kearah Anyelir, dan duduk disampingnya, membuat Anyelir menolah dan pada saat itu juga aku mengecup bi*ir, aku tahu Anyelir terkejut, tapi aku sendiri pun masih tidak menyangka, aku bisa melakukan ini pada Anyelir. Aku menahan tengkuk Anyelir, aku hanya mengecup bi*irnya, membiarkan pertemuan bi*ir kamu berlangsung dengan cukup lama, setelah itu aku melepaskannya, dan tatapan mata Anyelir masih membulat menatapku.

“Kenapa? kaget?” tanyaku dengan santai, entahlah setan mana yang merasuki ku, padahal sedari awal aku menikahinya, aku tidak berniat untuk menyentuh Anyelir.

“Fi-first kiss ku,” ujar Anyelir dengan terbata, membuat ku terkejut, benarkah Anyelir belum pernah melakukan hal ini sebelumnya?

“Kau, belum pernah?” tanya ku penasaran, dan Anyelir menggeleng dengan pelan, tapi aku tidak begitu mudah percaya, karena menurut informasi yang ku dapat, Anyelir pernah memiliki kekasih.

“Aku memang punya mantan pacar Tuan, tapi kamu tidak melakukan apapun,” jawab Anyelir, nampaknya dia masih syok dengan apa yang terjadi barusan, hal ini membuat aku yakin kalau Anyelir tidak berbohong.

‘Baru first kiss yang ku ambil, bagaimana kalau keperawanan?’ batin ku heran.

“Ya sudah, toh aku suami kamu, jadi aku berhak tentang kamu, bahkan semua yang ada pada kamu. mungkin hari ini ciuman pertama, lain kali malam pertama,” ujarku menggoda, dan tatapan mata Anyelir semakin ketakutan, melihat dia yang semakin ketakutan malah membuat ku tersenyum dan semakin ingin menggodanya. Aku tidak tahan dengan ekspresi wajahnya saat ini, aku pun memutuskan untuk pergi dari kamar Anyelir, seraya menahan tawaku.

‘Aku tidak menyangka, kalau aku menikahi gadis sepolos itu,’ batinku, rasanya sangat lucu ketika mengingat bagaimana raut wajah terkejut Anyelir, dia benar-benar wanita yang langka. Saat aku tengah mengingat kejadian tadi, tiba-tiba saja ponselku bergetar, dan tertera nama Laura, sebenarnya aku sangat malas untuk menerima panggilan telepon darinya, tapi aku juga takut kalau terjadi sesuatu dengan Ibu.

[“Ada apa?”] tanyaku to the point, rasanya malas berbasa-basi dengannya.

[“Aku mau pulang,”] rengek Laura.

[“Sudah aku tegaskan, rawat ibuku, kau harus bertanggung jawab. Kalau kau menolak, maka aku akan mengirimmu ke tempat yang terpencil,”] ancamku kepada Laura, ya seperti biasa Laura akan menurut. Setelah itu, aku langsung mengakhiri panggilan telepon ku dengannya. Mungkin aku salah karena sudah bersikap kasar, bahkan aku tidak pernah bersikap lembut pada Laura, namun semua itu ada alasannya, Laura sudah menorehkan luka yang teramat dalam pada ku, dan itu semua akan sulit untuk dimaafkan.

1
Lilis Hari
ini gmn sich jd bingung bacanya di ulang" terus
Lilis Hari
bingung bacanya di ulang" terus
Siti Solikhatun
mbingungin ya ceritanya dibulang ulang.
Debby Tewu
klu mau lanjut lanjut aja
Debby Tewu
ko ceritanya sama semua sudah tidak ada cerita lain.ngga asik.
Tarwiyah Nasa
Bosen di ulang2 terus
Henny Mihawati
lanjut kan
dina firara
dihhh drama bngt wkwkwkk...
dina firara
ini kenapa cuma di copas² aja ...authorrrrr 😭
dina firara
pingsan lagi ... wkekekek..
rose sama kaya Anye
Erma sama kaya si Gita licik nya wkwkm
dina firara
bnyak bngt lgi 😭
dina firara
kok bisa diuble bab thor,,3bab terakhir double semua
Louisa Janis
Desi sudah GILA
Arin
kok bab'nya brntkan gni,pertm kirain sy yg slh baca...mlh gtauny nulisny ya thor
nami
pembaca gak nyaman karena banyak bab2 yng sering di ulang2 terus tanpa adanya perbaikan🥱😒🙄😤
Nyi Arifin Bwi
Sifat ibunya nurun ke Gita, ngk bersyukur, ....
Nyi Arifin Bwi
Kenapa Thor kok dobel" sampai beberapa bab ...
Nyi Arifin Bwi
Nah Lo ,ternyata Gita ibumu yg ngelunjak kan,....
Yaya
mampir
MIRSHA 5222
di ulang 2 terus knp, jadi malas membacanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!