Pernikahan Aulia di uji melalui suami dan keluarganya. Hidup bahagia yang dia bayangkan kini sirna sejak hadirnya orang ketiga. Bahkan anak kandungnya sendiri pun tak pernah mendapat perhatian dan kasih sayang dari ayahnya. Perhatiannya hanya di tu jukan pada ponakan satu-satunya. Tanpa keluarga sang suami tau jika wanita yang seringkali mereka hina dan rendahkan, bukanlah wanita biasa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aliyah Ramahdani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kenangan Pahit
Vino kini tiba di salah satu hotel, tempatnya bertemu janji dengan seseorang yang menghubunginya semalam
" Sayang Aku merindukanmu" Ucap Vino begitu masuk ke dalam kamar hotel sembari melebarkan kedua tangannya
" Mas aku juga sangat merindukanmu" jawab nya berlari dan masuk ke dalam pelukan Vino
" Kenapa lama sekali sih datangnya, Mas?" Tanya wanita itu merajuk
" Maaf ya, aku membuatmu menunggu lama. sebagai gantinya, aku membawakan hadiah untukmu" ucap Vino membujuk wanita yang bernama Astrid. Dia adalah selingkuhan Vino
" Benarkah? coba aku lihat hadiahnya. kalau aku suka, maka aku akan memaafkanmu" jawab Astrid
" Aku yakin, kamu akan sangat menyukainya, sayang. sebentar ya, aku ambilkan dulu. aku menyimpannya di dalam tas" ucap Vino membuka tasnya
Wanita itu berdiri dan tak sabar menantikan hadiah yang akan diberikan oleh sang kekasih
" Tadaaaaahhh...." ucap Vina membuka sebuah kotak kalung untuk Astrid
Sebuah kalung berlian yang begitu sangat indah nampak berkilau di dalam kotak itu, Astrid sampai membelalakkan mata dengan mulut yang sedikit terbuka
" Mas, ini beneran untuk aku? ini berlian asli kan, Mas?" tanya Astrid mengambil kotak itu dari tangan Vino
" Iya dong Sayang, ini beneran asli. aku belikan khusus untuk kamu" jawab Vino membantu Astrid untuk mengenakan kalung itu di lehernya
" Terima kasih ya, Mas" ucap Astrid memeluk Vino
" Iya sayang. jadi, gimana? apa aku dimaafkan?" tanyanya membalas pelukan Astrid
" Iya Mas, aku memaafkanmu dan aku juga akan memuaskanmu" bisiknya tersenyum nakal
" Tapi apa istrimu tidak curiga tentang semalam?" Tanya Astrid melepaskan pelukannya
" Tidaklah sayang, tapi semalam hampir saja aku ketahuan. untungnya aku melihat bayangannya di lantai begitu dia mendekati pintu, makanya aku langsung memanggilmu dengan sebutan bapak agar dia tak curiga" jawabnya tertawa
" Hahaha.. bodoh sekali istrimu, Mas"
" Dia memang bodoh dan tak berguna" jawabnya
" Sudahlah sayang, daripada kita ngomongin wanita itu, bagaimana jika kita melepas rindu saja, sayang? aku sudah sangat menginginkannya" ucap Vino seketika menggendong tubuh Astrid ke atas kasur
*******
Sementara di rumah Aulia, dia sedang membuat susu untuk Kayla. tak lama, bu ayu pun datang dan masuk tanpa permisi
" Hei, di mana Vino?" tanyanya dengan wajah sinis
" Ibu masuk kok gak permisi sih? aku sampai terkejut loh, bu" ucap Aulia tanpa menjawab pertanyaan sang mertua
" Untuk apa aku permisi? ini kan rumah anakku" jawabnya
" Iya Bu, aku tahu. tapi kan ada yang namanya adab sopan santun jika masuk ke rumah seseorang, bu. Meskipun itu rumah ibu sendiri. Apalagi anak ibu sudah berkeluarga, jadi gak sopan dong kalo ibu langsung masuk nyelonong gitu aja" ucapnya menyindir
" Jadi kamu mau nganggap Ibu kurang ajar? begitu?"
" Gak, aku gak ngomong kayak gitu. ibu sendiri loh yang ngomong"
" Sudah berani menjawab ya kamu, Aulia"
" Ya maaf deh, bu"
" Katakan saja, di mana Vino?"
" Lagi keluar kota, Bu"
" Sejak kapan? kok gak ngasih tahu ibu?"
" Dari kemarin, bu. aku pikir Ibu sudah tahu"
" Pasti kamu kan yang memintanya untuk tidak memberitahu Ibu, agar ibu tidak minta oleh-oleh, ya kan? jangan bohong..!"
" Mas vino itu keluar kota karena ada kerjaan, bu. bukan untuk jalan-jalan. Lagian emang mas vino pernah dengerin kalo aku ngomong? Gak, kan?"
" Eleh.. bilang aja, kan?"
" Terserah Ibu sajalah" jawab Aulia masuk ke kamar menyusul Kayla
Aulia berbaring menatap anaknya dengan tatapan sangat sedih. Dia pikir, setelah berpisah rumah dari sang mertua, suaminya akan menyayangi anak mereka dan hidupnya akan bahagia
Tiba-tiba saja kenangan itu muncul, kenangan pahit saat Aulia tinggal bersama ibu mertuanya
Flashback..
" Hei, Aulia..!! Kenapa pakaianku kau gabungkan dengan pakaian orang rumah?" bentak vita berkacak pinggang
" Maaf Mbak, tadi aku buru-buru, jadi aku gak tahu kalau pakaian itu tercampur" jawabnya
" Dasar bodoh" ucap Vita
Braaaakk...
Vita menendang baskom hingga membunyikan suara cukup keras
" Cuci lagi yang benar" ucapnya membuang kembali pakaian itu ke lantai
Hidup Aulia sekarang benar-benar tergantung pada keluarga Vino, setelah dia pergi dari rumah orang tuanya. sehingga kini dia betul-betul dianggap membantu oleh keluarga suaminya
" Makanya lain kali kerja itu yang benar..!! Bikin kesel saja..!!" Ucap vita yang saat itu sedang hamil tua
" Makanya kalau kerja jangan asal saja kalau tidak mau dimarahi" bu ayu ikut menimpali dengan sinis
Aulia hanya bisa terdiam jika mertuanya sudah bicara, dia tak mau membantah dan memperumit hidupnya. karena dia masih butuh tempat tinggal, dan tempat tinggal itu adalah rumah ini. rumah sang mertua
" Bersabarlah Aulia. Tunggu sampai uangmu cukup untuk membeli rumah, kamu tidak akan tinggal di sini lagi" batinnya mencoba menghibur diri
Hari itu udara lebih panas dari biasanya, Aulia berdiri di belakang rumah untuk menjemur pakaian sembari menyeka peluh di dahi. setelah itu, dia kembali ke dalam untuk membersihkan kamar mandi dan memasak untuk makan siang mereka
Bu ayu, Vita, dan Aulia sedang berada di ruang makan
" Kamu bisa masak gak sih, Aulia? Kenapa ayam goreng ini sedikit gosong?" ucap Bu ayu
" Maaf bu, tadi aku-"
" Gak usah banyak alasan, lagian dia pasti gak ikhlas bu masakin kita, atau gak dia tadi main ponsel makanya lupa sama ayamnya. iya, kan?"
" Kalau kayak gini rugi dong kita beli ayam mahal, tapi gak bisa merasakan enaknya. kita beli itu pakai duit, Aulia..." Ucap Bu ayu menekankan
" Denger tuh, kita pakai duit dan bukan duit Kamu, makanya masak yang bener" ucap vita
" Iya mbak" jawab Aulia hanya tertunduk
Tak lama setelah mereka selesai makan siang, kedua ibu dan anak itu langsung berlalu meninggalkan bekas piring mereka di atas meja. itu sudah biasa bagi Aulia. dia pun membersihkan meja dan piring-piring kotor, semua dia angkat ke tempat cucian piring. namun, tak lama
" Aulia pakaianku belum di setrika juga..!?" suara melengking itu terdengar dari ujung ruangan
Aulia yang sedang mencuci piring, langsung menoleh. Vita, kakak iparnya sedang berdiri menyilangkan tangan dengan perut yang sangat buncit
" Maaf mbak, aku masih cuci piring. setelah ini akan ku setrika" jawabnya
" Ya ampun lelet banget sih, kamu. beresin rumah segini aja gak kelar-kelar? kayak orang baru aja?" ucap Vita kembali berkacak pinggang
" Namanya juga orang numpang hidup, Mbak. jadinya gitu deh" Valdo, adik bungsu Vino yang baru saja pulang dari kampus ikut bicara
Aulia hanya terdiam, ia sudah terbiasa dengan hinaan seperti itu
" Sudah cepetan sana beresin kerjaan kamu" ucap Vita
" jangan lupa rebus air panas untuk gue juga" teriak valdo
Aulia kembali menyelesaikan cucian piringnya. dia ingin pekerjaannya segera selesai, agar bisa beristirahat sebentar. tapi selalu saja ada pekerjaan yang menghambatnya
Akhirnya pekerjaannya pun selesai, pakaian kakak iparnya pun sudah selesai disetrika semuanya, air panas untuk adik iparnya pun sudah. kini, dia tinggal menunggu kedatangan suaminya
krsel bgt