BELUM DI REVISI!!!
Fatimah Az-Zahra, seorang wanita yang baru saja merasakan patah hati, tapi siapa sangka kedua orang tuanya merencanakan sesuatu yang mau tak mau harus ia ikuti.
Ia harus menikah dengan laki-laki yang sama sekali tidak ia kenali terlebih laki-laki itu seorang Gus, anak dari seorang kyai.
Mau tahu kelanjutannya ceritanya mari kita kepoin....
Kalau gak suka skip aja....
Selamat membaca.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon limr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20
...~ happy reading ~...
Sepanjang perjalanan Gus Sayhan dan Zahra tidak berbicara.
" Gus " panggil Zahra.
Gus sayhan berhenti dan melihat ke arahnya, tepat ketika Zahra melihat Gus Sayhan juga. Dan saat itu juga tatapan mata mereka bertemu beberapa detik dan pada akhirnya Gus Sayhan membuang muka.
" Iya " Jawab Gus Sayhan dingin. Mendengar suara berat dari Gus Sayhan, membuat Zahra tidak nyaman. Ya, kerena baru kali nya ia mendengar suara yang dingin dari lawan bicara nya.
" Begini Gus, Sayakan masih kuliah, mungkin satu bulan lagi saya masuk. " Jujur Zahra sangat bingung menjelaskannya bagaimana. di tambah dengan sikap Gus Sayhan.
" Saya mengerti, nanti saya pikirkan untuk kedepannya" setalah mengatakan itu Gus Sayhan langsung melangkahkan kakinya.
" apa dia marah? kenapa aku mendapatkan suaminya yang bermuka datar seperti dia "
Zahra yang melihat itu pun ikut melangkah kan kakinya, gimana dengan pikiran saat ini?. pikiran sedang saling menyerang atau sama lain.
Sesampainya di ndalem Gus Sayhan langsung masuk ke kamarnya. Sedang Zahra bertemu dengan sang mertua ketika sang mertua hendak keluar, memanggil mereka.
" Nak kamu udah balik, suami mu mana nak " Tanya ummi
" Iya ummi, tadi Gus Sayhan langsung menuju kamar ummi" Jawab Zahra sopan.
" Baiklah, panggil suami mu, kita makan bersama." ujar ummi.
" iya ummi"
Zahra melangkah kan kakinya menuju kamarnya dan Gus sayhan. Zahra membuka pintu, tidak menemukan Gus Sayhan.
" Tidak ada, kemana dia ?"
Tak berapa lama pintu kamar mandi pun dibuka seseorang. Gus Sayhan melihat Zahra, Setiap mata mereka bertemu Gus Sayhan langsung membuang muka seperti tidak suka.
" Segitu bencinya kah dia sama aku" ucap Zahra dalam hatinya. " apa begitu hina nya aku di mata dia, walaupun pernikahan ini tidak ku ingin kan, setidaknya aku menikah sekali dalam hidup ku" jeritan hati Zahra.
" Ummi menyuruh saya memanggil Gus untuk makan malam"
Setelah mengatakan itu, Zahra langsung pergi meninggalkannya. dan Zahra sudah sampai di meja makan. ia bisa melihat kedua mertuanya ada di sana.
" Nak dimana suami mu?" Tanya Abi.
" Saya di sini Abi " ucap Gus Sayhan. Zahra melihat ke arah Gus Sayhan. Gus Sayhan tidak sama sekali menghiraukan Zahra.
Tak mau ambil pusing Zahra mengambilkan suaminya makan dan mengambilkan untuk dirinya.
Mereka berempat pun makan malam keadaan hening, hanya ada suara deringan sendok dan garpu yang beradu dengan piring.
Selesai makan seperti biasa Zahra membantu mertuanya membereskan peralatan makan.
" Nak setelah ini ummi mau bicara"
" Iya ummi, ummi mau bicara apa?"
" Setelah ini ya nak, akhirnya selesai juga " ucap ummi " kamu tunggu ummi di ruang tengah ya nak, ummi mau ambil sesuatu dulu"
" Iya ummi" Zahra hanya menurut saja, dan berjalan menuju ruang tengah.
...~O0O~...
Zahra masuk ke dalam kamarnya. terlihat suaminya sudah tertidur di lantai beralasan dengan karpet tipis.
" Kenapa dia tidak tidur di atas kasur saja, ini kan kamarnya seharusnya aku yang tidur di lantai bukan dirinya." ucap Zahra berbisik pada dirinya.
" Apa begitu hina nya aku" ucap Zahra dengan mata berkaca-kaca. " Kuatkan lah aku ya Robb" Air mata yang ia tahan pun akhirnya berhasil terjatuh.
Zahra menangis semuanya ini. mungkin beberapa hari sikap Gus Sayhan berbeda ketika sedang di pondok pesantren kakek Zaki, tapi sekarang Gus Sayhan seperti beruang kutub.
Di pesantren kakek Zaki Gus Sayhan sedikit bersikap hangat pada dirinya tapi sekarang sudah lah.
Zahra masuk kemar mandi dan terus menangis tersedu sedu. ia menatap dirinya sendiri di cermin besar.
" Hatiku memeng cepat meleleh seperti lilin yang sedang di bakar, ketika melihat sikap hangat mu. Tapi hatiku ini bukan tempat mainan orang yang tak pantas mempermainkannya.
...🍒🍒...
Haii🖤
Happy reading guys 🖤
Jangan lupa like, vote and comment:V🖤
🍒 terimakasih sudah mampir 🤍