Aku Ayu Wulandari, putri tunggal ibu Sarah dan pak Harto, terlahir dari keluarga tak mampu membuat diri ku harus menjadi jaminan hutang orang tua ku.
di usia ku masih lima belas tahun ayah ku kecelakaan saat dia berangkat bekerja sebagai kuli bangunan,
karena musibah itu ibu ku berhutang kepada pak Yasir juragan ikan kaya raya di kampung sebelah.
karena hutang itu aku menikah dengan Farhan Yasir Maulana, putra tunggal pak Yasir yang sekaligus teman SMA ku dulu.
dia adalah laki-laki tampan dan berasal dari keluarga kaya raya hingga dirinya di sukai banyak wanita di sekolah ku.
meski dia adalah laki-laki kaya raya dan juga tampan tidak membuat ku jatuh hati kepadanya.
bagaimana kisah rumah tangga ku? dengan suami yang tidak aku cintai dan sangat aku benci............
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MZ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 20
Hari menjelang sore, aku pergi ke dapur untuk bantu tante Ida memasak, di dapur aku mengiris kangkung yang akan aku jadikan plecing di tambah dengan cumi yang di bakar, makanan itu terakhir kali aku makan saat aku masih kelas 1 SMA.
Itu sebenarnya adalah makanan favorit ku saat aku masih sekolah, setiap kali aku mau berangkat sekolah ibu selalu membuat plecing untuk lauk ku, entah kenapa kalau aku makan plecing buatan ibu aku sampai makan 2 piring nasi putih, karena saking enaknya plecing buatan ibu ku.
Plecing kangkung sudah menjadi makanan khas Lombok dengan sambal yang pedas, bahkan aku pernah makan plecing sampai bibir ku bengkak saking pedasnya sambal buatan ibu ku.
Di dapur aku membuat sambal plecing dengan resep yang di ajarkan ibu, sembari menunggu kangkungnya matang.
...........
........
Satu jam kami memasak akhirnya semua makanan sudah siap untuk di hidangkan, aku dan tante Ida membawa makanan itu ke meja makan, ayah mertua datang tanpa aku panggil karena mungkin dia sudah mencium aroma makanan yang kami masak.
Aku bersikap seperti biasa, sebagai seorang menantu tanpa mengungkit hal keji yang ayah mertua lakukan kepada ku, meski aku masih marah sama ayah mertua tapi aku tetap melayaninya agar tante Ida tak curiga.
"ayah mau nyoba plecing?" tanya ku
"boleh"
Aku mengambilkan ayah mertua satu piring nasi, dua potong cumi, dan plecing yang pedas sebagai lauknya, aku melihat ayah mertua yang sangat merasa kepedasan setelah mencicipi sambal plecing buatan ku.
"isssshhhahhh, kenapa sambalnya pedas?" tanya ayah mertua
"namanya juga sambal yah, yang manis tu kecap" ujar ku
"hihihi" tante Ida ketawa
"iya ayah tau, tapi ini terlalu pedas" ujar ayah mertua
..........
............
Setelah kami selesai makan aku melihat wajah ayah mertua yang di penuhi keringat, karena rasa pedas sambal plecing buatan ku membuat bibirnya memerah, tak hanya ayah aku dan Tante Ida juga merasa kepedasan, tapi pedas-pedas enak.
Aku membantu tante Ida seperti biasa, membereskan dan mencuci piring bekas kami makan tadi, dengan bibir yang memerah aku dan Tante Ida sampai tak bisa bicara karena menahan pedas sambal plecing itu.
"astaga yu,, pedas sekali sambalnya"
"hihi, tapi enak kan"
"Tante gk kuat tau, nih liat bibir Tante memerah"
"aku juga sama tante, tante gk liat keringat ku ini"
Setelah kami selesai mencuci piring, aku pergi ke halaman rumah, duduk di ayunan sembari menunggu adzan maghrib, di halaman rumah aku bernyanyi menikmati hembusan angin yang sejuk.
Tante Ida datang menghampiri aku yang tengah bermain ayunan dengan membawa satu gelas jus jeruk di tangannya, tante ida duduk di samping ku dan bercerita tentang masa remajanya.
"kamu tau gak yu, tante kalau masih muda itu sering banget pergi sama teman-teman Tante ke pantai, bermain sampai malam hari baru tante pulang, tante jadi kangen masa-masa itu"
"hihihi, iya sih tante, masa remaja apa lagi masih sekolah adalah masa paling indah menurut ayu, karena ayu bisa bermain bersama teman-teman ayu, bisa jalan-jalan, mmmmm pokoknya ayu kangen masa itu"
"gak terasa ya, waktu sangat cepat berlalu, Tante yang dulu sibuk pergi liburan, sekarang sibuk nyari uang untuk keluarga, dulu tante pikir menikah itu sangat menyenangkan, tapi saat tante sudah menikah menurut tante enakan jadi remaja hihihi"
"aku dulu sering banget pergi ke sawah bermain berdua bersama Radit, duduk di tepi sawah sembari melihat pemandangan gunung Rinjani dari desa ku"
"ehh Radit sekarang sudah menikah ya yu" tanya tante ida
"sudah, dia menikah di kota, menikahi gadis kota yang sangat cantik"
"emang kamu udah pernah liat istrinya?"
"sudah, kemarin aku sempat ke rumah Radit sama ibu ku"
"emang Radit sudah pulang?"
"sudah,ih tante masak gak tau"
"tante gak tau, kalo tante tau gak mungkin tante nanya"
"Gimana kalo besok kita kesana?" ajak ku pada tante
"astaga tante kan kerja yu, nanti ayah mertua kamu marah"
"gak kok, nanti ayu yang ngomong"
"ya udah terserah kamu saja tante ikut kata majikan tante yang cantik ini" ujar Tante Ida memuji ku
"ihh tante, aku ini bukan majikan Tante, tapi anak tante" kata ku
Saking sibuknya kami berbincang tak terasa adzan maghrib tiba, aku dan tante ida masuk ke dalam rumah untuk sholat maghrib, karena jarak masjid dari rumah ayah mertua ku jauh kami cuma bisa sholat di rumah saja.
.........
..........
Setelah kami selesai sholat aku dan tante Ida pergi ke ruang tengah untuk menonton televisi, duduk berdua di sofa di temani cemilan dan jus yang telah kami siapkan, ayah mertua datang dan menyuruh tante Ida membuatkannya kopi.
"tolong bikinkan saya kopi" pinta ayah mertua pada tante Ida
"baik tuan, manis apa pahit?" tanya tante Ida
"seperti biasa saja" ujar ayah mertua
Aku duduk berdua di sofa bersama ayah mertua, mertua yang sudah merenggut kehormatanku membuat ku takut dan juga risih setiap kali aku bersamanya.
"bagaimana, apa tidak ada tanda kalo kamu hamil?" tanya ayah mertua dengan nada kecil
Aku hanya menggeleng tanpa mengeluarkan satu patah kata, aku tak ingin bicara berdua dengan laki-laki keji sepertinya. tak lama tante Ida datang membawa kopi yang ayah mertua minta.
"ini tuan kopinya" ujar tante ida sembari menaruh kopi di atas meja depan ayah mertua duduk
"terimakasih" ucap ayah mertua
"owh ya tante, malam ini tante tidur sama ayu lagi ya, agar ayu merasa aman" ujar ku sembari menggeser pandangan ku ke arah ayah mertua
"astaga, emang kalo kamu tidur sendirian gak aman begitu?" tanya tante Ida
Ayah mertua menatapku, dia takut aku mengatakan hal itu kepada tante Ida, hal tak senonoh yang dia lakukan setiap kali aku sendirian.
"enggak kok tante, aku cuma merasa nyaman saja kalau tidur bareng tante" ujar ku
"iya udah aku tunggu tante di kamar" ujar ku lagi sembari beranjak dari tempat duduk ku.
Di dalam kamar aku menunggu tante ida sembari bermain hp dan menonton YouTube, menonton Vidio tutorial seperti biasa yang aku tonton setiap harinya, tak lama tante Ida datang ke kamar ku untuk istirahat karena jam sudah menunjukan pukul 9 malam. Tante Ida berbaring di samping ku sembari mengelus rambutku, aku kembali memeluk Tante Ida dan mencium pipinya.
Kami berdua bercerita tentang bagaiman dulu Tante di rayu oleh suaminya, sampai mereka menikah dan punya satu anak sekarang, saking asik mendengar tante Ida bercerita sampe aku tertidur.
Jadi, penulisan yg benar adlh Farhan bin Abdul Yasir.