RISA ARIZ

BAB SEBELUMNYA: Di mana pada akhirnya, Ariz mendapatkan sebuah teman, yang baik padanya. Benar apa yang di ucapkan Reo, dan Bibi. Suatu saat nanti, Ariz akan mendapatkan teman kepercayaan nya itu.

‎

‎

‎Atas langit terlihat berwarna oranye. Itu tandanya sore hari hampir berakhir. Di sebuah rumah, kita di perlihatkan seorang anak yang bernama Reza, sedang duduk di kasur... Sambil melihat sebuah gambar keluarganya itu. Ia Terlihat diam, sambil menatap gambar itu: "Andai aku tahu, semuanya akan terjadi seperti ini..."

‎

‎

‎Sebuah ingatan Reza. Di mana ia mengingat kejadian yang membahagiakan, lima tahun yang lalu.

‎

‎Sebuah rumah kayu yang terlihat biasa saja. Seorang anak yang bernama Reza, sedang berlatih menggunakan sebuah pedang kayu, di belakang teras rumahnya. Nampak, Reza sangat mahir menggunakan pedang kayu itu. Saat ia sedang berlatih, seorang gadis kecil, berlari... Sambil memanggil kakaknya itu. Reza yang melihatnya, berhenti berlatih dan menghampirinya.

‎

‎

‎Gadis itu bernama, Lunalia. Seperti yang di katakan tadi, Lunalia adalah adik Reza, Satu-satunya: "KAKAK!" Lunalia memanggil kakaknya itu.

‎

‎Mendengar panggilan dari adiknya itu, jelas membuatnya berhenti berlatih dan menghampirinya: "Ahh, Lunalia? Ada apa?" Ucapnya, penasaran.

‎

‎Wajah Lunalia tersenyum manis kepada, Reza. Dengan kedua tangannya yang di sembunyikan di belakang, Lunalia seperti ingin memperlihatkan sesuatu, kepadanya: "Hehe... TADAH..!" Lunalia, menunjukan sebuah gambar yang berisi, Ayah, Ibu, Reza, Dan lunalia itu sendiri. "Aku menggambar Kakak, ayah, dan ibu!"

‎

‎Jelas, Reza terlihat terkejut saat melihat gambar itu. Sebab, gambarnya yang terlihat cukup detail untuk seorang anak kecil... Ketika menggambar. Reza terlihat sangat senang, karena adiknya sudah semakin mahir, dalam menggambar: "WHOAA..! Gambarmu terlihat sangat bagus, yah..?!" Reza, menatap gambar itu, dengan detail. "Waahh.. ternyata adikku sudah semakin pandai menggambar, yah..! Kakak sangat senang!"

‎

‎Mendengar jawaban dari kakaknya itu, jelas membuat Lunalia bahagia! Perjuangannya selama ini tidak sia-sia! Lunalia selalu berusaha, agar gambarnya semakin indah di pandang: "BENARKAH..?! Hehehe. Aku sangat senang, Karena usahaku ternyata tidak sia-sia!" Ucapnya.

‎

‎Melihat Lunalia senang, membuat Reza ikut senang juga: "Hehehe. Ohh iya! Untuk merayakan semua usahamu itu... Bagaimana kalau kakak, mentraktir mu,  kue coklat... Kesukaanmu?"

‎

‎Mendengar jawaban dari kakaknya itu, membuat Lunalia terlihat sangat senang dan membalas: "Ahh.. BENARKAH..? AKU MAU..!!" Jelas, ia sangat Kegirangan dengan perkataan kakaknya itu. Saking senangnya, Lunalia menarik tangan kakaknya itu, karena sudah tidak sabar, untuk membeli kue coklat, kesukaannya. "Kakak, Ayo, kita beli sekarang!"

‎

‎Reza, yang tangannya terus di tarik oleh Lunalia, tetap sabar dan tersenyum kepadanya: "Ahh.. baiklah. Ayo, kita pergi sekarang, yah."

‎

‎Mereka berdua pun pergi untuk membeli kue coklat... Kesukaan, Lunalia...

‎

‎Lima tahun yang lalu, adalah sebuah momen yang tak akan pernah Reza lupakan. Lunalia, adalah gadis cantik yang selalu menarik perhatian orang-orang, di desa. Umurnya padahal baru saja beranjak lima tahun, tetapi aura keanggunan nya begitu luar biasa.

‎

‎Sebuah rumah kayu yang terlihat biasa saja. Rumah itu hanya di huni oleh dua orang... Reza, dan Lunalia. Kedua orang tua mereka sudah tiada... Saat Reza beranjak di usia tiga tahun. Namun, walaupun Reza dan Lunalia, sudah di tinggal pergi oleh kedua orang tuanya... Mereka tetap bahagia, walaupun hanya berdua saja.

‎

‎Tiga tahun berlalu... Setelah kepergian kedua orang tua mereka. Reza dan Lunalia, tetap mendapatkan sebuah kecukupan dari pihak atasan Astranova.

‎

‎Kehidupannya selama tiga tahun ini aman-aman saja. Reza terus mewariskan teknik gaya berpedang ayahnya itu. Walaupun memang, Reza selalu terlihat bingung, Bagaimana ayahnya bisa menggunakan dua pedang sekaligus.

‎

‎Reza juga sebenarnya masih belum mampu mengeluarkan kekuatan Api... Seperti ayahnya itu. Sekeras apapun ia berlatih, energinya selalu tidak cukup untuk mengeluarkan sebuah kekuatan Api.

‎

‎Sedangkan Lunalia, Ia nampak terus berkembang... Seiring Ia berlatih. Namun berlatih yang di maksud adalah menggambar.

‎

‎Entah mengapa, Reza sedikit iri dengan perkembangan adiknya itu. Walaupun, Reza pernah berpikir... Bahwa latihannya jauh berbeda, dengan latihan yang di lakukan oleh adiknya itu.

‎

‎Waktu di bab lima puluh dua. Di mana pada saat itu, Reza selalu berusaha, agar bisa menggunakan dua pedang sekaligus. Namun nampaknya, Reza masih sedikit kesulitan... Menggunakan dua pedang secara bersamaan di kedua tanganya itu. Sebenarnya Reza sangat kecewa, dengan dirinya sendiri. "Kenapa aku selalu saja gagal!?" Ucap hati nuraninya.

‎

‎Sedangkan kita tahu, Lunalia pada saat itu... Menunjukan sebuah gambar kepada Reza, yang terlihat sudah sangat bagus Untuk sebuah anak berumur lima tahun. Karena memang, Lunalia selalu berusaha untuk tidak menyerah! Ia selalu berlatih dan berlatih, agar gambarnya itu, dapat memuaskan dirinya. Sedangkan Reza? Ia juga sebenarnya sudah berusaha untuk berlatih mati-matian! Namun sayangnya, latihannya selama beberapa bulan itu ternyata hanya berupa kesia-siaan saja, itu yang ada di dalam pikiran Reza, selama ini...

‎

Hari-hari di mana Reza selalu saja gagal dalam menciptakan sebuah elemen api. Dirinya selalu saja mengalami stress karena perjuangannya selama ini hanya sia-sia saja. Namun untungnya, ia bisa meredam stress nya itu, berkat senyuman dan semangat untuk kakaknya, dari adik kesayangannya itu.

‎

‎Setiap kali Reza gagal dalam berlatih, Lunalia selalu berusaha untuk menyemangati kakaknya itu, dengan memberikannya sebuah gambar dirinya, dan penuh kasih sayang dari, Lunalia.

‎

‎Terlihat memang efeknya sangat luar biasa! Emosi Reza bahkan bisa mereda, saat di beri semangat dan kasih sayang dari adiknya itu. Di situlah Reza, tidak pantang menyerah! Untuk bisa mencapai cita-cita, menjadi ksatria, seperti ayahnya itu.

‎

‎Hari sabtu, pukul 5:00 pagi. Di mana pada hari libur ini, Reza ingin sekali mengajak Lunalia, ke tempat-tempat yang menurutnya indah. Namun, Reza masih merahasiakan rencananya ini. Ia akan mulai mengejutkannya, saat makan pagi nanti...

‎

‎

‎MAKAN PAGI PUN TIBA...

‎

‎Jam menunjukan pukul 7:00. Di mana pada saat itu, Reza dan Lunalia, sedang asik makan bersama di meja makan dapur. Disana, Reza seperti sudah tidak sabar ingin mengajaknya ke tempat-tempat yang indah. Dan tanpa berpikir panjang, Reza pun berkata, kepada Lunalia: "Lunalia. Bagaimana kalau hari ini, kita pergi ke tempat-tempat yang bagus? Kakak tahu tempat yang akan kau sukai." Ucapnya.

‎

‎Mendengar tawaran dari kakaknya itu jelas membuat Lunalia penasaran: "Tempat yang indah..?" Lunalia, terlihat bingung.

‎

‎Reza: "Eum! Tempat itu sangat LUAS..! Di penuhi banyak rerumputan, dan pepohonan. Di sana juga banyak sekali berbagai macam hewan dan serangga! Kau pasti akan sangat menyukai tempat itu!" Ucapnya.

‎

‎Tanah yang di penuhi rumput, banyaknya pepohonan, dan berbagai macam hewan dan serangga. Jelas itu membuat Lunalia penasaran, sekaligus terlihat senang! Dengan ekspresi nya yang sudah tidak sabar... Untuk menemui tempat itu, Lunalia pun menjawab: "KALAU BEGITU, AKU MAU KE SANA..!" Lunalia terlihat senang, karena kakaknya mau mengajaknya ke tempat yang indah.

‎

‎Melihat adiknya yang sudah tidak sabar, jelas membuatnya senang dan berkata: "Hehehe. Baiklah kalau begitu. Selesai makan nanti... kita langsung berangkat, yah..!" Ucapnya, berjanji.

‎

‎Dengan perasaan senang, Lunalia pun menjawab: "EUM..! BAIKLAH..!" Lunalia pun cepat-cepat menghabiskan makanan itu. Reza yang melihatnya pun menasehatinya, agar tidak buru-buru, dalam makan...

‎

‎

‎LOMPATAN WAKTU...

‎

‎Momen-momen bahagia di hari libur. Lunalia nampak sangat bersemangat, ketika Reza mengajaknya jalan-jalan! Saking semangatnya, ia sampai tidak lupa membawa sebuah alat-alat gambarnya, beserta barang-barang yang penting untuk di perjalanan nanti. Reza juga sebenarnya nampak bingung... Dengan persiapan yang di lakukan adiknya itu. Membawa sebuah obat-obatan, makanan, dan lain-lain. Itu semua di masukan ke dalam tas yang lebih besar dari ukuran badannya itu.

‎

‎Namun Reza mengerti dengan semua persiapan yang di bawa oleh, Lunalia. Seorang wanita seperti Lunalia, pasti paham betul... persiapan untuk di jalan nanti. Karena Reza adalah seorang gentle man, jelas ia membawa tas besar itu, dan membiarkan Lunalia, tidak membawa barang berat apapun... Ketika mereka berjalan nanti...

"SPECIAL BAB EDITION."

(BERSAMBUNG)

‎